KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.
Tema : Ajaran Jing Si
Pembicara : Ji Shou Shixiong
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 07 September 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 45 orang
Banyak
orang yang berpandangan bahwa Tzu Chi itu adalah tempat untuk berbuat
amal/kebajikan saja, tetapi Tzu Chi itu sebenarnya juga merupakan tempat
untuk melatih dan mengembangkan Kebijaksanaan Bathin (慧命: Huì mìng).
Dalam
memberikan bantuan, Master Cheng Yen selalu memikirkan bagaimana cara
yang terbaik agar dapat menolong orang yang kesusahan. Biasanya, insan
Tzu Chi akan memberikan bantuan berupa beras dan barang-barang keperluan
sehari-hari. Tetapi apakah itu semua akan benar-benar membantu mereka ?
Contoh kasus adalah badai Ketsana yang menyerang Philipina di tahun
2009 dan menyebabkan kota Marikina di Manila diterjang banjir lumpur.
Bencana ini adalah bencana yang terus terjadi setiap tahunnya dan warga
di sana sudah terbiasa akan itu. Sebetulnya banjir lumpur yang parah ini
terjadi karena kebiasaan buruk warga di sana yang tidak memperhatikan
pelestarian lingkungan. Master Cheng Yen lalu menyarankan kepada relawan
Tzu Chi Philipina agar dapat mengajak semua warga di sana untuk
sama-sama bekerja dan membersihkan lokasi tersebut dari sampah dan
lumpur dengan program Bekerja dan Digaji (以工代賑 : Yǐ gōng dài zhèn).
Setelah warga bekerja membersihkan lokasi banjir maka relawan akan
memberikan upah dan makanan kepada mereka. Master Cheng Yen hendak
menyampaikan kepada kita bahwa insan Tzu Chi bukan saja memberikan
bantuan materi tetapi juga menolong dan membimbing bathin mereka. Dengan
pendampingan yang berbudaya humanis, sekarang banyak warga lokal di
sana menjadi relawan Tzu Chi dan kaya secara Spiritual meski mereka
miskin secara materi. Dan pada saat badai menerjang wilayah mereka
tersebut, efeknya tidak lagi separah tahun 2009 yang lalu.
Buku
Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú jì) adalah buku yang berisikan
semua hal yang dilakukan dan dikatakan oleh Master Cheng Yen. Dengan
membaca buku ini, kita dapat memahami apa yang hendak disampaikan Master
Cheng Yen melalui Ajaran Jing Si. Dari sinilah diharapkan semua insan
Tzu Chi dapat menjalankan Dharma Masuk ke Hati (法如心 : Fǎ rú xīn) dan
Dharma dalam Tindakan (法如行 : Fǎ rú xíng). Agar Dharma dalam Tindakan
(法如行 : Fǎ rú xíng) maka di dalam hati haruslah dimasukkan Dharma
(心如法:Xīn rú fǎ) dan di sini caranya hati kita hendaknya didekatkan
dengan Dharma itu sendiri (心靠近法: Xīn kào jìn fǎ). Oleh karena itu kita
usahakan agar dapat membaca Buku Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú
jì).
JiShou shixiong mengatakan bahwa ajaran Jing Si harus
diterapkan oleh insan Tzu Chi di dalam masyarakat (走入人群: Zǒu rù rén
qún). Bukan hanya berhenti sampai sana, insan Tzu Chi harus melatih diri
bagamana mendekati dan membuka hatinya kepada orang lain sehingga
nantinya menjadi dapat membentuk hubungan antar manusia yang lebih baik
(走入人情:Zǒu rù rén qíng).
JiShou shixiong juga kembali
mengingatkan kita semua agar jangan hanya mendengar dimana nantinya akan
dilupakan. Hendaknya setelah melihat, langsung dilakukan dan dipahami.
Dalam
kehidupan ini, yang terpenting adalah mendapatkan kebijaksanaan.
Setelah kita meninggal, tidak ada yang dapat kita bawa melainkan
hanyalah karma kita masing-masing. Jadi sebagai insan Tzu Chi yang juga
sebagai murid Jing Si (靜思弟子: Jìng sī dì zǐ), dalam kehidupan ini, kita
hendaknya dapat mempraktekkan ajaran Master Cheng Yen dan menjadi
Bodhisatva Dunia (人間菩薩 : Rén jiān pú sà).
JiShou shixiong
kembali sharing mengenai perkataan Master Cheng Yen, “Dengan
melakukannya dan mendapatkan kebahagiaan maka itulah disebut Menciptakan
Berkah (做得歡喜就是造福 : Zuò de huān xǐ jiù shì zào fú).
Master
Cheng Yen selalu memberikan contoh kepada semua murid-muridnya dimana
Beliau senantiasa selalu mendekatkan dirinya dengan murid-muridnya.
Inilah semangat dari sistem 4in1 dimana kita hendaknya mempraktekkan
Saling Bersyukur, Saling Menghormati, dan Kasih Sayang (感恩,尊重,愛:Gǎn'ēn,
zūnzhòng, ài)
Ada sebagian orang-orang mengatakan bahwa Master
Cheng Yen mempraktekkan ajaran Buddha yang baru tetapi yang sebenarnya
adalah Master Cheng Yen menjalankan apa yang diterapkan oleh Buddha di
masa lampau.
Kita sering mendengarkan kalau Master Cheng
Yen selalu mengulangi kata-kata yang sama. Ini dikarenakan Insan Tzu Chi
tidak menjalankan apa yang Beliau ajarkan. Master Cheng Yen berharap
insan Tzu Chi dapat mewarisi ajaran Jing Si.
Kita sering berdalih
kalau kita senantiasa sibuk. Kata sibuk dalam bahasa Mandarin adalah 忙
(Máng). Huruf忙 (Máng) ini berasal dari dua huruf yakni 心 (Xīn : hati)
dan 亡 (Wáng : mati). Jadi kalau kita itu sibuk tak menentu, bagaikan
sebuah hati yang mati.
Dalam keseharian, kita mungkin
sering mendengar sebuah perkataan dalam bahasa Hokkian “Bo Huat Toh
(sudah tidak ada cara lagi) /無法度”. Sekarang hendaknya kita tukar
perkataan itu menjadi “U Huat Toh (ada caranya) / 有法度“ (ini adalah
implementasi agar kita senantiasa berkata-kata baik (口說好話 :Kǒu shuō hǎo
huà).
JiShou shixiong menceritakan di mana selama 7 hari,
Master Cheng Yen tidak dapat keluar dari kamarnya untuk berceramah. Hal
ini membuat murid-muridnya bersedih hati. Tetapi dari kejadian ini,
hendaklah kita menyadari pentingnya waktu dan kehidupan itu sendiri.
Master Cheng Yen sering berkata bahwa kita semua dapat bertemu dan
berjodoh kemudian menjadi generasi pertama Tzu Chi karena Beliau masih
bersama kita. Oleh karena itu haruslah jodoh ini digenggam dan disyukuri
(感恩與把握當下: Gǎn'ēn yǔ Bǎ wò dāng xià).
Kita hendaknya
merenungi bahwa waktu itu berlalu dengan cepat dan semuanya akan
berlalu. Jangan dikarenakan alasan “tidak mengerti Mandarin” maka kita
tidak mau menggali Dharma. Kita dapat menggalinya melalui ceramah Master
Cheng Yen di DaAi TV.
Tanpa kita sadari, diri kita telah
mengalami pencucian otak dengan menyaksikan tayangan-tayangan di
televisi yang sarat akan kekacauan dan kegelapan bathin. Tekad pertama
Master Cheng Yen yang pertama adalah mensucikan bathin manusia. Sebelum
kita mensucikan hati orang lain hendaknya kita sucikan dulu hati sendiri
(淨化人心先淨化己心 : Jìng huà rén xīn xiān jìng huà jǐ xīn) dengan cara
menyaksikan ceramah Master Yen dan menerapkannya.
Dalam
menjalankan Tzu Chi, jika timbul perasaan tidak bahagia berarti ada
sesuatu yang salah pada diri kita dan kita harus mencari tahu
penyebabnya. Ada kalanya orang-orang berkata bahwa melatih diri (修行:Xiū
xíng) itu sulit berarti ada salah pada dirinya. Kita akan berada pada
tahap “sengsara” jika kita senantiasa saling perhitungan (計較 :Jì jiào)
dan saling membandingkan (比較 : Bǐ jiào).
Ada perbedaan
antara kata Honour dan Respect (dalam artian bahasa Indonesia, sama-sama
diartikan menghormati). Honour (榮譽: Róng yù) lebih diartikan sebuah
ungkapan penghormatan dengan dilandasi terima kasih. Respect (尊重 : Zūn
zhòng) adalah sebuah ungkapan saling menghormati yang bersifat dari
dalam diri kita). Respect (尊重 : Zūn zhòng) adalah saling dapat menerima
kekurangan dan ketidaksempurnaan masing-masing.
Gan En.
Link terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.