Kamis, 01 November 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : Tak Ada Kata Berpisah.
Pembicara : Joni Saharani (Sekretariat He Qi Utara, 3 in 1, sound system).
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 01 November 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 50 orang.

Akhir tahun 2006 Joni Saharani pertama kali bertemu dengan Livia Shigu di ITC Mangga Dua, kantor Yayasan Buddha Tzu Chi. Sewaktu jam istirahat kantor, Joni Saharani sempatkan waktu ke sana (pada saat itu Joni Saharani masih kuliah sambil bekerja). Begitu masuk tidak ada orang, karena waktu itu recepsionis sedang makan siang, lalu keluar Livia Shigu dan menyapanya. Sempat ngobrol-ngobrol dengan Livia Shigu lalu diajak untuk menjadi relawan. Karena waktu yang dimiliki sangat terbatas, maka Joni Saharani memutuskan untuk menjadi donatur saja. “Oh iya, tidak apa-apa, sama saja” kata Livia Shigu. Ternyata dalam perjalanan Joni Saharani balik ke kantor sudah mentransfer dana lalu menginfokan ke Livia Shigu via sms. Dan terlihat Livia Shigu sangat berkesan terhadap Joni Saharani. Belakangan di smsin oleh Livia Shigu, akhirnya mulai aktif di Tzu Chi.

Tahun 2007 belajar isyarat tangan bersama Kevin dan Karim, mereka sangat mahir “shou yu” (isyarat tangan). Joni Saharani kenal Po San Shixiong, ketika ada pameran Jingsi, lalu diajak Po San Shixiong untuk ikut kegiatan Bedah Buku tetapi Joni belum mengikuti kegiatan bedah buku, setelah bertemu dengan Amelia Devina Shijie lalu diajak, baru ikut kegiatan bedah buku. Pada tahun 2010 Joni Saharani selain sebagai relawan Tzu Chi juga bekerja di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi – Cengkareng di bagian Logistik dan Pembelian. Di sini saya kenal Pau Pin Shigu dan Cenny Shigu sebagai Pemerhati Bidang Pendidikan. Pau Pin Shigu sosok Ibu yang baik bagi karyawan, relawan, guru, staf dan siswa. Cenny Shigu, dia juga selalu membimbing saya. Orangnya sangat bijaksana dan teliti. Berkat dia, apa yang saya kerjakan menjadi lebih baik. Di sini saya mau berterima kasih kepada semua yang telah menjalin jodoh baik dengan saya selama ini, ada juga Ibu Dyah selaku Direktur Pendidikan Sekolah, Suryadi Shixiong, Merry Shijie (bekerja di Yayasan Buddha Tzu Chi dan sering membantu kegiatan di sekolah) dan Jhonny Tanny Shixiong (He Qi Barat 3 in 1 dan sound system). Mereka inilah yang punya andil dalam hidup saya, sehingga sampai hari ini saya bisa tetap di Tzu Chi. Suryadi Shixiong adalah teman SMA saya dulu. Ketika ada baksos di Jakarta Selatan, saya baru tahu bahwa Suryadi kerja di Yayasan. Terus ngobrol-ngobrol, lalu saya tanya ada lowongan di Yayasan? Lalu jodoh itupun datang di Sekolahan. Trima kasih Suryadi Shixiong, berkat Suryadi Shixiong, saya bisa bekerja di Sekolah Cinta KasihTzu Chi dan ada juga Ibu Helena sebagai HRD Yayasan.

“Orang yang mampu menunjukkan jalan yang benar pada kita adalah seorang guru yang baik, orang yang bisa berjalan beriring di jalan yang benar dengan kita adalah sahabat yang bermanfaat” kata perenungan Master Cheng Yen.

Jika ada kesempatan dan waktu maka menjadi jodoh.
1. Tidak ada kesempatan, tidak ada waktu = hargai berkah.
Saya berada di posisi ini pada saat kuliah dan kerja, saya mulai dengan menjadi donatur.

2. Ada kesempatan, tidak ada waktu = atur waktu sebaik mungkin.
Saya kuliah pada hari sabtu dan minggu. Senin sampai jumat harus kuliah 1 malam. Nah, saya atur waktu untuk ikut kegiatan Tzu Chi, ternyata hanya bisa ikut Shou Yu dan Bedah Buku. Di bedah buku saya terinspirasi oleh salah seorang relawan yang masih muda dan kegiatannya banyak sekali. Kenapa dia bisa sedangkan saya tak bisa? Dia adalah Amelia Devina.

3. Tidak ada kesempatan, ada waktu = ciptakan kesempatan.
Setelah selesai kuliah, tunggu tugas akhir, lebih punya waktu tapi kesempatan itu tak ada. Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan, tetapi tidak tahu jadwal kegiatan di Tzu Chi. Lalu saya datang ke Jingsi Pluit lihat jadwal kegiatan apa saja dan kapan. Ternyata setiap minggu ada kegiatan sehingga kesempatan itu ada. Tzu Chi itu melakukan sesuatu untuk orang lain. Saya membaca status di Facebook teman, ada yang memberikan komentar kepadanya, Kenapa ikut Tzu Chi, habis waktu, capek, tidak dapat apa-apa. Setelah saya pikir-pikir memang benar lebih banyak waktu kita di Tzu Chi dan jawabannya bukan Tzu Chi yang butuh kita, tetapi kita yang butuh Tzu Chi. Jikalau mau berbuat kebajikan, kesempatan itu ada di Tzu Chi. Dengan membantu orang lain, kita bahagia dan merasa lebih baik dari orang yang kita bantu maka kita bisa bersyukur. Menyadari kita berlebih dibanding yang berkekurangan.

4. Ada kesempatan, ada waktu = gan en.
Tahun 2008 dilantik Biru Putih di RSKB Cengkareng. Pernah berikrar akan selamanya di Jalan Tzu Chi.

Tahun 2011 Pada kegiatan Hari Ayah, Like Shigu menjelaskan kalau bervegetarian pas hari Ayah, selain tidak membunuh makhluk hidup sekaligus juga melestarikan lingkungan, dengan begitu bisa mendapatkan pahala lalu melimpahkan jasa ini kepada Ayah. Kemudian Joni pun berikrar akan terus bervegetarian. Saya teringat kata Perenungan Master Cheng Yen: “Jangan menganggap remeh diri sendiri karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga”, kata Joni.

Awalnya saya diberi tanggung jawab oleh Livia Shigu dibagian seketariat dan Sound System. Di sini saya kenal dengan Feranika Husodo yang bersumbangsih di sekretariat dan sounds system. Ada Bambang Shixiong juga. Setiap orang adalah Sutra Hidup. Saya banyak belajar dari orang-orang yang saya temui, dan selama berada di “belakang layar” selama mengikuti acara Training Abu Putih, Biru Putih, Komite, banyak ilmu yang didapat dari sharing mereka. Di 3 in 1, Henry Tando banyak membantu (membimbing) saya. Dulu ada Widarsono, sekarang juga sudah pulang kampung. Riadi dari He Qi Barat juga pernah membimbing saya. Kita selalu bareng ketika ada kegiatan kolaborasi He qi Barat dan Utara.

“Dengan keyakinan, keuletan dan keberanian tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini”, kata Perenungan Master Cheng Yen. Awalnya Joni takut ketika mendapat berkah fungsionaris. Seandainya dulu tidak menerima tanggung jawab itu, mungkin hari ini tidak berada di sini. Karena keyakinan, keuletan dan keberanian maju terus, maka tidak takut tidak berhasil. Di Tzu Chi banyak yang membantu. Modal nekad. Just do it. Banyak yang akan menolong untuk terus maju. Tidak ada kata berpisah, ikrar awal “terus berada di jalan Tzu Chi”, jika masih ada jiwa di raga ini dan jodoh kita terjalin baik, saya percaya kita akan bertemu lagi suatu saat”. Master pernah berkata gunakan waktu semaksimal dan mengejar kesempatan. Semoga dua atau tiga tahun lagi, saya bisa berkunjung ke Jakarta dan hidup lancar.Gan en.

Sharing dari Amelia Devina:
Kesan saya terhadap Joni adalah seseorang yang selalu punya waktu, selalu menyempatkan diri, tidak pernah mengeluh, selalu siap menerima tanggungjawab. Dia selalu susah menolak, kalau diminta. Karena menerima tanggungjawab jadi banyak belajar. Joni sifatnya iseng dan humoris (pintar bermain kata-kata plesetan). Joni selalu siap membantu kalau dibutuhkan (walau orangnya tidak hadir, hati selalu hadir). Di Depo, Joni yang mensetting Sound Systemnya. Jadi kalau ada Joni, tenang dech. Gan en sudah menjadi teman yang baik. Kami berharap Joni akan kembali sharing seperti saat ini. Saya dulu juga sering diantar Joni kemana-mana, selalu siap antar jemput. Joni baik orangnya.

Sharing dari Po San:
Senang bisa bersama Joni. Hari ini ada Bedah Buku berkat Joni yang membantu setting sounds system dan mic. Gan en Joni sudah membantu dengan sungguh-sungguh. Dulu bedah buku kadang di lantai bawah, jadi Joni yang mengangkat peralatannya naik turun. Saya sudah tidak ingat cerita dulu, gan en Joni masih mengingatnya.
Sharing dari Henry Tando:
Ternyata saya dapat kesempatan juga untuk berbicara. Saya hari ini terharu dan tergugah, pas foto-foto relawan tampil ada Widarsono Shixiong. Saya teringat perpisahan Widarsono Shixiong, pulang kampung bukan berarti berhenti tetapi menunggu tumbuhnya relawan baru. 3 in 1 bisa introspeksi diri, ternyata ini loh gunanya 3 in 1. Saya selalu minta tolong sama Joni Shixiong. Setelah mendengar ikrar Joni, timbul kekuatan baru dan semangat baru dalam diriku. Di Tzu Chi tidak takut jauh dari peradaban, benih cinta kasih pasti akan tumbuh.

Sharing dari Bambang:
Kalau ada tekad ada jalan, di Tzu Chi menjalin jodoh dengan orang, cinta tidak akan berkurang jika dibagi malah akan berkembang. Biar semua orang tahu, jika saya lupa yang lain akan mengingatnya. Pada saat jatuh, ada yang menarik. Joni ini memang sifatnya usil, tapi dari keusilannya lalu bisa akrab.


Sharing dari Feranika Husodo:
Kenal Joni dari Livia Shigu. Saya belajar Sound System dari Joni tanggal 4 Agustus 2009. Dia adalah guru saya. Ketika mendapat berkah mengedit video, mengetik text, akhirnya saya minta Joni Shixiong bantuin. Sama-sama berbagi ilmu. Kesan saya terhadap Joni: orangnya selalu membantu dan bisa diandalkan. Kalau ada kegiatan kebaktian “Gong Xiu”, beberapa hari sebelumnya saya sudah minta tolong sama Joni Shixiong untuk mensetting Sound System. Dan dia dengan senang hati pasti akan membantu.

Sharing dari Melliza Suhartono:
Joni adalah teman. Joni benar-benar orang Tzu Chi sejati, ramah, selalu tersenyum, sabar mengajarin orang penuh senyum, tekun dan penuh tanggungjawab. Saya belajar banyak dari dia. Joni seperti Bodhisattva, kalau melihat orang susah langsung datang membantu. Pernah sewaktu Training Abu, Yayasan tidak mempersiapkan Sound System. Lalu Joni dengan gigih mencari bantuan, dan akhirnya dibantu Livia Shigu by phone ke Yayasan. Kalau kerjain video (dikasih subtitle) bisa dikerjakan sampai pagi. Kalau saya lebih memilih tidur jika sudah malam. Gan en Joni Shixiong.

Sharing dari Maya:
Saya belum kenal Joni, pada bulan 7 penuh berkah kemarin, saya kebagian tugas mengatur barisan. Saya lihat layarnya kecil. Lalu saya lihat Joni, dan mengkritik kalau layarnya itu terlalu kecil, yang dibelakang tidak akan kelihatan, gimana sounds systemnya koq begini? Saya tidak tahu kalau Joni ini dibagian Sound System. Ternyata Joni menjawab, nanti dia sampaikan ke bagiannya. Kesan saya, dia orangnya baik, karena dia menjaga perasaan saya, seandainya dia bilang dia yang urus Sound System, tentu saya akan malu jadinya.

Sharing dari Livia:
Saya sangat kehilangan. Memang benar kesempatan harus dicari. Waktu dan jalinan jodoh ada. Biasanya saya meeting beberapa bulan sekali di Yayasan. Nah pas hari meeting itu, ketemu Joni. Lalu saya ajak jadi donatur. Sewaktu acara Pemberkahan Akhir Tahun, Joni tanya: “saya bisa bantu apa?”. Nah Livia Shigu jawab: “Bantu beresin buku-buku dan meja”, relawan yang lain juga kalau datang suka membantu. Saya mewakili Team He Qi Utara mengucapkan Gan en. Sangat Gan en ada Joni yang sangat membantu. Dulu saya juga foto sendiri dan membuat laporan sendiri. Gan en kepada semua Team. Joni walaupun bukan Buddhis, tapi mau pagi-pagi datang mensetting Sound System. Kalau ada Joni, tenang dech. Kalau ditanya bisa tidak, selalu menjawab bisa. Video untuk sharing Chao San juga Joni yang bantu, padahal dia ada acara ke Puncak, tapi masih sempat singgah untuk bantuin. Oh ya, Like Shijie ada bilang, tidak bisa hadir malam ini. Kita doakan sehat, sukses selalu dan menyebarkan Dharma Master Cheng Yen sampai ke Kalimantan.

Sharing dari Hok Lay:
Senang melihat smiling facenya Joni. Dikasih kerjaan selalu bilang berkah. Selalu senyum, tidak pernah ngedumel, mengeluh. Di bidang Sound System, enjoy saja. Speaker dan amplifier di Gong Xiu adalah hasil daur ulang dari Joni.

Sharing dari Stephen Ang:
Bekerja dengan sepenuh hati sudah termasuk Profesional. Joni Saharani waktu demi waktu belajar terus, dan akhirnya bisa. Keputusan ada di dalam diri kita, waktu bisa diatur. Selesaikan terlebih dahulu urusan pribadi baru membantu yang lain, seperti yang dianjurkan Master Cheng Yen. Ketika bertugas pasang poster saya sempat bertemu dengan Joni Saharani walaupun dia punya tugas ke luar kota, tapi masih menyempatkan waktu untuk membantu memasangkan Poster. Pengalaman yang baik adalah mendengar dari nara sumber yang nyata.


"Hati yang paling bernilai dalam kehidupan ini adalah hati yang tahu berterima-kasih. Kekuatan paling besar dalam kehidupan ini adalah kekuatan cinta kasih", kata Perenungan Master Cheng Yen.

Joni berterima-kasih kepada semua relawan dan kita juga akan berterima-kasih kepada Joni. Kita bisa mengambil semangat Joni untuk kehidupan kita.

Sharing dari Widarsono:
Joni lebih beruntung, di Kalimantan ada kantor penghubung. (Jarak tempuh kediaman Joni dengan kantor Penghubung berkisar 4 jam perjalanan). Salam penambah semangat untuk Joni.

Gan En.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.