Kamis, 15 Maret 2012

Kegiatan : Bedah Buku He Qi Utara

Tema : “Sebuah Perjalanan Yang Memberi Inspirasi”
MC : Po San
Sharing by : Lo Hok Lay
Lokasi :  Jing Si Books & Cafe Pluit
Waktu : 15 Maret 2012, 19.00-21.00 WIB
Jumlah Peserta : 26 orang

 Sharing by Lo Hok Lay Shixiong :

Awal bergabung di Tzu Chi hampir karena terpaksa. Motivasi awal saya bergabung adalah :
1. bertobat (menebus dosa), karena saya telah melakukan banyak kesalahan terhadap keluarga.
2. mencari pahala




Motivasi setelah bergabung di Tzu Chi :
1. Menolong orang lain
2. Menjadi orang baik
3. Meningkatkan moralitas
4. Belajar kebijaksanaan

Sejak awal tahun 2008 hingga sekarang, saya aktif sebagai relawan di RSKB Cinta Kasih Cengkareng. Di sana kita bisa melihat banyak hal, lahir, tua, sakit, meninggal. Ada rasa senang, gembira, sedih, kemalangan, semuanya ada. Master bilang, kalau kita mencari pahala, kita akan kecewa. Saya pernah jatuh dan pergelangan tangan saya patah. Ini suatu tanda bahwa, bukan berarti setelah saya berbuat baik maka akan langsung mendapat pahala. Akhirnya saya memilih hanya menjadi orang baik saja.

 Ada perkataan Master seperti ini : Zuo Zhong Xue, Xue Zhong Jue, Jue Zhong Wu (做中學﹐學中覺﹐覺中悟). Artinya, dalam BEKERJA kita BELAJAR, ketika BELAJAR kita akan MERASAKAN, dan setelah MERASAKAN maka kita akan TERSADARKAN. Banyak hal yang bisa menginspirasi ketika kita bekerja. Misalnya ketika kita ikut survey kasus, atau kunjungan kasih. Berkunjung ke rumah gan en hu dan melihat langsung kondisi tempat tinggal mereka yang sempit, kecil, pengap, ditambah lagi orang yang tinggal di dalamnya itu sedang sakit, sehingga tercium bau, ada juga pasien yang terpaksa buang air besar dan kecil di ruangan yang sama. Melihat hal tersebut, membuat kita tersentak, ternyata masih ada yang seperti itu.

Sesuai dengan yang Master Cheng Yen katakan, Jian Ku Zhi Fu (見苦知福). Artinya, setelah melihat penderitaan, barulah menyadari diri sendiri ternyata banyak berkah. Misalnya mengenai makan, seringkali kita membuat pertanyaan ‘besok mau makan apa ya?’. Tapi bagi mereka yang tak mampu, mereka akan bertanya ‘besok dapat makan gak ya?’. Kebanyakan dari mereka hanya makan dua kali sehari, tidak ada sarapan. Dari sini saya belajar BERSYUKUR. Dan kalau kita perhatikan mengapa lebih banyak orang susah/miskin yang sakit, bukan orang kaya, dari sini saya belajar KARMA. Kita hendaknya bisa bersyukur atas apa yang kita miliki, karena ketidakpuasan akan membuat kita menderita.

Dari melihat penderitaan, saya BERSYUKUR, kemudian tergerak untuk membantu. Selain itu saya juga belajar MEMAHAMI. Empat hal yaitu ZHI ZU (kenal puas), GAN EN (bersyukur), SHAN JIE (berpengertian), BAO RONG (berlapang dada). Sekarang saya di Tzu Chi, yang saya lakukan adalah kegiatan yang tidak melanggar sila, berbeda dengan dulu. Di sini saya juga belajar sedikit demi sedikit MELEPAS/mengikis ego. Dulu ketika main dan pernah kalah sekitar 8 juta, ada perasaan kesal karena kalah, lalu menggunakan uang 3 juta lagi untuk membuang rasa yang tidak enak akibat kekalahan. Di sini kita melihat, lingkungan sangat berpengaruh pada diri kita. Sekarang saya bergabung di Tzu Chi, berada di lingkungan orang-orang baik, itu sangat mempengaruhi saya untuk berubah. Hidup ini begitu singkat, saya tidak tahu kapan hidup saya akan berakhir. Karena itu saya selalu mengingatkan diri untuk berbicara yang baik, berpikir yang baik, dan melakukan yang baik. Dalam ajaran Buddha juga ada 8 Jalan Kebenaran, semuanya harus BENAR. Tanpa sadar, di Tzu Chi sebenarnya kita sudah melatih Sila, Samadhi, dan Panna. Kita melatih diri kita, seperti yang Master Cheng Yen katakan : Jagalah hati kita. Karena kita tidak bisa mengendalikan ucapan/tindakan orang lain, yang bisa kita lakukan adalah senantiasa menjaga HATI kita. Master juga mengatakan, kita di pihak yang benar saja harus minta maaf, apalagi kalau kita yang bersalah.

Bersumbangsih adalah KEBERKAHAN.
Bersumbangsih dengan tanpa pamrih dan dengan hati bersuka cita adalah KEBIJAKSANAAN.
--Master Cheng Yen—

Master menginginkan kita untuk membina kebijaksanaan, bukan hanya membina berkah. Tidak melihat suatu hal berdasarkan untung atau rugi, tapi lakukanlah hal yang baik walaupun rugi.


 Dhamma ada di mana-mana. Master mengatakan setiap orang adalah sutra hidup. Jia jia you ben nan nian de jing (家家有本難念的經), setiap orang atau keluarga ada kesulitannya masing-masing. Ada cerita mengenai sepasang suami istri yang berjalan di tengah hujan memakai payung. Melihat pasangan yang sedang naik motor, mereka merasa alangkah baiknya bila mereka punya motor sehingga tidak perlu berjalan kaki. Pasangan yang naik motor ini melihat pasangan lain yang mengendarai mobil. Mereka berpikir, alangkah baiknya bila mereka memiliki mobil sehingga tidak perlu kena hujan. Ternyata pasangan yang ada di dalam mobil ini sedang bertengkar, mereka melihat pasangan yang berjalan memegang payung tadi, mereka berpikir alangkah bagusnya bila bisa seperti pasangan ini, yang terlihat lebih mesra dan harmonis di bawah sebuah payung. Dari cerita ini, kita sadar bahwa kita selalu melihat orang lain lebih baik dari kita, itu adalah pandangan yang kurang tepat.

Berbuat baiklah setiap kali ada kesempatan. Bilamana kesempatan sudah berlalu, baru mau mencoba, maka kesempatan itu tak akan datang kembali.
--Master Cheng Yen—

Oleh sebab itu, Master mengatakan LAKUKAN SAJA! Langsung wujudkan setiap welas asih dengan berbuat baik. Cinta kasih ada di dalam diri setiap orang, hanya perlu digali, yaitu dengan cara mengikuti kegiatan sosial, amal, pelestarian lingkungan, dll.

Perbuatan baik harus diwujudkan dalam tindakan nyata.  Kebijaksanaan yang tumbuh dari perbuatan baik ini baru benar-benar bermanfaat dalam kehidupan.
--Master Cheng Yen—

Welas asih dan cinta kasih itu bisa bertumbuh. Master juga mengatakan kita harus bisa melihat dengan telinga, mendengar dengan mata. Awalnya saya tidak mengerti maksud kalimat ini. Suatu saat saya melihat sebuah poster seorang anak, di matanya ada pantulan gambar seorang relawan biru putih. Saya lalu sadar, dari melihat poster ini saya seolah-olah sudah mendengar ceritanya. Kemudian, ketika saya mendengar cerita para korban musibah, saya bisa langsung membayangkan gambarannya, inilah maksud dari melihat dengan telinga.

Sebuah perbuatan baik memerlukan partisipasi Anda, saya, dan dia, agar dapat terlaksana dengan baik. Karena itu, jangan sampai ada perselisihan antara Anda, saya, dan dia.
--Master Cheng Yen—

Kehidupan yang penuh berkah dan kepuasan adalah ketika mampu menjadikan kegembiraan orang lain sebagai kebahagiaan diri sendiri, serta menjadikan keberhasilan orang lain sebagai kebanggaan diri sendiri.
--Master Cheng Yen—

Di Bedah Buku ini, melihat kemajuan tim Bedah Buku, saya juga ikut merasa bahagia.

Ketika hidup kita penuh berkah, kita harus segera menciptakan kembali berkah, dan jangan pernah menunda, sebab kita tak dapat memprediksi masa depan.
--Master Cheng Yen—

Dalam berkegiatan, jangan merasa terbebani, jangan merasa tidak enak karena sudah diajak orang tertentu. Jangan ada keterpaksaan, jangan memaksakan diri, kalo bisa ya bilang bisa, kalo tidak bisa ya bilang tidak bisa. Kalau ragu-ragu, coba tanyakan kembali motivasi kita. Kita sendirilah yang tahu apa yang kita inginkan. Kita harus jujur pada diri kita sendiri. Apa yang kita lakukan dengan sukacita tentu akan lebih tulus. Dari sini juga bisa melatih ketulusan. Selain itu kita juga mestinya bisa bekerja tanpa pamrih (fu chu wu suo qiu/付出無所求). Semua relawan hendaknya belajar lebih bijaksana. Senantiasa mengingat kita semua adalah setara, tiada orang yang tidak kukasihi, tiada orang yang tidak kupercayai, tiada orang yang tidak kumaafkan.

Kita harus belajar menjadi orang bijaksana, harus ditumbuhkan dari dalam. Kebahagiaan dan kebijaksanaan itu harus digali dari dalam diri kita, bukan dari luar. Kebahagiaan datang dari MEMBERI, yang memberi lebih berbahagia dari yang menerima. Karena dengan memberi, kita telah menciptakan berkah, sehingga merasa bahagia. Sedangkan yang menerima biasanya masih suka mengeluh, atau masih banyak diliputi kotoran batin.

Closing by Po San Shixiong :

  • Dalam memberi bantuan, penerima bantuan belum tentu berterima kasih, namun kitalah yang berterima kasih, bersyukur, dengan penuh hormat, sehingga lebih bahagia.
  • Dharma adalah yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Punya niat tapi tidak dilakukan, sama saja dengan punya benih tapi tidak pernah ditabur. Di Tzu Chi tersedia ladang yang sangat luas, siap untuk kita garap.  
  • Dalam hati kita ada ruang, penuhilah dengan cinta kasih sehingga tidak ada ruang untuk kebencian, dendam, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.