Kamis, 06 September 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : Ajaran Jing Si
Pembicara : Ji Shou Shixiong
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 07 September 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 45 orang

Banyak orang yang berpandangan bahwa Tzu Chi itu adalah tempat untuk berbuat amal/kebajikan saja, tetapi Tzu Chi itu sebenarnya juga merupakan tempat untuk melatih dan mengembangkan Kebijaksanaan Bathin (慧命: Huì mìng).

Dalam memberikan bantuan, Master Cheng Yen selalu memikirkan bagaimana cara yang terbaik agar dapat menolong orang yang kesusahan. Biasanya, insan Tzu Chi akan memberikan bantuan berupa beras dan barang-barang keperluan sehari-hari. Tetapi apakah itu semua akan benar-benar membantu mereka ? Contoh kasus adalah badai Ketsana yang menyerang Philipina di tahun 2009 dan menyebabkan kota Marikina di Manila diterjang banjir lumpur. Bencana ini adalah bencana yang terus terjadi setiap tahunnya dan warga di sana sudah terbiasa akan itu. Sebetulnya banjir lumpur yang parah ini terjadi karena kebiasaan buruk warga di sana yang tidak memperhatikan pelestarian lingkungan. Master Cheng Yen lalu menyarankan kepada relawan Tzu Chi Philipina agar dapat mengajak semua warga di sana untuk sama-sama bekerja dan membersihkan lokasi tersebut dari sampah dan lumpur dengan program Bekerja dan Digaji (以工代賑 : Yǐ gōng dài zhèn). Setelah warga bekerja membersihkan lokasi banjir maka relawan akan memberikan upah dan makanan kepada mereka. Master Cheng Yen hendak menyampaikan kepada kita bahwa insan Tzu Chi bukan saja memberikan bantuan materi tetapi juga menolong dan membimbing bathin mereka. Dengan pendampingan yang berbudaya humanis, sekarang banyak warga lokal di sana menjadi relawan Tzu Chi dan kaya secara Spiritual meski mereka miskin secara materi. Dan pada saat badai menerjang wilayah mereka tersebut, efeknya tidak lagi separah tahun 2009 yang lalu.

Buku Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú jì) adalah buku yang berisikan semua hal yang dilakukan dan dikatakan oleh Master Cheng Yen. Dengan membaca buku ini, kita dapat memahami apa yang hendak disampaikan Master Cheng Yen melalui Ajaran Jing Si. Dari sinilah diharapkan semua insan Tzu Chi dapat menjalankan Dharma Masuk ke Hati (法如心 : Fǎ rú xīn) dan Dharma dalam Tindakan (法如行 : Fǎ rú xíng). Agar Dharma dalam Tindakan (法如行 : Fǎ rú xíng) maka di dalam hati haruslah dimasukkan Dharma (心如法:Xīn rú fǎ) dan di sini caranya hati kita hendaknya didekatkan dengan Dharma itu sendiri (心靠近法: Xīn kào jìn fǎ). Oleh karena itu kita usahakan agar dapat membaca Buku Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú jì).

JiShou shixiong mengatakan bahwa ajaran Jing Si harus diterapkan oleh insan Tzu Chi di dalam masyarakat (走入人群: Zǒu rù rén qún). Bukan hanya berhenti sampai sana, insan Tzu Chi harus melatih diri bagamana mendekati dan membuka hatinya kepada orang lain sehingga nantinya menjadi dapat membentuk hubungan antar manusia yang lebih baik (走入人情:Zǒu rù rén qíng).


JiShou shixiong juga kembali mengingatkan kita semua agar jangan hanya mendengar dimana nantinya akan dilupakan. Hendaknya setelah melihat, langsung dilakukan dan dipahami.

Dalam kehidupan ini, yang terpenting adalah mendapatkan kebijaksanaan. Setelah kita meninggal, tidak ada yang dapat kita bawa melainkan hanyalah karma kita masing-masing. Jadi sebagai insan Tzu Chi yang juga sebagai murid Jing Si (靜思弟子: Jìng sī dì zǐ), dalam kehidupan ini, kita hendaknya dapat mempraktekkan ajaran Master Cheng Yen dan menjadi Bodhisatva Dunia (人間菩薩 : Rén jiān pú sà).

JiShou shixiong kembali sharing mengenai perkataan Master Cheng Yen, “Dengan melakukannya dan mendapatkan kebahagiaan maka itulah disebut Menciptakan Berkah (做得歡喜就是造福 : Zuò de huān xǐ jiù shì zào fú).

Master Cheng Yen selalu memberikan contoh kepada semua murid-muridnya dimana Beliau senantiasa selalu mendekatkan dirinya dengan murid-muridnya. Inilah semangat dari sistem 4in1 dimana kita hendaknya mempraktekkan Saling Bersyukur, Saling Menghormati, dan Kasih Sayang (感恩,尊重,愛:Gǎn'ēn, zūnzhòng, ài)
Ada sebagian orang-orang mengatakan bahwa Master Cheng Yen mempraktekkan ajaran Buddha yang baru tetapi yang sebenarnya adalah Master Cheng Yen menjalankan apa yang diterapkan oleh Buddha di masa lampau.

Kita sering mendengarkan kalau Master Cheng Yen selalu mengulangi kata-kata yang sama. Ini dikarenakan Insan Tzu Chi tidak menjalankan apa yang Beliau ajarkan. Master Cheng Yen berharap insan Tzu Chi dapat mewarisi ajaran Jing Si.
Kita sering berdalih kalau kita senantiasa sibuk. Kata sibuk dalam bahasa Mandarin adalah 忙 (Máng). Huruf忙 (Máng) ini berasal dari dua huruf yakni 心 (Xīn : hati) dan 亡 (Wáng : mati). Jadi kalau kita itu sibuk tak menentu, bagaikan sebuah hati yang mati.

Dalam keseharian, kita mungkin sering mendengar sebuah perkataan dalam bahasa Hokkian “Bo Huat Toh (sudah tidak ada cara lagi) /無法度”. Sekarang hendaknya kita tukar perkataan itu menjadi “U Huat Toh (ada caranya) / 有法度“ (ini adalah implementasi agar kita senantiasa berkata-kata baik (口說好話 :Kǒu shuō hǎo huà).

JiShou shixiong menceritakan di mana selama 7 hari, Master Cheng Yen tidak dapat keluar dari kamarnya untuk berceramah. Hal ini membuat murid-muridnya bersedih hati. Tetapi dari kejadian ini, hendaklah kita menyadari pentingnya waktu dan kehidupan itu sendiri. Master Cheng Yen sering berkata bahwa kita semua dapat bertemu dan berjodoh kemudian menjadi generasi pertama Tzu Chi karena Beliau masih bersama kita. Oleh karena itu haruslah jodoh ini digenggam dan disyukuri (感恩與把握當下: Gǎn'ēn yǔ Bǎ wò dāng xià).

Kita hendaknya merenungi bahwa waktu itu berlalu dengan cepat dan semuanya akan berlalu. Jangan dikarenakan alasan “tidak mengerti Mandarin” maka kita tidak mau menggali Dharma. Kita dapat menggalinya melalui ceramah Master Cheng Yen di DaAi TV.

Tanpa kita sadari, diri kita telah mengalami pencucian otak dengan menyaksikan tayangan-tayangan di televisi yang sarat akan kekacauan dan kegelapan bathin. Tekad pertama Master Cheng Yen yang pertama adalah mensucikan bathin manusia. Sebelum kita mensucikan hati orang lain hendaknya kita sucikan dulu hati sendiri (淨化人心先淨化己心 : Jìng huà rén xīn xiān jìng huà jǐ xīn) dengan cara menyaksikan ceramah Master Yen dan menerapkannya.

Dalam menjalankan Tzu Chi, jika timbul perasaan tidak bahagia berarti ada sesuatu yang salah pada diri kita dan kita harus mencari tahu penyebabnya. Ada kalanya orang-orang berkata bahwa melatih diri (修行:Xiū xíng) itu sulit berarti ada salah pada dirinya. Kita akan berada pada tahap “sengsara” jika kita senantiasa saling perhitungan (計較 :Jì jiào) dan saling membandingkan (比較 : Bǐ jiào).

Ada perbedaan antara kata Honour dan Respect (dalam artian bahasa Indonesia, sama-sama diartikan menghormati). Honour (榮譽: Róng yù) lebih diartikan sebuah ungkapan penghormatan dengan dilandasi terima kasih. Respect (尊重 : Zūn zhòng) adalah sebuah ungkapan saling menghormati yang bersifat dari dalam diri kita). Respect (尊重 : Zūn zhòng) adalah saling dapat menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan masing-masing.

Gan En.

Link terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.