Kegiatan : Bedah Buku, He Qi : Utara
Tema : “Jalan Para Bodhisattva”
Buku : 20 Kesulitan Dalam Kehidupan, Bab Penutup hal. 259 - 266
Pembicara : Apriyanto sx (Redaktur Majalah Dunia Tzu Chi)
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu : Kamis, 08 Maret 2012, Pk: 19:00 – 21:00
Jumlah Peserta : 35

Bodhi = pencerahan
Sattva = makhluk
Bodhisattva adalah makhluk yang memiliki motivasi kebodhi-an untuk mencerahkan dirinya dan mencerahkan orang lain. Dalam arti sempit Bodhisattva adalah calon Buddha. Tetapi didalam Mahayana Bodhisattva juga adalah makhluk-makhluk suci lainnya yang memiliki tekad bodhi yaitu para mahasattva dan bodhisattva.
Bodhisattva Ksitigarbha misalnya karena
welas asihnya beliau bertekad “selama alam neraka masih belum kosong,
masih banyak makhluk yang tertimpa karma buruk terlahir dialam hukuman
saya bertekad tidak menjadi Buddha yang menikmati nibbana.” Di Tzu Chi
Bodhisattva adalah orang-orang yang bersedia menolong penderitaan yang
lain.
Dimanakah jalan Bodhisattva itu berada?
Jalan Bodhisattva itu ada “di rumah,” ke dua orang tua kita adalah “Buddha.” Jalan Bodhisattva harus dimulai dari keluarga, kita harus berbakti dulu kepada orang tua kita.” Saat berada di jalan Bodhisattva kita harus memiliki semangat pantang menyerah, tidak boleh terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan. Jika kita rasakan itu bisa membantu orang lain maka lakukan saja. Saat berada di jalan Bodhisattva kita harus bertekad melepaskan ego.
Jalan Bodhisattva itu ada “di rumah,” ke dua orang tua kita adalah “Buddha.” Jalan Bodhisattva harus dimulai dari keluarga, kita harus berbakti dulu kepada orang tua kita.” Saat berada di jalan Bodhisattva kita harus memiliki semangat pantang menyerah, tidak boleh terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan. Jika kita rasakan itu bisa membantu orang lain maka lakukan saja. Saat berada di jalan Bodhisattva kita harus bertekad melepaskan ego.


Kita membawa begitu banyak kualitas baik dan buruk yang sudah dikumpulkan dari setiap masa kehidupan yang tidak bisa dihitung yang bisa membawa kita pada penciptaan “karma.” Jadi apa yang kita tanam dari perbuatan yang kita lakukan yang mana yang lebih banyak itu akan menjadi mayoritas mewarnai kebiasaan kita, fondasi kita lahir itu sudah membawa sifat-sifat yang tertanam. Seperti “tabungan” jika sekarang kita belajar di Tzu Chi belajar pemahaman yang baik cenderung berbuat baik maka kehidupan mendatang ia akan mewarnai kehidupan kita, cenderung memiliki sifat baik. Sedangkan konghucu menitikberatkan pada bahwa lingkungan dan pendidikan yang akan membentuk karakter orang, ia akan cenderung mengikuti pola-pola lingkungannya meniru banyak dari lingkungannya.

Ketika kita mempelajari ajaran Buddha, kita harus melenyapkan kebiasaan buruk kita, kembali pada sifat alami kita yang asli. Pikiran, perkataan, dan perbuatan harus selaras. Didalam hukum karma pikiran, perkataan, perbuatan adalah tiga jalur atau pintu yang menciptakan karma. Hukum karma berjalan lebih jauh dan lebih ke awal mulai dari “pikiran” atau “niat” maka benih-benih itu sudah ditanam dalam gudang memori kita. Apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai, saat berbuat kebajikan artinya kita sedang menanam berkah, namun di Tzu Chi kita tidak hanya menanam berkah tetapi juga memupuk kebijaksanaan.

Jangan beristirahat, karena sekali Anda mengendur, akan sangat sulit untuk memulainya kembali. Kesulitan adalah sebuah buku yang mengajarkan kita tanpa kata-kata, hadir di hadapan kita apa adanya. Marilah kita menggunakannya untuk menguji seberapa berhasil kita telah melatih diri dan mengingatkan kita untuk menjadi tulus dalam pembelajaran. Marilah kita mengubah lingkungan dengan pikiran kita, dan jangan biarkan hati kita berubah oleh hal-hal di lingkungan kita.
Gan En.
Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.