Kamis, 20 Desember 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : “Metamorfosis”
Pembicara : Wie Siong Shixiong (salah satu komite Tzu Chi yang banyak bergelut di misi amal)
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 20 Desember 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 19 orang

Metamorfosis adalah sebuah perubahan fase kehidupan seperti  se-ekor kupu – kupu yang terus berproses (dari telur –> ulat kepompong –> kupu kupu dewasa).

“Dulu saya adalah orang yang bertemperamental buruk, mudah emosi dan mudah marah, saat itu saya tidak berpikir akan akibatnya. Kehidupan yang lalu saya banyak berbuat yang tidak semestinya seperti berjudi dll, hanya mencari kepuasan materi .” ungkap Wie Sioeng Shixiong

Proses perubahan diri
Saat melihat gambar Tzu Chi Center (Jing Si Tang) apa yang ada dalam pikiran kita?
Tzu Chi berasal dari satu tempat yaitu Hualien, Taiwan Timur sampai saat ini terus berkembang hingga tersebar di 53 negara. Salah satunya adalah Di Indonesia, perjalanan  Tzu Chi Indonesia dari awal hingga saat ini telah memiliki satu tempat pelatihan diri bagi insan Tzu Chi yaitu Tzu Chi Center (Jing Si Thang)  juga merupakan satu proses yang panjang.

“Saya juga mengalami satu proses.” Menemukan Tzu Chi seperti menemukan pelabuhan bagi batin saya, bagaimana saya bisa merubah diri, merubah kehidupan saya menjadi lebih bermakna. Saya menyadari bahwa kebahagiaan duniawi yang saya kejar (materi) yang saya kejar semuanya hanyalah nol nothing.

Master menciptakan dunia Tzu Chi lengkap dengan softwarenya dengan sistem 4in1, dan kita sudah berada di gerbang Tzu Chi selanjutnya apa yang akan kita lakukan? apakah mau melangkah mundur atau terus melangkah maju? Dulu saya seperti ulat yang sangat menakutkan, saya bersyukur berada di jalan Tzu Chi. Merubah diri menjadi lebih baik bukanlah hal yang tidak mungkin. Satu hal besar dimulai dari satu langkah pertama, semua sarana sudah ada di Tzu Chi  sangat sayang jika tidak memanfaatkannya.  

Di Jing Si Books & Café selain memperoleh ketenangan batin juga merupakan tempat untuk merenung, Jing Si Books & café adalah Dharma tanpa kata-kata.  Saya mulai memahami Dharma Master melalui buku-buku Beliau, ataupun saat berkegiatan. Menjalankan Tzu Chi harus fokus arah dan tujuan kita harus jelas. Melakukan seperti apa yang Master ajarkan bukan melakukan apa yang saya mau. Welas asih dan kebijaksanaan kita harus seimbang dalam melihat hal apapun.

“Melakukan tanpa memahami adalah berbahaya, memahami tanpa melakukan adalah sia-sia.”
--Kong Hu Cu—

Harus memahami terlebih dahulu Tzu Chi itu adalah apa? mau apa dan apa yang dicari di Tzu Chi? Hanya mendengar saja = lupa, dengan melihat = tahu, setelah tahu harus lakukan barulah kita dapat memahami.

 Visi Tzu Chi adalah :
-          Mensucikan hati manusia : dimulai dengan mensucikan hati diri sendiri terlebih dahulu, merubah diri terlebih dahulu barulah bisa menginspirasi orang-orang disekeliling kita.
-          Masyarakat Harmonis
-          Dunia bebas bencana
-           “Apa yang saya dengar bukan punya saya, tapi apa yang saya katakana barulah punya saya.” Jadi, jika saya sudah berani sharing berarti saya sudah “MELAKUKAN” Tzu Chi, saya melakukan hal yang benar menurut ajaran Master.
-          “Katakanlah apa yang akan kita lakukan, lakukan apa yang telah kita katakana.” Jika kita mau berbicara kita harus tahu akan akibatnya, jika kita sudah bicara kita harus lakukan.

Bersyukur, karena tidak semua hal hanya diukur dengan materi  
v  “setiap saat berbaik hati, setiap hari merupakan hari baik.”
v  “Jangan biarkan kerisauan membebani hati, badan boleh sibuk tetapi hati tidak boleh ikut sibuk.”
v  “kehidupan yang bahagia tidak terletak pada materi, ketenaran, keuntungan, dan kedudukan. Tetapi  terletak pada perhatian dan tali persahabatan antar sesama.”

Tzu Chi adalah tempat perpustakaan batin, kampus untuk melatih diri, Tzu Chi adalah universitas yang tiada pernah usai. Bersyukur setiap saat, bersyukur atas apa yang telah kita miliki karena  diluar sana banyak orang-orang yang kondisinya tidak sebaik kita. Banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

If you give a little love,  cinta kasih tidak akan habis dibagikan malah akan semakin bertambah banyak. “Saya yakin tujuan saya benar, saya percaya dihati setiap orang terdapat  cinta kasih yang menunggu untuk dibangkitkan.” Menjadi Murid Master harus melayani, bersatu hati untuk tujuan yang benar, ramah tamah, gotong royong dengan satu kesepahaman.

Sharing peserta
Hok Lay Shixiong :
dua hal yang saya lihat dari Wie Sioeng shixiong yang sangat menginspirasi saya pertama, kesungguhan hati beliau menyiapkan PPT mengumpulkan data-data sehingga semua hal yang ditampilkan sangat menyentuh hati.  Kedua adalah sudah bertransformasi dari beliau yang dulu sampai sekarang tidaklah gampang tapi ada tekad pasti ada kekuatan, di Tzu Chi jangan hanya “tahu” tapi juga harus “praktik” menjalankan dan mempraktikan sehingga memperoleh pemahaman.

GAN EN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.