KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI: UTARA
Tema : “Sebuah Panggilan Jiwa (Misi)” (halaman 27 s/d 30)
MC : Po San Shixiong
Sharing by : Lo Hok Lay Shixiong
Lokasi : Jing Si Books & Cafe Pluit
Waktu : 12 Juli 2012, 19.00-21.00 WIB
Jumlah Peserta : 20 orang
Mengapa
orang begitu takut dipandang sebelah mata oleh orang lain? Ini pasti
karena mereka terlalu menyombongkan diri. Mengapa orang lain merasa
tidak puas terhadap Anda? Ini karena Anda menggembungkan ego Anda, dan keegoisan Anda membuat orang lain sulit menghargai dan menerima Anda. Ketika Anda dan orang lain gagal untuk saling menerima, muncullah berbagai masalah.
Di Tzu Chi kita belajar bagaimana menjalani hidup, menjadi manusia yang berbudi dan mengasihi sesama. Jika Anda tidak tahu bagaimana berjalan seiring dengan sesama, Anda tidak tahu bagaimana menjadi manusia yang berbudi.
Kita harus belajar mengerjakan dengan sungguh-sungguh hal yang memang
pantas kita kerjakan, pada saat yang sama kita harus mencegah diri kita
dari melakukan hal-hal yang tidak pantas. Bila kita secara tidak sengaja
berbuat salah, kita harus langsung memperbaikinya.

Kita
harus berusaha bersikap ramah, karena dalam hidup ini kita semua saling
mengandalkan, tak ada sesuatu pun dalam hidup yang dapat diwujudkan
oleh satu orang tanpa pertolongan orang lain. Jika kita
semua dapat hidup harmonis dan menyenangkan dengan yang lain serta dapat
membaktikan diri untuk masyarakat, maka kita akan hidup dengan sungguh
bermakna, penuh berkah, dan bahagia.
Selembar
ijazah akademik tidak setara dengan nilai diri seseorang, apa yang akan
tetap bersama kita adalah pengetahuan kehidupan dan kemanusiaan kita.
Untuk mempelajari itu, kita harus bertanya kepada diri kita, apakah kita
sudah cukup memedulikan orang lain dan peristiwa-peristiwa dalam
keseharian kita? Apakah kebijaksanaan kita tumbuh seiring dengan usia
kita? Apakah kita berusaha menjalin keharmonisan dengan keluarga dan
sejawat kita? Untuk hidup penuh makna, kita harus mempunyai tujuan yang mulia dan selalu bekerja ke arah tujuan itu.
Kita
datang ke dunia ini dengan sebuah misi, namun sebagian orang tidak tahu
bagaimana menjalani kehidupan mereka dan kemudian kehilangan arah,
sedemikian sehingga kadang mereka menyakiti diri sendiri dan mengganggu
masyarakat. Hal terpenting dalam hidup adalah “menjadi orang baik dan bekerja sama dengan orang lain”. Jika kita mampu saling menghormati dan menghargai, sebuah masyarakat yang indah dan baik akan terbentuk dengan sendirinya.
Sharing by Lo Hok Lay Shixiong :
- Menghadapi setiap hal, kadang kita bisa langsung merespon dengan marah, itu namanya EGO, kenalilah ego kita. Bila kita SADAR akan munculnya ego dalam diri kita, kita bisa menahan untuk tidak marah. Atau misalnya saat kita sudah mengerjakan sesuatu dan ternyata tidak ada yang memuji, kita bisa marah dan tidak sadar. Sifat dasar manusia memang begitu, itulah sebabnya Master Cheng Yen sering mengingatkan kita berkali-kali dan berulang-ulang dalam ceramahnya, agar kita dapat mengikis lima racun batin (ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, curiga). Kita harus bisa saling menerima pendapat/ide orang lain, kalau tidak, itu artinya kita tidak bisa mengecilkan ego kita.
- Master selalu mengingatkan kita untuk bu bi jiao, bu ji jiao (不比較 不計較), yaitu tidak membanding-bandingkan dan tidak saling perhitungan. Karena dengan membanding-banding dan saling perhitungan ini hanya akan menimbulkan karma buruk ataupun kebencian. Hati kita tidak bisa diam sehingga timbul masalah, namun demikian bersyukurlah karena kita diberi kesempatan untuk belajar. Bila timbul masalah dan kita sanggup menghadapinya dengan baik, maka kita akan ‘naik kelas’, ini akan membuat kita semakin ‘kuat’, sehingga kebijaksanaan pun bertambah.
- Melalui pikiran kita bisa menciptakan karma buruk, walaupun belum dilaksanakan. Kita sering dimainkan oleh perasaan sendiri, curiga ini dan itu. Kita harus tenang, orang lain mau memuji atau meremehkan, itu urusan mereka, kita hanya perlu tahu apa yang benar dan yang pantas kita lakukan, gan yuan zuo, huan xi shou (甘願做 歡喜受), artinya mengerjakan dengan sukarela dan menerima hasilnya dengan sukacita. Siapa yang kerja, dialah yang dapat, siapa yang makan, dialah yang kenyang. Mengkhawatirkan orang lain tidak belajar, lebih baik ingatkan diri sendiri untuk lebih banyak belajar. Melakukannya dulu sendiri sehingga bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
- Hal yang lebih penting dari ijazah adalah “kita tidak pernah berhenti belajar”. Di Tzu Chi terdapat banyak ladang untuk belajar, belajar menghadapi permasalahan dan belajar kebijaksanaan.
Sharing by Adenan Shixiong :
- Visi Tzu Chi adalah menyucikan hati manusia, agar masyarakat harmonis, sehingga dunia terhindar dari bencana. Menyucikan hati adalah langkah pertama, kebijaksanaan harus ditingkatkan.
- Ijazah, pengetahuan akademis tidak bisa mengikuti kita, tapi pengetahuan kehidupanlah yang bisa kita bawa. Ibarat komputer dengan software dan hardwarenya, software lama tidak bisa dipakai untuk hardware yang lebih tinggi spesifikasinya. Software ibarat karma yang kita bawa, apabila kita memiliki karma yang baik, maka kita juga akan mendapatkan hardware (fisik) yang baik pula.
- Bila softwarenya tidak bagus, maka tidak dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus, komputer akan ‘hang’, sebaliknya bila software bagus dan hardware juga mendukung, maka walaupun pekerjaan banyak tapi bisa berjalan dengan lancar. Seperti manusia, bagi tipe yang kurang bijak, bila sudah tidak sanggup menghadapi masalah maka mereka cenderung bersikap tidak bijak misalnya kesal, benci, ingin balas dendam, atau bahkan menyakiti diri sendiri (bunuh diri). Bagi orang yang bijak, walau bertemu banyak masalah pun dapat mengatasinya dengan baik.
Sharing by Yulina Shijie :
Ada 2 hal yang menentukan sikap seseorang baik atau kurang baik terhadap kita :
1. 业障 (ye zhang) Karma : Benih apa yang kita tanam, maka itulah buah yang akan kita dapat.
2. 冤亲债主 = Yuan Qing Zhai Zhu
冤(yuan) Benci
: Bila seseorang di masa lalu pernah membenci orang lain, maka di
kehidupan mendatang ia akan membenci orang itu juga walaupun orang itu
kelak menjadi bagian keluarganya.
亲 (qing) Cinta
: Bila seseorang di masa lalu pernah mencintai orang lain (teman,
keluarga, pasangan hidup), maka di kehidupan mendatang ia tetap akan
mencintai orang itu.
债 (zhai) Bayar Hutang
: Misalnya ada seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, ini
dikarenakan ia ingin membayar hutangnya di kehidupan yang lampau.
主 (zhu) Tagih Hutang
: Misalnya ada seorang ibu yang jahat kepada anak tirinya, ini
dikarenakan ibu ini sedang menagih hutangnya di kehidupan yang lampau.
Manusia hidup sebenarnya adalah sengsara. Ada 8 macam sengsara dalam hidup manusia :
1. 生苦 (sheng ku) = sengsara akibat lahir
2. 老苦 (lao ku) = sengsara akibat usia tua
3. 病苦 (bing ku) = sengsaran akibat sakit
4. 死苦 (si ku) = sengsaran akibat meninggal
5. 求不得苦 (qiu bu de ku) = sengsaran karena keinginan tidak tercapai
6. 怨憎苦 (yuan zeng ku) = sengsara karena berkumpul dengan yang dibenci
7. 愛別離苦 (ai bie li ku) = sengsara karena berpisah dengan yang dicintai
8. 五陰盛苦 (wu yin sheng ku) = sengsara karena memiliki panca skandha
Panca skandha yaitu :
1. 色=se (wujud rupa)
2. 受=shou (vedana/ perasaan)
3. 想=xiang (samjna/ pencerapan)
4. 行=xing (samskara/ bentuk-bentuk mental)
5. 識=shi (vijnana/ kesadaran).
Memiliki
受(vedana/perasaan) adalah sengsara, misalkan saat kita direndahkan dan
muncul perasaan tidak senang. Apabila kita ingin perasaan itu hilang,
kita cukup belajar untuk tidak melekat, biasakan untuk tidak mengikuti
ego kita yang ingin dipandang tinggi, serta belajar melupakan siapa yang
memandang rendah kita dan kata-kata apa yang dikeluarkan.
Memiliki
想(samjna/ pencerapan) membentuk suatu keakuan dan hal ini membuat diri
ini melekat. Keakuan membentuk karakter seseorang, melalui semua yang
kita suka dan yang kita tidak suka semuanya menjadikan suatu pribadi
keakuan. Di saat seseorang tidak dapat melepaskan keakuan, maka mulai
muncul ego yang menyulut munculnya 行(samskara/ bentuk-bentuk mental).
行(samskara/bentuk-bentuk mental) merupakan wujud dari mental/pikiran kita, dan terwujud melalui badan dan perkataan.
識(vijnana/kesadaran),
kita sadar kita direndahkan maka kita menjadi galau, sadar yang seperti
ini sifatnya negatif. Tapi kita harus memiliki kesadaran yang positif
untuk mencapai kebijaksanaan. Kita harus sadar mengenai kesengsaraan dan
keburukan kita, maka semua harus diubah setahap demi setahap. Sang
Buddha pernah mengatakan: "Tidak takut sadarnya lambat, yang ditakutkan adalah yang tidak pernah sadar."
Sharing by Like Shijie :
- Master Cheng Yen menginginkan agar kita selain membina berkah juga membina kebijaksanaan. Kalau kita tidak membina kebijaksanaan, maka kita tidak akan bisa masuk ke alam manusia. Master memberi kita 4 huruf : 佛心師志 fo xin shi zhi (hati Buddha, tekad guru). Karena masih adanya 5 racun, maka kita tidak bisa lepas dari alam samsara. Baca buku saja tidak cukup, namun harus kita praktekkan. Tanpa ladang berkah, kita tidak bisa membina kebijaksanaan. Kita harus menjalin jodoh baik dengan setiap orang, satu musuh saja itu sudah terlalu banyak.
- Bila ada orang yang membenci atau kita merasa tidak nyaman berarti ada Yuan Qing Zhai Zhu di sekitar kita. Namun bagaimanapun juga kita harus senantiasa berbuat baik. Bila karma buruk berbuah di saat yang tidak tepat, berarti timbunan karma baik tidak cukup.
- Kita harus seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk, jangan ada fa man (kesombongan dharma), kesombongan karena merasa sudah sangat memahami dharma dan lebih mengerti dari orang lain.
- Kita tidak perlu menuntut anak untuk pintar sekolah, tapi pintar jadi orang, bagaimana menjadi orang, karena mutu kepribadian lebih penting.
Sharing by Po San Shixiong :
- Saat diremehkan, sebenarnya kita harus bersyukur, malah saat dipuji kita harus waspada, karena kita bisa terlena dan ego bisa timbul. Kita harus sadar karena pada awalnya kita bekerja dengan tulus, sadar kemudian kembali ke awal dan melakukan yang pantas dilakukan. Master tidak memuji relawan setelah bekerja, namun hanya bertanya apakah melakukannya dengan penuh sukacita dan rela?
- Kita harus menyucikan hati sendiri dulu sebelum meyucikan hati orang lain. Menyucikan hati orang harus dimulai dari menyucikan hati sendiri. Bencana terbesar adalah bencana akibat batin manusia, lebih dahsyat dari bencana alam karena korban yang terjadi lebih besar dari bencana alam.
- Kita harus memupuk kebijaksanaan, dalam menggarap ladang berkah, bila timbul masalah harus disyukuri, karena itu akan membuat kita menjadi lebih kuat. Bersyukur bila diremehkan dan waspada bila dipuji.
Gan En
Link terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.