Tema : “Kakek dan Kura – Kura”
Pembicara : Hok Cun sx
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu :Kamis, 13 September 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
Jumlah Peserta : 36 orang
Acun
sx di lahirkan di Tangerang, tahun 1972, mengenal Tzu Chi sejak tahun
1995 dan sangat bersyukur bisa berjalan di jalan Tzu Chi, anak ke 8 dari
16 bersaudara, pendidikan Acun sx tidaklah tinggi tetapi orang tuanya
membesarkan saudara – saudara Acun sx dengan susah payah, masa kecil
Acun sx di samping sekolah juga bekerja, dari kecil Acun sx sudah
mengenal Togel, tapi Acun sx sangat bersyukur karena dia tidak
terjerumus dalam dunia gelap. Acun sx juga sangat bangga kepada orang
tuanya walaupun anak - anaknya banyak tapi sangat memperhatikan anak -
anaknya untuk tidak terjerumus ke dalam hal – hal yang tidak baik. Awal
perjalanan Acun sx di Tzu Chi karena karma baik maupun jodoh, disaat
Acun sx bekerja di sebuah toko Acun sx mengenal seorang bhante dan pada
saat itu beberapa relawan Tzu Chi yang datang ke Tangerang, salah
satunya adalah ibu Siu Mei (Ketua yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia),
pada saat itu ibu Siu Mei ingin melakukan survey anak – anak asuh di
Tangerang, lalu meminta Acun sx untuk menjadi penunjuk jalan bagi para
relawan tersebut, karena ibu Siu Mei tidak mengenal jalan di daerah
Tangerang.
Walaupun tidak mengerti bahasa Mandarin yang di
bicarakan oleh para relawan tersebut, Acun sx bisa merasakan cinta
kasih dari para relawan tersebut, pada suatu hari pada saat survey ada
seorang ibu yang sambil menangis menghampiri ibu Siu Mei untuk meminta
bantuan dia ibu tersebut berkata “Bisa tidak ibu tolong anak saya”,
ternyata anaknya menderita komplikasi lambung yang di baringkan di
balai, dan dalam kondisi sekarat. Pada saat ibu tersebut meminta tolong
dengan relawan Tzu Chi dan melihat cinta kasih dari para relawan ini
hati Acun sx merasa terenyuh dan tersentuh.
Dalam hati
Acun sx berpikir kenapa orang- orang ini cinta kasihnya begitu besar,
lalu ibu Siu Mei berkata kepada Acun sx “ kamu carilah rumah sakit
terbaik di Tangerang”, tapi Acun sx pada saat itu tidak pernah ke rumah
sakit, dan Acun sx berkata “ di sini tidak ada rumah sakit dan
puskesmasnya jauh dari sini, dan kemungkinan anak tersebut tidak akan
tertolong”. Lalu bu Siu Mei berkata kepada Acun sx “kasih tahu ibunya
jangan sedih kita akan bawah anaknya ke Jakarta”. Dengan menggunakan
mobil ibu Siu Mei anak tersebut akhirnya di bawa ke Jakarta tanpa
menggunakan mobil ambulance dan tanpa peralatan medis, walaupun tanpa
peralatan medis namun dengan adanya hati yang tulus dari para relawan
Tzu Chi telah melebihi peralatan medis.
Pada saat itu
Acun sx tidak begitu mengenal Tzu Chi. Namun setelah menyaksikan
ketulusaan dari para Relawan maka Acun sx mendapatkan jawaban mengenai
Tzu Chi, yaitu Tzu Chi adalah aliran hati cinta kasih kepada semua
orang. Saat itulah Acun sx sadar dari titik kehidupannya yang tidak
mengenal kebaikan, dharma, dan hanya mengerti akan kegelapan batin,
penderitaan, cara bertahan hidup akhirnya menemukan cinta kasih yang
luar biasa dari hati pada para relawan Tzu Chi. Pada saat di bawah ke
Jakarta dan melihat rumah sakit yang besar dan lengkap Acun sx merasa
seperti katak dalam tempurung yang hanya berteman dengan kecebong dan
planton, namun setelah mengenal Tzu Chi, Acun sx merasa seperti kura –
kura di tengah samudera, kenapa karena samudera begitu luas, luasnya di
ibaratkan sebagai cinta kasih Tzu Chi di tengah samudra.
Itulah sekilas mengenai Acun sx, memasuki topic yang akan di bahas di ambil dari cerita Master Chen Yen yaitu “Balas budi para binatang (kakek dan kura – kura)”,
dalam cerita ini menceritakan ada seorang kakek yang menyelamatkan
seekor kura – kura dari penjagalan, kemudian kura – kura tersebut di
lepaskan ke laut, namun pada saat tengah malam kura – kura datang ke
rumah kakek dan meberitahukan bahwa dalam beberapa hari lagi akan
terjadi banjir besar yang akan menenggelamkan kota ini, jadi kakek harus
mempersiapkan kapal untuk menyelamatkan diri, dan kura – kura akan
menjadi penuntun jalannya. Tibalah hari tersebut lalu kura – kura
menepati janji dan menuntun kakek, di tengah perjalanan ada rubah, ular
yang meminta tolong kemudian di tolong oleh kakek, namun tiba - tiba
pada saat kakek akan menyelamatkan manusia kura – kura melarang kakek,
lalu kakek bertanya kenapa binatang boleh di tolong tapi manusia tidak
boleh, lalu kura – kura berkata di dunia ini hati manusialah yang cepat
berubah, beritahukanlah kepada manusia yang kakek tolong untuk menjaga
hati mereka.

Dari
kisah di atas sangat berhubungan dengan apa yang di alami oleh Acun sx
bahwa binatang pun dapat membalas budi, jika kita dengan tulus
menyelematkannya, hal ini terjadi sekitar tahun 2000 saat Acun sx
setelah mengantar seorang dokter di daerah halim dengan mobil dan pulang
ke rumah salah satu relawan untuk mengembalikan mobilnya di daerah
kelapa gading dan setelah menaruh mobil tersebut kemudian Acun sx naik
motor untuk pulang ke rumah, sekitar pukul 11 malam terjadi kecelakaan
Acun sx di tabrak oleh anak muda yang mabuk, ternyata motor nya masuk ke
garda mobil dan acun sx terlempar 4 meter dari motor tersebut, saat
terlempar banyak yang berkerumunan di mobil yang tabrakan dan orang pada
bilang kalau orang yang di tabrak pasti sudah mati, namun Acun sx
ternyata masih hidup dan tidak terluka, kemudian anak muda itu dan Acun
sx di bawah ke pos, dengan hati yang lapang Acun sx tidak menyalakan
anak muda yang menabraknya itu, dan merasa bersyukur, lalu Acun sx
bercerita kepada salah satu bhante di Tangerang, kalau dia mengalami
kecelakaan namun masih hidup, bhante setengah tidak percaya karena
kondisi Acun sx pada saat itu tidak seperti orang yang mengalami
kecelakaaan, bhante pun tidak bisa menjawab kenapa Acun sx masih hidup
setelah mengalami kecelakaan ternyata jawaban adalah kira – kira 2
minggu yang lalu pada saat melewati Kampung Melayu Acun sx berhenti dari
motornya, dan melihat ada seekor biawak yang di ikat kakinya dan sedang
di perdagangkan, merasa kasihan akhir dengan uang yang tersisa hanya
Rp. 60.000,- Acun sx membeli biawak tersebut dan di bawa pulang ke
rumahnya dan kemudian biawak tersebut di lepaskan di kali dekat sebuah
vihara rumah Acun sx, dari situlah jawaban kenapa Acun sx bisa selamat
dari kecelakaan karena seekor binatang dapat merasakan ketulusan hati
dari Acun sx dan ini merupakan balas budi dari seekor biawak.
Selain
masalah balas budi ada juga mengenai konflik yang di alami oleh Acun sx
dengan ke 15 saudaranya terutama kakak pertamanya, entah ada karma apa
Acun sx dengan kakak pertamanya selalu timbul gesekan, namun karena Acun
sx telah berjalan di jalan Tzu Chi dan Master selalu mengatakan
tentang satu keluarga, Acun sx akhir bertekad untuk memperbaiki hubungan
yang baik dengan kakak pertamanya dan terinsipirasi dari kata – kata
Master yaitu “Kenapa kita tidak mencoba memberikan cinta kasih kepada orang yang membenci kita”, dari kata – kata tersebutlah akhir Acun sx meminta maaf kepada kakak pertamanya dan hubungan mereka kembali harmonis.
Link terkait :
Undangan Final Kegiatan bedah buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.