Kamis, 27 Desember 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema  : “Malam keakraban dan Sharing Inspiratif/ Kesan-kesan peserta Bedah Buku 2012
Lokasi   : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 29 Desember 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta :

Hari ini merupakan Bedah Buku terakhir di tahun 2012, tak terasa satu tahun telah kita lewati bersama untuk menutup acara  Bedah Buku hari ini lebih bertujuan kepada malam keakraban. Sebagai awal acara ditayangkan video yang berdurasi sekitar lima menit. Video tersebut menceritakan kondisi kota besar yang banyak terdapat restoran siap saji, ada dua orang gadis muda yang berpakaian cukup bagus yang memperlihatkan kondisi ekonomi yang baik datang ke sebuah restoran siap saji dan ke pramusaji untuk memesan makanan, setelah mendapatkan makanan pesanannya kedua gadis tersebut mengambil tempat duduk menikmati makanannya sambil berbincang-bincang, makanan yang dipesan kedua gadis muda tersebut ternyata masih tersisa banyak dan pelayan restoran terpaksa membuang makanan sisa tersebut ke tempat pembuangan sampah, di tempat lain di Benua Afrika banyak anak-anak kecil berebutan makanan yang diberikan padahal makanan tersebut adalah makanan sisa yang ditaruh diember, di suatu tempat seorang bapak memilih-milih sisa makanan yang masih dapat dimakan untuk dibawa pulang untuk anak-anak dan istrinya, sebelum mereka makan, mereka tak lupa berdoa untuk mengucap syukur atas makanan yang telah mereka peroleh hari ini.       

Kesan-kesan para peserta terhadap video yang ditayangkan

-Krisis pangan merupakan kenyataan , walaupun sulit untuk mempercayainya, perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi kondisi yang tanah  ini berakibat mempengaruhi pangan, Master Cheng Yen mengatakan agar kita makan 80 persen dan 20 persennya  untuk membantu yang lain, anjuran Master Cheng Yen harus kita ikuti, untuk mengatasi krisis pangan kita mengenal adanya transgenetik  yang berasal dari Benua Amerika dan Benua Eropa. Itu sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit.

-Kebanyakan masyarakat tidak menyadari  ada makanan yang kita buang ternyata diambil orang lain yang kesulitan memperoleh makanan, video ini sangat baik untuk diputar untuk menginspirasi semua orang.

-Dengan melihat video ini kita dapat melihat kehidupan dari orang miskin yang ikhlas menjalani kehidupannya dan berpacu dengan waktu untuk menjalani kehidupannya.

-saya melihatnya dengan rasa bersyukur, berdoa dulu sebelum makan, biasanya kita selalu merasa kasian terhadap orang miskin, kita berpikir orang kaya lebih bahagia tetapi kuncinya adalah rasa bersyukur yang dapat membuat kita bahagia dan membuat segala sesuatunya indah.

-kita melihat ada pihak yang berlebih dan ada pihak yang kekurangan, kita sebagai pihak ketiga dapat mencari  solusi dengan menyediakan makanan untuk pihak yang kekurangan atau berpikir lebih jauh bagi pihak yang kekurangan makanan mendapatkan makanan apakah dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kehidupannya.

-Ini adalah keseharian yang sering kita lihat, kita dapat melihat yang satu tidak memikirkan yang lainnya, ini hanyalah cuplikan contoh pada saat kelaparan yang terpenting adalah perut kita kenyang, terkadang kita lupa bersyukur, kita harus merenungkan , walaupun ini cuplikan video pendek tetapi sangat memberi kesan mendalam dimana kita harus mengambil jalan terbaik untuk dapat merasakan kebahagian.

Setelah mendengar sharing dari para peserta mengenai tayangan video acara dilanjutkan dengan melihat cuplikan video foto kegiatan Bedah Buku He Qi Utara selama di tahun 2012 dan menyaksikan video yang berisi kata kata inspirasi mengenai besyukur

Bersyukurlah kalau kamu belum siap memiliki sesuatu yang kamu inginkan seandainya sudah apa lagi yang harus kamu inginkan
Bersyukurlah kalau kamu tidak mengetahui

sesuatu karena itu memberikan kamu kesempatan untuk untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit karena dimasa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu karena memberikanmu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu perbuat karena itu memberikanmu pelajaran yang paling berharga.

Bersyukurlah untuk lelah dan letih karena telah membuat suatu perbedaan.
Bersyukurlah atas tantangan baru karena membangun kekuatan dan karaktermu.
Hidup ini akan lebih bahagia bila kita dapat menikmati apa yang kita miliki,
Karena bersyukur itu merupakan kualitas yang tertinggi.

Untuk mengevaluasi kegiatan Bedah buku para peserta kami meminta untuk dapat memberikan sharing kesan kesan terhadap kegiatan Bedah Buku
Sharing peserta terhadap kegiatan Bedah Buku
-Sangat menarik dan banyak manfaatnya
-Saya tidak suka ke Bedah Buku karena pada awalnya saya berpikir apa manfaatnya Bedah Buku karena    saya sendiri sangat suka baca buku dan ternyata saya berjodoh dengan bedah buku dan saya mendapatkan banyak manfaat dengan mengetahui lebih jauh Tzu Chi , Dharma serta kebijaksanaan, saya mengharapkan kegiatan ini lebih di tingkatkan.
-Saya bersyukur dengan adanya Bedah Buku saya bisa berubah, saya orangnya tertutup, saya sangat suka menulis tetapi dengan adanya Bedah Buku, saya menjadi lebih terbuka dan menerima pendapat orang lain dan berani mengemukakan pendapat dengan bijaksana serta dapat mengikis sifat buruk saya
-Bisa dapat belajar meningkatkan kebijaksanaan dilingkungan yang positif dan banyak belajar Dharma.

Sebagai penutup acara kami mendengarkan lagu I’am Blessed, acara tukar kado bersama dan foto-foto bersama, acara ini merupakan sebuah acara malam keakraban sekaligus untuk renungan menyambut tahun yang depan  untuk jangan lupa untuk bersyukur dan terus berusaha meningkatkan kualitas diri dengan mempraktekan benar-benar arti dari bersyukur yang sesungguhnya, semoga acara ini memberikan manfaat kepada kami semua yang hadir pada acara penutupan Bedah Buku Akhir Tahun.

Gan En.

Kamis, 20 Desember 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : “Metamorfosis”
Pembicara : Wie Siong Shixiong (salah satu komite Tzu Chi yang banyak bergelut di misi amal)
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 20 Desember 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 19 orang

Metamorfosis adalah sebuah perubahan fase kehidupan seperti  se-ekor kupu – kupu yang terus berproses (dari telur –> ulat kepompong –> kupu kupu dewasa).

“Dulu saya adalah orang yang bertemperamental buruk, mudah emosi dan mudah marah, saat itu saya tidak berpikir akan akibatnya. Kehidupan yang lalu saya banyak berbuat yang tidak semestinya seperti berjudi dll, hanya mencari kepuasan materi .” ungkap Wie Sioeng Shixiong

Proses perubahan diri
Saat melihat gambar Tzu Chi Center (Jing Si Tang) apa yang ada dalam pikiran kita?
Tzu Chi berasal dari satu tempat yaitu Hualien, Taiwan Timur sampai saat ini terus berkembang hingga tersebar di 53 negara. Salah satunya adalah Di Indonesia, perjalanan  Tzu Chi Indonesia dari awal hingga saat ini telah memiliki satu tempat pelatihan diri bagi insan Tzu Chi yaitu Tzu Chi Center (Jing Si Thang)  juga merupakan satu proses yang panjang.

“Saya juga mengalami satu proses.” Menemukan Tzu Chi seperti menemukan pelabuhan bagi batin saya, bagaimana saya bisa merubah diri, merubah kehidupan saya menjadi lebih bermakna. Saya menyadari bahwa kebahagiaan duniawi yang saya kejar (materi) yang saya kejar semuanya hanyalah nol nothing.

Master menciptakan dunia Tzu Chi lengkap dengan softwarenya dengan sistem 4in1, dan kita sudah berada di gerbang Tzu Chi selanjutnya apa yang akan kita lakukan? apakah mau melangkah mundur atau terus melangkah maju? Dulu saya seperti ulat yang sangat menakutkan, saya bersyukur berada di jalan Tzu Chi. Merubah diri menjadi lebih baik bukanlah hal yang tidak mungkin. Satu hal besar dimulai dari satu langkah pertama, semua sarana sudah ada di Tzu Chi  sangat sayang jika tidak memanfaatkannya.  

Di Jing Si Books & Café selain memperoleh ketenangan batin juga merupakan tempat untuk merenung, Jing Si Books & café adalah Dharma tanpa kata-kata.  Saya mulai memahami Dharma Master melalui buku-buku Beliau, ataupun saat berkegiatan. Menjalankan Tzu Chi harus fokus arah dan tujuan kita harus jelas. Melakukan seperti apa yang Master ajarkan bukan melakukan apa yang saya mau. Welas asih dan kebijaksanaan kita harus seimbang dalam melihat hal apapun.

“Melakukan tanpa memahami adalah berbahaya, memahami tanpa melakukan adalah sia-sia.”
--Kong Hu Cu—

Harus memahami terlebih dahulu Tzu Chi itu adalah apa? mau apa dan apa yang dicari di Tzu Chi? Hanya mendengar saja = lupa, dengan melihat = tahu, setelah tahu harus lakukan barulah kita dapat memahami.

 Visi Tzu Chi adalah :
-          Mensucikan hati manusia : dimulai dengan mensucikan hati diri sendiri terlebih dahulu, merubah diri terlebih dahulu barulah bisa menginspirasi orang-orang disekeliling kita.
-          Masyarakat Harmonis
-          Dunia bebas bencana
-           “Apa yang saya dengar bukan punya saya, tapi apa yang saya katakana barulah punya saya.” Jadi, jika saya sudah berani sharing berarti saya sudah “MELAKUKAN” Tzu Chi, saya melakukan hal yang benar menurut ajaran Master.
-          “Katakanlah apa yang akan kita lakukan, lakukan apa yang telah kita katakana.” Jika kita mau berbicara kita harus tahu akan akibatnya, jika kita sudah bicara kita harus lakukan.

Bersyukur, karena tidak semua hal hanya diukur dengan materi  
v  “setiap saat berbaik hati, setiap hari merupakan hari baik.”
v  “Jangan biarkan kerisauan membebani hati, badan boleh sibuk tetapi hati tidak boleh ikut sibuk.”
v  “kehidupan yang bahagia tidak terletak pada materi, ketenaran, keuntungan, dan kedudukan. Tetapi  terletak pada perhatian dan tali persahabatan antar sesama.”

Tzu Chi adalah tempat perpustakaan batin, kampus untuk melatih diri, Tzu Chi adalah universitas yang tiada pernah usai. Bersyukur setiap saat, bersyukur atas apa yang telah kita miliki karena  diluar sana banyak orang-orang yang kondisinya tidak sebaik kita. Banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

If you give a little love,  cinta kasih tidak akan habis dibagikan malah akan semakin bertambah banyak. “Saya yakin tujuan saya benar, saya percaya dihati setiap orang terdapat  cinta kasih yang menunggu untuk dibangkitkan.” Menjadi Murid Master harus melayani, bersatu hati untuk tujuan yang benar, ramah tamah, gotong royong dengan satu kesepahaman.

Sharing peserta
Hok Lay Shixiong :
dua hal yang saya lihat dari Wie Sioeng shixiong yang sangat menginspirasi saya pertama, kesungguhan hati beliau menyiapkan PPT mengumpulkan data-data sehingga semua hal yang ditampilkan sangat menyentuh hati.  Kedua adalah sudah bertransformasi dari beliau yang dulu sampai sekarang tidaklah gampang tapi ada tekad pasti ada kekuatan, di Tzu Chi jangan hanya “tahu” tapi juga harus “praktik” menjalankan dan mempraktikan sehingga memperoleh pemahaman.

GAN EN.

Kamis, 13 Desember 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI, UTARA.

Tema : Sharing Pulang Kampung Halaman Batin.
Pembicara : Lo Hok Lay Shixiong, Leo Samuel Salim Shixiong (Relawan dari Medan), Amelia Devina Shijie, Veni Shijie.  
Pembawa Acara : Amelia Devina Shijie.
Lokasi : Jing Si book and Café, Pluit
Waktu : Kamis 13 Desember 2012, Jam 19.00-21.00 WIB.
Jumlah peserta : 35 orang.

Sharing Shixiong / Shijie tentang relawan Komite.
Puspa Shijie :
Kalau masih menjadi relawan biasa mungkin tanggung jawabnya itu masih belum begitu berat, tetapi kalau sudah menjadi relawan komite mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Jadi kalau ada kegiatan maka mereka yang memegang tanggung jawab .

Budi Shixiong :
Menjadi relawan kembang belum tahu Tzu Chi seperti apa, lalu menjadi relawan abu putih maka ia menerima Tzu Chi dan menjadi relawan biru putih berarti sudah sepaham dengan paham Tzu Chi. Kalau sudah menjadi komite maka ia mempunyai tanggung jawab, seperti menjadi PIC dalam suatu acara kegiatan dan menjadi teladan bagi relawan lainnya.

Yogi Shixiong :
Saya belum menjadi relawan tapi kalau dilihat menjadi relawan saja sudah luar biasa, apa lagi menjadi relawan komite yang harus memberikan contoh kepada yang lain.

Sharing relawan yang pada bulan November 2012 lalu pulang kekampung halaman batin dan dilantik oleh Master menjadi relawan Komite.

Leo Samuel Salim (Wei Qiao) Shixiong.
Sewaktu naik ke panggung untuk dilantik merasa bahagia dan terharu, karena penantian selama 7 tahun baru terlaksana pada tahun ini. Masuk Tzu Chi dari tahun 2005 sampai dengan 2010 masih terus mencari kunci, padahal jawaban dan ajaran yang bagus sudah ada tapi masih merasa ragu dan masih ingin tahu lebih detail lagi. Sekian tahun menjalankan Tzu Chi, sudah beberapa kali direkomendasi untuk menjadi komite tapi merasa jodoh masih belum matang. Tahun 2011 baru merasa mantap untuk menjadi komite. Ketika dilantik mendapatkan pengakuan sebagai murid Jing Si, juga disematkan sebuah kain kecil dengan tulisan Hati Buddha, Tekad Guru”. Master selalu mengatakan hal yang sama yaitu hendaknya hati kita layaknya seperti hati Buddha.
 



Master saat berguru dengan Yin Shun Dao Shi mendapatkan 6 huruf “Wei Fo Qiao, Wei Zhong Sheng - Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Selama 40 tahun Master selalu mengajarkan Demi semua makhluk, baru sekarang ini Master mengajarkan Demi ajaran Buddha. Master juga mengharapkan komite yang dilantik bisa terus menyebarkan ajaran Jing Si. Komite mempunyai tugas untuk menjadi pendamping dan juga contoh yang baik bagi anak ayam dan bagi relawan yang baru. Menjadi komite bukan berarti menjadi sempurna tapi kembali ketitik awal, dimana harus belajar dan terus belajar.








Veni (Lu Hui) Shijie.
Lima tahun yang lalu sudah masuk Tzu Chi, tapi hanya mengikuti kegiatan saja. Setelah mengikuti kegiatan Tzu Chi merasa bersyukur dan tahun lalu sebenarnya sudah mau dilantik menjadi komite tapi masih merasa belum yakin. Sampai tahun ini merasa hati lebih tenang dan juga yakin untuk menjadi komite. Sekarang menjadi lebih yakin lagi untuk menjalankan Tzu Chi (Sheng Sheng Shi Shi Zuo Tzu Chi).

Lo Hok Lay (Chi Dan) Shixiong.
Dulu setiap kali diajak untuk melakukan Tzu Chi selalu marah dan tidak mau. Tahun 2008 ketika sudah masuk Tzu Chi lalu pulang ke Taiwan baru merasa terbuka, ketika kembali dari Taiwan bertekad menjadi relawan dan menjalankan Tzu Chi. Tahun 2009 berikrar untuk tidak merokok, tapi baru pada tahun 2011 benar-benar berhenti merokok dan tahun 2010 berikrar untuk bervegetarian. Perjalanan di Tzu Chi adalah perjalanan untuk bertobat dan mengikis kebiasaan buruk kita. Melatih kebijaksanaan melalui 4 misi dan 8 jejak langkah, jika seorang komite tidak pernah mengikuti survey kasus, bagaimana ia bisa membimbing relawan yang lainnya, seperti membaca buku dan hanya tahu teorinya saja tapi tidak pernah praktek.

Detik demi detik kita harus selalu bersyukur bahwa kita masih hidup, karena umur manusia hanyalah setarikan nafas saja. Menjadi komite harus “Gan En Bei Xu Yao - Merasa bersyukur bahwa kita masih dibutuhkan”. Master bilang yang paling sulit diatasi adalah Kemalasan, karena pikiran yang menjadi akar dari kemalasan, jadi bukan hanya jasmani saja yang malas tetapi batinnya juga menjadi malas. Master mengatakan proses belajar tidak pernah berhenti, jadi jangan merasa sudah pintar dan hanya mau untuk menjadi pengajar, tetapi kita harus selalu mengganggap diri kita adalah pelajar. Menjadi komite bukanlah berarti lulus dan tamat belajar, tapi harus terus belajar untuk memperdalam visi dan misi, serta memperdalam niat yang ada dan menjadi komite harus memegang tanggung jawab yang lebih untuk membimbing relawan yang lain, juga terus menyebarkan ajaran Jing Si.

Amelia Devina (Lu Wen) Shijie.
Mengenal Tzu Chi sudah sejak kecil sekitar dari tahun 1999 dan masih duduk dibangku sekolah (SMP), ketika itu merasa seperti masuk kedunia lain dan waktu itu sering mengikuti kegiatan Tzu Chi bersama orangtua yang juga adalah relawan. Saat lulus kuliah di tahun 2007 baru menjadi relawan abu putih, dan ketika menjadi relawan biru putih, baru tahu dan merasakan menjadi relawan itu seperti apa. Dengan mengikuti kegiatan bedah buku mendapatkan banyak pembelajaran, juga pemikiran dan pandangan banyak berubah.

Saat direkomendasikan menjadi relawan komite tidak mempunyai kepercayaan diri, tetapi setelah menjadi relawan komite mempunyai pandangan baru bahwa relawan komite itu bukan hanya mengenai pekerjaannya ataupun tanggung jawab saja, tapi menjadikan Visi – Misi dan tekad Master menjadi Visi – Misi dan tekad kita juga. Di saat ini kita sudah bertemu dengan guru hidup yang bisa membimbing kita, itu adalah kesempatan yang sangat langka dan sudah sangat luar biasa, apalagi kita bisa mengabdi / berbakti pada guru kita dengan cara menjalankan ajarannya, maka itu adalah kesempatan yang harus digenggam.

Lo Hok Lay Shixiong => Ketika jodoh sudah datang maka lakukan saja dan jangan merasa belum waktunya, jadi seakan-akan menolak jodoh yang datang dan bukannya menerima, sedangkan kita diajarkan untuk selalu bersyukur dan menerima yang datang kepada kita. Hendaknya kita harus mensyukuri apa saja yang datang dan yang berjodoh dengan kita. Sebagai teman atau pun sesama relawan juga harus bersyukur bisa bersama, apalagi kita sudah berjodoh dengan Master dan bisa menjadi murid Master, kalau jodoh itu ditolak maka betapa sombongnya diri kita. Pesan Master adalah “Genggamlah saat ini dengan baik”.

Leo Samuel Salim Shixiong => Di Afrika selatan ada seorang Shijie yang dulunya adalah penerima bantuan tapi sekarang dilantik menjadi komite. Kehidupannya dulu begitu mengenaskan tapi ia bisa keluar dari kubangan penderitaannya itu dan sekarang telapak tangannya tidak lagi menghadap keatas tapi menghadap ke bawah. Kata perenungan Master  “Daripada berharap pada orang lain, lebih baik berharap pada diri sendiri”

Sharing peserta.
Sharing dari seorang Shixiong :
Semua ini adalah proses dari mencari identitas, tetapi identitas ini bukan secara physikologis tapi identitas secara spiritual, karena ada yang tidak dapat dijelaskan secara physikologis, yaitu Jodoh.

Lina Shijie :
Menjalankan Tzu Chi membuat kita belajar, dan baru beberapa bulan lalu bertekad untuk menjadi komite. Suatu hari nanti ingin benar-benar menjadi murid Master, walaupun sekarang ini memang sudah menjadi murid Master tapi belum secara resmi.

Feranika Shijie :
Dulu setiap kali ditanya mau atau tidak menjadi komite? selalu berpikir dan menjawab tidak. Karena di waktu itu melihat ada beberapa kejadian di Tzu Chi yang membuat keberatan, dan bukan karena meragukan ajaran Master tapi karena mempunyai konsep pemikiran yang salah. Seiring berjalannya waktu pemikiran menjadi lebih terbuka dan bila sekarang ada yang bertanya mau atau tidak menjadi komite, pasti akan menjawab mau tapi waktunya kapan tidak tahu dan sesuai dengan jodoh.

Penutup oleh Amelia Devina Shijie.

Tanggung jawab bukanlah hal yang menakutkan, karena melalui tanggung jawablah kita bisa melatih diri. Kalau kita tidak bisa melatih diri, baik itu dalam berkegiatan ataupun dalam kehidupan sehari-hari maka kita tidak akan tumbuh dan terasah. Kalau tanpa ada cobaan dalam hidup maka rasa walas asih kita tidak akan timbul. Dengan kita melalui kesulitan barulah kita melatiih diri.

Gan en.

Kamis, 06 Desember 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI: UTARA.

Tema : 衲履足跡 Nà lǚ zújì
Sharing by : Livia Lie Shijie (komite dan penanggung jawab Jing Si Books & Cafe Pluit)
Lokasi :  Jing Si Books & Cafe Pluit
Waktu : 6 Desember 2012, 19.00-21.00 WIB
Jumlah Peserta : 23 orang


Lirik Lagu大地和風 Dàdì héfēng : 

信實誠正為大地. Xìnshí cheng zhèng wéi dàdì.
Keyakinan, kesungguhan, ketulusan, dan kebenaran sebagai landasan (bumi)

慈悲喜捨為和風. Cíbēi xǐshě wèi héfēng.
Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin sebagai angin yang harmonis

智慧妙法為淨水. Zhìhuì miàofǎ wèi jìng shuǐ.
Kebijaksanaan dan Dharma agung sebagai air jernih

殷勤精進為陽光. Yīnqín jīngjìn wèi yángguāng
Sifat tekun dan giat sebagai cahaya mentari


增長一切諸善法. Zēngzhǎng yīqiè zhū shàn fǎ.
Menumbuh kembangkan seluruh nilai-nilai kebajikan

去疑解惑除無明. Qù yí jiě huò chú wúmíng.
Mengikis setiap keraguan dan kegelapan batin

堅定道心立宏願. Jiāndìng dào xīn lì hóngyuàn.
Memperkokoh keyakinan dan membangun tekad luhur

愛灑蒼生淨心靈.Ài sǎ cāngshēng jìng xīnlíng
Menebar cinta kasih dan menyucikan hati semua makhluk


悲智願行播善種. Bēi zhì yuàn xíng bō shàn zhǒng.
Menebar benih kebajikan dengan menjalankan kewelasasihan dan kebijaksanaan

耕耘灌溉菩提林. Gēngyún guàngài pútí lín.
Menggarap dan merawat benih itu sehingga menjadi hutan Bodhi

人間菩薩一念心. Rénjiān púsà yīniàn xin.
Dari sebersit niat Bodhisattva dunia

預約淨土在人間.Yùyuē jìngtǔ zài rénjiān
Mewujudkan tanah suci di alam manusia.
Sharing mengenai lagu Dàdì héfēng :
Livia Shijie :
  • Keyakinan, kesungguhan, ketulusan, dan kebenaran (信實誠正Xìnshí cheng zhèng) adalah filosofi dasar yang harus kita jalankan.
  • Mazhab Tzu Chi adalah dharma yang harus kita praktekkan.
  • Dalam misi apapun, kita harus dengan welas asih dan tanpa pamrih, sehingga batin tenang dan harmonis.
  • Belajar dharma haruslah konsentrasi,  janganlah belajar terlalu banyak tapi tidak dipraktekkan. Belajar satu hal, praktekkan satu hal.
  • Kita harus yakin dengan Master Cheng Yen, jangan karena sesuatu lalu membuat kita mundur, makanya tekad haruslah kuat.
  • Ibarat dengan air tanaman bisa tumbuh, demikian pula hati kita, dengan siraman air dharma sehingga bisa bertumbuh.
  • Hendaknya kita bisa Zhī fú xīfú zài zàofú, menyadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan berkah kembali, kemudian menggalang banyak bodhisattva dunia, makin banyak bodhisattva maka tanah suci (淨土 jìngtǔ) barulah bisa tercipta.
Like Shijie :
  • Melalui empat misi (amal, pengobatan, pendidikan, budaya humanis) menyebarkan ajaran dan menyucikan hati manusia. Master ingin kita agar melalui empat misi ini bisa timbul rasa syukur, banyak belajar, dan batin menjadi tenang.
  • Bila mendalami dharma, maka kita akan paham dengan hubungan sebab akibat. Kita bersyukur tidak terlahir sebagai orang-orang yang menderita atau yang patut dikasihani.
  • Bila kita sering membaca buku dan mendengar ceramah Master Cheng Yen, kita bisa segera sadar akan sikap kita, dan segera memperbaikinya. Setiap orang adalah dalam proses belajar, yang penting binalah diri sendiri, hati harus dijaga dengan baik. Sebersit niat baik harus bisa dipertahankan dan dijalankan.
  • Menciptakan tanah suci (淨土 jìngtǔ) adalah tekad seorang bodhisattva. Bisa memiliki tekad seperti ini tidaklah mudah, seperti tekad Bodhisattva Kṣitigarbha dan Avalokitesvara. Dan tekad ini adalah sheng sheng shi shi (selama-lamanya), bila tekad ini cukup besar maka bisa tetap terlahir sebagai manusia dan menjadi bodhisattva dunia.
  • Kita harus berani bertekad, Master bilang bertekad haruslah yang besar. Berkahi diri kita dengan tekad. 信要深,願要大 Xìn yào shēn yuàn yào dà, keyakinan harus dalam, tekad harus besar.
  • Dalam berkegiatan pasti ada naik turunnya, kita hendaknya bisa senantiasa menjalin jodoh baik. Bila kegiatan bisa berjalan lancar, maka kita akan merasakan munculnya kebahagiaan dharma. Bila tidak menjalin jodoh baik, maka bisa menciptakan karma buruk.

Po San Shixiong :
  • Genggam saat ini, manfaatkan dengan menciptakan tanah suci dengan menjalankan ajaran Master Cheng Yen. Kita beruntung terlahir sebagai manusia, beruntung bisa mendengar dharma, lebih beruntung lagi karena bisa belajar ajaran Master Cheng Yen.  
 Hok Lay Shixiong :
  • Niat dan tekad harus jalan beriringan. Niat awal saya bergabung di Tzu Chi adalah untuk membalas budi dan menebus kesalahan. Ketika pertama kali ke Hualien dan melihat langsung, timbul sebersit niat lalu ikut dalam kegiatan Tzu Chi. Dalam berkegiatan, banyak orang yang menginspirasi saya, termasuk Like Shijie yang memotivasi saya saat hendak menjadi Rong Dong. Saya juga mendapat inspirasi dari Po San Shixiong mengenai kisah supir bus yang menyumbangkan dana. Seiring berjalannya waktu, tekad selalu bertambah dalam komunitas yang kondusif ini. Setahun demi setahun selalu ada perubahan dalam diri, bertobat, berhenti merokok, lalu bervegetarian, makin merasa saya adalah Tzu Chi.
Sharing mengenai kutipan Ceramah Master Cheng Yen 13-15 April 2012

Haryo Shixiong :
  • Yīniàn xin, sebersit niat dan tekad bodhisattva, baik dari luar atau dalam, bila kita praktek terus, akan seperti bola salju yang makin lama makin besar. Kita harus menjaga niat awal yang kecil itu.
  • Kadang-kadang kita tidak percaya kita terlahir dan memiliki sifat Buddha. Orang cenderung pasrah dengan keadaannya, padahal kita bisa banyak berusaha dan belajar dari mentor-mentor yang baik.
  • Waktu sangat terbatas, bila sudah bertekad, maka harus lakukan saat ini juga.
Like Shijie :
  • Menjadi bodhisattva, ada berbagai cara : menolong orang, 37 jalan menuju pencerahan, 8 jalan kebenaran, 6 paramita, dll. Hidup adalah seperti setarikan nafas, genggamlah saat ini, kunci ada pada diri sendiri, tergantung kita mau buka atau tidak. Makin tua akan makin merasa laibuji (tidak keburu lagi), banyak orang yang sudah sakit dan berbaring di ranjang, tidak ada kesempatan untuk melakukan lagi, yang ada hanya penyesalan.  
  • Xīnkuān niàn chún 心寬念純 (berlapang dada dan berniat tulus) bila disingkat adalah “positive thinking”.
  • Master bilang, bicara prinsip tidak perlu dibahas, tapi soal cara, ada banyak cara, tidak perlu didebatkan, yang penting harmonis.
 Jusladi Shixiong :
  • Saya dari kecil sering sakit-sakitan, sejak mendengar jawaban Master Cheng Yen di ceramahnya saat ada yang bertanya, mengapa ada orang yang sering sakit? Master menjawab, mungkin orang itu pada masa lampau banyak melakukan pembunuhan. Sejak saat itu saya mencoba bervegetarian, dan ternyata saya tidak pernah sakit lagi sejak bervegetarian 6 bulan yang lalu, dan bisa lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan Tzu Chi.
 Kesimpulan by Livia Shijie :
  • Hidup ini tidak kekal, harus genggam setiap saat.
  • Kita harus Hé hé hù xié 合和互協 (bersatu hati, ramah, saling mengasihi, gotong royong), harus harmonis.
  • Setiap orang memiliki hakekat Buddha, kita tidak usah jauh-jauh mencarinya.
  • Kita harus menggalang banyak bodhisattva, untuk menciptakan jìngtǔ tidak bisa sendiri, tapi harus rame-rame.
  • Satu niat baik bisa menghindari ribuan bencana, maksudnya adalah galang ribuan bodhisattva sehingga jìngtǔ baru bisa terwujud.


Gan En _/\_