Tema : Tak Ada Kata Berpisah.
Pembicara : Joni Saharani (Sekretariat He Qi Utara, 3 in 1, sound system).
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 01 November 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 50 orang.

Tahun 2007 belajar isyarat tangan bersama Kevin dan Karim, mereka
sangat mahir “shou yu” (isyarat tangan). Joni Saharani kenal Po San
Shixiong, ketika ada pameran Jingsi, lalu diajak Po San Shixiong untuk
ikut kegiatan Bedah Buku tetapi Joni belum mengikuti kegiatan bedah
buku, setelah bertemu dengan Amelia Devina Shijie lalu diajak, baru ikut
kegiatan bedah buku. Pada tahun 2010 Joni Saharani selain sebagai
relawan Tzu Chi juga bekerja di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi – Cengkareng
di bagian Logistik dan Pembelian. Di sini saya kenal Pau Pin Shigu dan
Cenny Shigu sebagai Pemerhati Bidang Pendidikan. Pau Pin Shigu sosok Ibu
yang baik bagi karyawan, relawan, guru, staf dan siswa. Cenny Shigu,
dia juga selalu membimbing saya. Orangnya sangat bijaksana dan teliti.
Berkat dia, apa yang saya kerjakan menjadi lebih baik. Di sini saya mau
berterima kasih kepada semua yang telah menjalin jodoh baik dengan saya
selama ini, ada juga Ibu Dyah selaku Direktur Pendidikan Sekolah,
Suryadi Shixiong, Merry Shijie (bekerja di Yayasan Buddha Tzu Chi dan
sering membantu kegiatan di sekolah) dan Jhonny Tanny Shixiong (He Qi
Barat 3 in 1 dan sound system). Mereka inilah yang punya andil dalam
hidup saya, sehingga sampai hari ini saya bisa tetap di Tzu Chi. Suryadi
Shixiong adalah teman SMA saya dulu. Ketika ada baksos di Jakarta
Selatan, saya baru tahu bahwa Suryadi kerja di Yayasan. Terus
ngobrol-ngobrol, lalu saya tanya ada lowongan di Yayasan? Lalu jodoh
itupun datang di Sekolahan. Trima kasih Suryadi Shixiong, berkat Suryadi
Shixiong, saya bisa bekerja di Sekolah Cinta KasihTzu Chi dan ada juga
Ibu Helena sebagai HRD Yayasan.
“Orang yang mampu menunjukkan jalan yang benar pada kita
adalah seorang guru yang baik, orang yang bisa berjalan beriring di
jalan yang benar dengan kita adalah sahabat yang bermanfaat” kata perenungan Master Cheng Yen.
Jika ada kesempatan dan waktu maka menjadi jodoh.
1. Tidak ada kesempatan, tidak ada waktu = hargai berkah.
Saya berada di posisi ini pada saat kuliah dan kerja, saya mulai dengan menjadi donatur.
2. Ada kesempatan, tidak ada waktu = atur waktu sebaik mungkin.
Saya kuliah pada hari sabtu dan minggu. Senin sampai jumat harus kuliah 1 malam. Nah, saya atur waktu untuk ikut kegiatan Tzu Chi, ternyata hanya bisa ikut Shou Yu dan Bedah Buku. Di bedah buku saya terinspirasi oleh salah seorang relawan yang masih muda dan kegiatannya banyak sekali. Kenapa dia bisa sedangkan saya tak bisa? Dia adalah Amelia Devina.
3. Tidak ada kesempatan, ada waktu = ciptakan kesempatan.
Setelah selesai kuliah, tunggu tugas akhir, lebih punya waktu tapi kesempatan itu tak ada. Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan, tetapi tidak tahu jadwal kegiatan di Tzu Chi. Lalu saya datang ke Jingsi Pluit lihat jadwal kegiatan apa saja dan kapan. Ternyata setiap minggu ada kegiatan sehingga kesempatan itu ada. Tzu Chi itu melakukan sesuatu untuk orang lain. Saya membaca status di Facebook teman, ada yang memberikan komentar kepadanya, Kenapa ikut Tzu Chi, habis waktu, capek, tidak dapat apa-apa. Setelah saya pikir-pikir memang benar lebih banyak waktu kita di Tzu Chi dan jawabannya bukan Tzu Chi yang butuh kita, tetapi kita yang butuh Tzu Chi. Jikalau mau berbuat kebajikan, kesempatan itu ada di Tzu Chi. Dengan membantu orang lain, kita bahagia dan merasa lebih baik dari orang yang kita bantu maka kita bisa bersyukur. Menyadari kita berlebih dibanding yang berkekurangan.
4. Ada kesempatan, ada waktu = gan en.
Tahun 2008 dilantik Biru Putih di RSKB Cengkareng. Pernah berikrar akan selamanya di Jalan Tzu Chi.
Tahun 2011 Pada kegiatan Hari Ayah, Like Shigu menjelaskan kalau bervegetarian pas hari Ayah, selain tidak membunuh makhluk hidup sekaligus juga melestarikan lingkungan, dengan begitu bisa mendapatkan pahala lalu melimpahkan jasa ini kepada Ayah. Kemudian Joni pun berikrar akan terus bervegetarian. Saya teringat kata Perenungan Master Cheng Yen: “Jangan menganggap remeh diri sendiri karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga”, kata Joni.
Jika ada kesempatan dan waktu maka menjadi jodoh.
1. Tidak ada kesempatan, tidak ada waktu = hargai berkah.
Saya berada di posisi ini pada saat kuliah dan kerja, saya mulai dengan menjadi donatur.
2. Ada kesempatan, tidak ada waktu = atur waktu sebaik mungkin.
Saya kuliah pada hari sabtu dan minggu. Senin sampai jumat harus kuliah 1 malam. Nah, saya atur waktu untuk ikut kegiatan Tzu Chi, ternyata hanya bisa ikut Shou Yu dan Bedah Buku. Di bedah buku saya terinspirasi oleh salah seorang relawan yang masih muda dan kegiatannya banyak sekali. Kenapa dia bisa sedangkan saya tak bisa? Dia adalah Amelia Devina.
3. Tidak ada kesempatan, ada waktu = ciptakan kesempatan.
Setelah selesai kuliah, tunggu tugas akhir, lebih punya waktu tapi kesempatan itu tak ada. Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan, tetapi tidak tahu jadwal kegiatan di Tzu Chi. Lalu saya datang ke Jingsi Pluit lihat jadwal kegiatan apa saja dan kapan. Ternyata setiap minggu ada kegiatan sehingga kesempatan itu ada. Tzu Chi itu melakukan sesuatu untuk orang lain. Saya membaca status di Facebook teman, ada yang memberikan komentar kepadanya, Kenapa ikut Tzu Chi, habis waktu, capek, tidak dapat apa-apa. Setelah saya pikir-pikir memang benar lebih banyak waktu kita di Tzu Chi dan jawabannya bukan Tzu Chi yang butuh kita, tetapi kita yang butuh Tzu Chi. Jikalau mau berbuat kebajikan, kesempatan itu ada di Tzu Chi. Dengan membantu orang lain, kita bahagia dan merasa lebih baik dari orang yang kita bantu maka kita bisa bersyukur. Menyadari kita berlebih dibanding yang berkekurangan.
4. Ada kesempatan, ada waktu = gan en.
Tahun 2008 dilantik Biru Putih di RSKB Cengkareng. Pernah berikrar akan selamanya di Jalan Tzu Chi.
Tahun 2011 Pada kegiatan Hari Ayah, Like Shigu menjelaskan kalau bervegetarian pas hari Ayah, selain tidak membunuh makhluk hidup sekaligus juga melestarikan lingkungan, dengan begitu bisa mendapatkan pahala lalu melimpahkan jasa ini kepada Ayah. Kemudian Joni pun berikrar akan terus bervegetarian. Saya teringat kata Perenungan Master Cheng Yen: “Jangan menganggap remeh diri sendiri karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga”, kata Joni.

“Dengan keyakinan, keuletan dan keberanian tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini”, kata Perenungan Master Cheng Yen. Awalnya Joni takut ketika mendapat berkah fungsionaris. Seandainya dulu tidak menerima tanggung jawab itu, mungkin hari ini tidak berada di sini. Karena keyakinan, keuletan dan keberanian maju terus, maka tidak takut tidak berhasil. Di Tzu Chi banyak yang membantu. Modal nekad. Just do it. Banyak yang akan menolong untuk terus maju. Tidak ada kata berpisah, ikrar awal “terus berada di jalan Tzu Chi”, jika masih ada jiwa di raga ini dan jodoh kita terjalin baik, saya percaya kita akan bertemu lagi suatu saat”. Master pernah berkata gunakan waktu semaksimal dan mengejar kesempatan. Semoga dua atau tiga tahun lagi, saya bisa berkunjung ke Jakarta dan hidup lancar.Gan en.
Sharing dari Amelia Devina:
Kesan saya terhadap Joni adalah seseorang yang selalu punya waktu, selalu menyempatkan diri, tidak pernah mengeluh, selalu siap menerima tanggungjawab. Dia selalu susah menolak, kalau diminta. Karena menerima tanggungjawab jadi banyak belajar. Joni sifatnya iseng dan humoris (pintar bermain kata-kata plesetan). Joni selalu siap membantu kalau dibutuhkan (walau orangnya tidak hadir, hati selalu hadir). Di Depo, Joni yang mensetting Sound Systemnya. Jadi kalau ada Joni, tenang dech. Gan en sudah menjadi teman yang baik. Kami berharap Joni akan kembali sharing seperti saat ini. Saya dulu juga sering diantar Joni kemana-mana, selalu siap antar jemput. Joni baik orangnya.
Kesan saya terhadap Joni adalah seseorang yang selalu punya waktu, selalu menyempatkan diri, tidak pernah mengeluh, selalu siap menerima tanggungjawab. Dia selalu susah menolak, kalau diminta. Karena menerima tanggungjawab jadi banyak belajar. Joni sifatnya iseng dan humoris (pintar bermain kata-kata plesetan). Joni selalu siap membantu kalau dibutuhkan (walau orangnya tidak hadir, hati selalu hadir). Di Depo, Joni yang mensetting Sound Systemnya. Jadi kalau ada Joni, tenang dech. Gan en sudah menjadi teman yang baik. Kami berharap Joni akan kembali sharing seperti saat ini. Saya dulu juga sering diantar Joni kemana-mana, selalu siap antar jemput. Joni baik orangnya.
Senang bisa bersama Joni. Hari ini ada Bedah Buku berkat Joni yang
membantu setting sounds system dan mic. Gan en Joni sudah membantu
dengan sungguh-sungguh. Dulu bedah buku kadang di lantai bawah, jadi
Joni yang mengangkat peralatannya naik turun. Saya sudah tidak ingat
cerita dulu, gan en Joni masih mengingatnya.
Ternyata saya dapat kesempatan juga untuk berbicara. Saya hari ini
terharu dan tergugah, pas foto-foto relawan tampil ada Widarsono
Shixiong. Saya teringat perpisahan Widarsono Shixiong, pulang kampung
bukan berarti berhenti tetapi menunggu tumbuhnya relawan baru. 3 in 1
bisa introspeksi diri, ternyata ini loh gunanya 3 in 1. Saya selalu
minta tolong sama Joni Shixiong. Setelah mendengar ikrar Joni, timbul
kekuatan baru dan semangat baru dalam diriku. Di Tzu Chi tidak takut
jauh dari peradaban, benih cinta kasih pasti akan tumbuh.
Sharing dari Bambang:
Kalau ada tekad ada jalan, di Tzu Chi menjalin jodoh dengan orang,
cinta tidak akan berkurang jika dibagi malah akan berkembang. Biar semua
orang tahu, jika saya lupa yang lain akan mengingatnya. Pada saat
jatuh, ada yang menarik. Joni ini memang sifatnya usil, tapi dari
keusilannya lalu bisa akrab.
Sharing dari Feranika Husodo:
Kenal Joni dari Livia Shigu. Saya belajar Sound System dari Joni
tanggal 4 Agustus 2009. Dia adalah guru saya. Ketika mendapat berkah
mengedit video, mengetik text, akhirnya saya minta Joni Shixiong
bantuin. Sama-sama berbagi ilmu. Kesan saya terhadap Joni: orangnya
selalu membantu dan bisa diandalkan. Kalau ada kegiatan kebaktian “Gong
Xiu”, beberapa hari sebelumnya saya sudah minta tolong sama Joni
Shixiong untuk mensetting Sound System. Dan dia dengan senang hati pasti
akan membantu.
Sharing dari Melliza Suhartono:
Joni adalah teman. Joni benar-benar orang Tzu Chi sejati, ramah,
selalu tersenyum, sabar mengajarin orang penuh senyum, tekun dan penuh
tanggungjawab. Saya belajar banyak dari dia. Joni seperti Bodhisattva,
kalau melihat orang susah langsung datang membantu. Pernah sewaktu
Training Abu, Yayasan tidak mempersiapkan Sound System. Lalu Joni dengan
gigih mencari bantuan, dan akhirnya dibantu Livia Shigu by phone ke
Yayasan. Kalau kerjain video (dikasih subtitle) bisa dikerjakan sampai
pagi. Kalau saya lebih memilih tidur jika sudah malam. Gan en Joni
Shixiong.
Sharing dari Maya:
Saya belum kenal Joni, pada bulan 7 penuh berkah kemarin, saya
kebagian tugas mengatur barisan. Saya lihat layarnya kecil. Lalu saya
lihat Joni, dan mengkritik kalau layarnya itu terlalu kecil, yang
dibelakang tidak akan kelihatan, gimana sounds systemnya koq begini?
Saya tidak tahu kalau Joni ini dibagian Sound System. Ternyata Joni
menjawab, nanti dia sampaikan ke bagiannya. Kesan saya, dia orangnya
baik, karena dia menjaga perasaan saya, seandainya dia bilang dia yang
urus Sound System, tentu saya akan malu jadinya.
Sharing dari Livia:
Saya sangat kehilangan. Memang benar kesempatan harus dicari. Waktu
dan jalinan jodoh ada. Biasanya saya meeting beberapa bulan sekali di
Yayasan. Nah pas hari meeting itu, ketemu Joni. Lalu saya ajak jadi
donatur. Sewaktu acara Pemberkahan Akhir Tahun, Joni tanya: “saya bisa
bantu apa?”. Nah Livia Shigu jawab: “Bantu beresin buku-buku dan meja”,
relawan yang lain juga kalau datang suka membantu. Saya mewakili Team He
Qi Utara mengucapkan Gan en. Sangat Gan en ada Joni yang sangat
membantu. Dulu saya juga foto sendiri dan membuat laporan sendiri. Gan
en kepada semua Team. Joni walaupun bukan Buddhis, tapi mau pagi-pagi
datang mensetting Sound System. Kalau ada Joni, tenang dech. Kalau
ditanya bisa tidak, selalu menjawab bisa. Video untuk sharing Chao San
juga Joni yang bantu, padahal dia ada acara ke Puncak, tapi masih sempat
singgah untuk bantuin. Oh ya, Like Shijie ada bilang, tidak bisa hadir
malam ini. Kita doakan sehat, sukses selalu dan menyebarkan Dharma
Master Cheng Yen sampai ke Kalimantan.
Sharing dari Hok Lay:
Senang melihat smiling facenya Joni. Dikasih kerjaan selalu bilang
berkah. Selalu senyum, tidak pernah ngedumel, mengeluh. Di bidang Sound
System, enjoy saja. Speaker dan amplifier di Gong Xiu adalah hasil daur
ulang dari Joni.
Sharing dari Stephen Ang:
Bekerja dengan sepenuh hati sudah termasuk Profesional. Joni Saharani
waktu demi waktu belajar terus, dan akhirnya bisa. Keputusan ada di
dalam diri kita, waktu bisa diatur. Selesaikan terlebih dahulu urusan
pribadi baru membantu yang lain, seperti yang dianjurkan Master Cheng
Yen. Ketika bertugas pasang poster saya sempat bertemu dengan Joni
Saharani walaupun dia punya tugas ke luar kota, tapi masih menyempatkan
waktu untuk membantu memasangkan Poster. Pengalaman yang baik adalah
mendengar dari nara sumber yang nyata.
"Hati yang paling bernilai dalam kehidupan ini adalah hati
yang tahu berterima-kasih. Kekuatan paling besar dalam kehidupan ini
adalah kekuatan cinta kasih", kata Perenungan Master Cheng Yen.
Joni berterima-kasih kepada semua relawan dan kita juga akan
berterima-kasih kepada Joni. Kita bisa mengambil semangat Joni untuk
kehidupan kita.
Sharing dari Widarsono:
Joni lebih beruntung, di Kalimantan ada kantor penghubung. (Jarak
tempuh kediaman Joni dengan kantor Penghubung berkisar 4 jam
perjalanan). Salam penambah semangat untuk Joni.
Gan En.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.