Kamis, 13 September 2012

KEGIATAN :BEDAH BUKU, HE QI: UTARA

Tema : “Kakek dan Kura – Kura”
Pembicara : Hok Cun sx
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu :Kamis, 13 September 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
Jumlah Peserta : 36 orang

Acun sx di lahirkan di Tangerang, tahun 1972, mengenal Tzu Chi sejak tahun 1995 dan sangat bersyukur bisa berjalan di jalan Tzu Chi, anak ke 8 dari 16 bersaudara, pendidikan Acun sx tidaklah tinggi tetapi orang tuanya membesarkan saudara – saudara Acun sx dengan susah payah, masa kecil Acun sx di samping sekolah juga bekerja, dari kecil Acun sx sudah mengenal Togel, tapi Acun sx sangat bersyukur karena dia tidak terjerumus dalam dunia gelap. Acun sx juga sangat bangga kepada orang tuanya walaupun anak - anaknya banyak tapi sangat memperhatikan anak - anaknya untuk tidak terjerumus ke dalam hal – hal yang tidak baik. Awal perjalanan Acun sx di Tzu Chi karena karma baik maupun jodoh, disaat Acun sx bekerja di sebuah toko Acun sx mengenal seorang bhante dan pada saat itu beberapa relawan Tzu Chi yang datang ke Tangerang,  salah satunya adalah ibu Siu Mei (Ketua yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia), pada saat itu ibu Siu Mei ingin melakukan survey anak – anak asuh di Tangerang, lalu meminta Acun sx untuk menjadi  penunjuk jalan bagi para relawan tersebut, karena ibu Siu Mei tidak mengenal jalan di daerah Tangerang.

Walaupun tidak mengerti bahasa Mandarin yang di bicarakan oleh para relawan tersebut, Acun sx bisa merasakan cinta kasih dari para relawan tersebut, pada suatu hari pada saat survey ada seorang ibu yang sambil menangis  menghampiri ibu Siu Mei untuk meminta bantuan dia ibu tersebut berkata “Bisa tidak ibu tolong anak saya”,  ternyata anaknya menderita komplikasi lambung yang di baringkan di balai, dan dalam kondisi sekarat. Pada saat ibu tersebut meminta tolong dengan relawan Tzu Chi dan melihat cinta kasih dari para relawan ini hati Acun sx merasa terenyuh dan tersentuh.

Dalam hati Acun sx berpikir kenapa orang- orang ini  cinta kasihnya begitu besar, lalu ibu Siu  Mei berkata kepada Acun sx “ kamu carilah rumah sakit terbaik di Tangerang”, tapi Acun sx pada saat itu tidak pernah ke rumah sakit, dan Acun sx berkata  “ di sini tidak ada rumah sakit dan puskesmasnya jauh dari sini, dan kemungkinan anak tersebut tidak akan tertolong”. Lalu bu Siu  Mei berkata kepada Acun sx “kasih tahu ibunya jangan sedih kita akan bawah anaknya ke Jakarta”. Dengan  menggunakan mobil ibu Siu Mei anak tersebut akhirnya di bawa ke Jakarta tanpa menggunakan mobil ambulance dan tanpa peralatan medis, walaupun tanpa peralatan medis namun dengan adanya hati yang tulus dari para relawan Tzu Chi telah melebihi peralatan medis.

Pada saat itu  Acun sx  tidak begitu mengenal Tzu Chi. Namun setelah menyaksikan ketulusaan dari para Relawan maka Acun sx mendapatkan jawaban mengenai Tzu Chi, yaitu  Tzu Chi adalah  aliran hati cinta kasih kepada semua orang. Saat itulah Acun sx sadar dari titik kehidupannya yang  tidak mengenal kebaikan, dharma, dan hanya mengerti akan kegelapan batin, penderitaan, cara bertahan hidup akhirnya  menemukan cinta kasih yang luar biasa dari hati pada para relawan Tzu Chi. Pada saat di bawah ke Jakarta dan melihat rumah sakit yang besar dan lengkap Acun sx merasa seperti katak dalam tempurung yang hanya berteman dengan kecebong dan planton, namun setelah mengenal Tzu Chi,  Acun sx merasa seperti kura – kura di tengah samudera,  kenapa karena samudera begitu luas, luasnya di ibaratkan sebagai  cinta kasih Tzu Chi  di tengah samudra.

Itulah sekilas mengenai Acun sx, memasuki topic yang akan di bahas di ambil dari cerita Master Chen Yen yaitu Balas budi para binatang (kakek dan kura – kura)”, dalam cerita ini menceritakan ada seorang kakek yang menyelamatkan seekor kura – kura dari penjagalan, kemudian kura – kura tersebut di lepaskan ke laut, namun pada saat tengah malam kura – kura datang ke rumah kakek dan meberitahukan bahwa dalam beberapa hari lagi akan terjadi banjir besar yang akan menenggelamkan kota ini, jadi kakek harus mempersiapkan kapal untuk menyelamatkan diri, dan kura – kura akan menjadi penuntun jalannya. Tibalah hari tersebut lalu kura – kura menepati janji dan menuntun kakek, di tengah perjalanan ada rubah, ular yang meminta tolong kemudian di tolong oleh kakek, namun tiba - tiba pada saat kakek akan menyelamatkan manusia kura – kura melarang kakek, lalu kakek bertanya kenapa binatang boleh di tolong tapi manusia tidak boleh, lalu kura – kura berkata di dunia ini hati manusialah  yang cepat berubah, beritahukanlah kepada manusia yang kakek tolong untuk menjaga hati mereka.

Sampai di tempat yang aman rubah menemukan sebuah gua yang berisikan harta dan di beritahukan kepada kakek, namun di ketahui oleh orang yang di selamatkan kakek, dalam hati orang tersebut timbul ketamakan sehingga orang tersebut ingin mengambil harta tersebut dan mengancam kakek untuk memberitakan setengah harta tesebut namun kakek tidak setuju, kemudian orang tersebut membuat kakek di penjara, ular kemudian mendengar kakek di penjara, lalu ingin membalas budi kakek, ular memberikan sebuah daun obat yang dapat menyelamatkan kakek dari penjara, tak lama kemudian putra mahkota sakit dan raja memberikan titah siapapun yang dapat menyelamatkan putra mahkota akan di berikan separuh wilayah kerajaan, lalu kakek menyelamatkan putra mahkota dan memiliki setengah wilayag kerajaan dan kakek memimpin wilayahnya dengan bijaksana. Pesan yang ingin di sampaikan adalah hati manusia adalah rumit terkadang manusia melakukan hal yg kejam dan menyesatkan apabila kita dapat menjaga hati berbuat kebajikan dan menyayangi semua mahkluk dengan hati yang setara serta menjalin jodoh yang baik, sesungguhnya ini adalah menolong diri sendiri.

Dari kisah di atas sangat berhubungan dengan apa yang di alami oleh Acun sx bahwa binatang pun dapat membalas budi, jika kita dengan tulus menyelematkannya, hal ini terjadi sekitar tahun  2000 saat   Acun sx setelah mengantar seorang dokter di daerah halim dengan mobil dan pulang ke rumah salah satu relawan untuk mengembalikan mobilnya di daerah kelapa gading dan setelah  menaruh mobil tersebut kemudian Acun sx naik motor untuk pulang ke rumah, sekitar pukul 11 malam terjadi kecelakaan Acun sx di tabrak oleh anak muda yang mabuk, ternyata motor nya masuk ke garda mobil dan acun sx terlempar 4 meter dari motor tersebut, saat terlempar banyak yang berkerumunan di mobil yang tabrakan dan orang pada bilang kalau orang yang di tabrak pasti sudah mati, namun Acun sx ternyata masih hidup dan tidak terluka, kemudian anak muda itu dan Acun sx di bawah ke pos, dengan hati yang lapang  Acun sx  tidak menyalakan anak muda yang menabraknya itu, dan merasa bersyukur, lalu  Acun sx  bercerita kepada salah satu bhante di Tangerang, kalau dia mengalami kecelakaan namun masih hidup, bhante setengah tidak percaya karena kondisi Acun sx pada saat itu tidak seperti orang yang mengalami kecelakaaan, bhante pun tidak bisa menjawab kenapa Acun  sx masih hidup setelah mengalami kecelakaan ternyata jawaban adalah kira – kira 2 minggu yang lalu pada saat melewati Kampung Melayu Acun sx berhenti dari motornya, dan melihat ada seekor biawak yang di ikat kakinya dan sedang di perdagangkan, merasa kasihan akhir dengan uang yang tersisa hanya Rp. 60.000,-  Acun sx  membeli biawak tersebut dan di bawa pulang ke rumahnya dan kemudian biawak tersebut di lepaskan di kali dekat sebuah vihara rumah Acun sx, dari situlah jawaban kenapa Acun sx bisa selamat dari kecelakaan karena seekor binatang dapat merasakan ketulusan hati dari Acun sx  dan ini merupakan balas budi dari seekor biawak.

Selain masalah balas budi ada juga mengenai konflik yang di alami oleh Acun sx dengan ke 15 saudaranya terutama kakak pertamanya, entah ada karma apa Acun sx dengan kakak pertamanya selalu timbul gesekan, namun karena Acun sx telah berjalan di jalan Tzu Chi dan Master  selalu mengatakan tentang satu keluarga, Acun sx akhir bertekad untuk memperbaiki hubungan yang baik dengan kakak pertamanya dan terinsipirasi dari kata – kata Master yaitu “Kenapa kita tidak mencoba memberikan cinta kasih kepada orang yang membenci kita”, dari kata – kata tersebutlah akhir Acun sx meminta maaf kepada kakak pertamanya dan hubungan mereka kembali harmonis.

Gan En.

Link terkait :
Undangan Final Kegiatan bedah buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.