Kamis, 29 November 2012


KEGIATAN: BEDAH BUKU, HE QI: UTARA.

Tema: Bab 2 “Batas Pemisah Kecepatan Waktu”.
Buku: Ilmu Ekonomi Kehidupan.
Pembicara: Po San.
Lokasi: Jing Si Books & Cafe Pluit.
Waktu: Kamis, 29 November 2012, Pukul: 19.00 - 21.00 WIB.
Jumlah Peserta : 20 orang.

Waktu akan terasa panjang ketika menunggu orang atau ketika terjebak macet, sedangkan waktu akan terasa pendek ketika kita sibuk ataupun ketika senang. Orang yang lagi senggang, waktunya tidak terpakai untuk mengerjakan sesuatu hal, akan terasa lama berlalu baginya. Einstein pernah mengatakan: Apa itu realitivity? Duduk di samping kompor yang hangat, sebentar saja akan terasa lama, jika duduk di samping cewek yang menarik, waktu terasa cepat berlalu. 

Bagi orang sakit, waktu terasa lama dilalui. Solusinya supaya waktu bisa cepat berlalu, batin dioptimalkan dengan berpikiran jernih, mengembangkan batin yang sehat. Jika fisik sakit dan tidak bisa menerima keadaan, maka batin juga ikut sakit.


Waktu lebih berharga daripada benda (berlian). Waktu dapat membuatmu menjadi bijaksana. Waktu tidak dapat dibeli, setelah lewat tidak akan kembali. Waktu berjalan terus, oleh karena itu setiap detik harus dimanfaatin.

Apa yang kita sibukkan selama hidup ini?
Menuju penderitaankah atau menuju kondisi yang luas, cemerlang, penuh vitalitas dan cinta kasih?
Mereka yang setiap pagi membuka mata, lalu menggunakan setiap menit dan detik secara aktif dan riang adalah Bodhisattva Dunia, sedangkan yang menggunakannya secara tidak tepat, mungkin dapat merusak kelestarian alam, tidak hanya mencelakai orang lain, namun juga mencelakai dirinya sendiri.

Dalam memperbincangkan kehidupan, kita merasa senang, namun begitu membicarakan kematian, semua merasa takut. Mengapa takut mati? Karena takut mengalami perubahan yang belum siap dihadapi. Hiduplah seolah-olah hari ini merupakan hari terakhir. Setiap orang pasti menghadapi kematian. Persiapkanlah mental masing-masing. Tidak penting berapa lama kita hidup, tetapi yang paling penting berapa bermakna hidup kita.

Kamis, 22 November 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : "Ilmu Ekonomi Kehidupan" Bab I Waktu
Pembicara : Hong Tjhin Sx
Mc : Sjukur sx
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 22 November 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 32 orang

Buku yang akan dibahas kali ini bisa dikatakan sangatlah tidak biasa, membahas ekonomi dalam kehidupan kita sehari-hari merupakan hal yang biasa, pada saat kita menempuh pendidikan di sekolah kita diajarkan ilmu ekonomi, tetapi membahas ilmu ekonomi pada kegiatan Tzu Chi Bedah Buku bukanlah hal yang biasa dimana Tzu Chi mengajarkan kita nilai-nilai luhur untuk berbuat kebajikan. Dan hal yang luar biasa seorang Bhiksuni pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengarang buku Ilmu Ekonomi Kehidupan, kita semua mengetahui pasti Bhiksu atau Bhiksuni mendedikasikan hidupnya untuk tujuan mulia membabarkan ajaran Buddha Dharma.

Sebelum membahas tentang Buku Ilmu Ekonomi Kehidupan Hong Tjhin sx memaparkan bahwa buku ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama mambahas tentang waktu, bagian kedua membahas tentang ruang dan bab tiga yang merupakan bab terakhir membahas tentang hubungan antar sesama, pada hari ini Hong Tjhin sx akan lebih membahas pada bab yang pertama mengenai waktu. Bicara waktu bagi sebagian orang mengangap Time Is Money, dan bagi orang bijaksana waktu bagaikan berlian.

Untuk mendukung dari pembahasan mengenai waktu Hong Tjhin Sx juga menampilkan beberapa Video dan Email sebagai pendukung. Video yang pertama menceritakan tentang seorang remaja putri yang hamil, sang Ibu dengan penuh cinta kasih meminta kepada suaminya agar jangan bertindak keras terhadap putrinya, sang remaja putri meminta maaf kepada ayahnya, Sebenarnya sang ayah sangatlah marah dan kecewa terhadap putrinya dan hendak menampar putrinya  tetapi ingatannya kembali pada belasan tahun silam begitu bahagiannya ia menantikan dan menyaksilan kehadiran dari sang putri, saat-saat ia melihat sendiri kelucuan putri kecilnya, ia pun berjanji untuk menyayangi dan mencintai putrinya dengan sepenuh hati, dalam sekejap hatinya langsung luluh  dan dengan cinta kasih ia memeluk putrinya “Ayah tetap menyayangimu dan menyayangi anakmu”,  ada beberapa tanggapan terhadap video ini  dalam kehidupan sehari-hari seiring berjalannya waktu terkadang kita melupakan janji kita sendiri, kita harus menyadari bahwa kekerasan tidaklah menyelesaikan masalah, mindfullnees harus tetap kita jaga, sang ayah merupakan orang tua yang luar biasa karena dapat menerima kondisi ini.


Ada sebuah cerita dalam buku ini, Raja Yama sebagai raja neraka mengatakan kepada anak buahnya kepala kerbau, kepala kuda dan setan kecil “neraka semakin lama semakin sedikit penghuninya, bagaimanakah caranya agar dapat membuat neraka dapat penuh kembali ? kepala kerbau mengatakan saya akan katakan pada manusia bahwa neraka itu tidak ada, maka manusia akan bertindak sesuka hatinya, kepala kerbau mengatakan kalau saya akan katakan pada manusia bahwa surga itu tidak ada maka percuma saja mereka untuk berbuat kebajikan, setan kecil mengatakan saya akan mengatakan pada manusia bahwa masih ada hari esok, Sang Raja Nerakapun langsung berkata tepat sekali terhadap usul setan kecil. Ya memang benar kelemahan manusia adalah sangat suka menunda,  sedangkan waktu tiada pernah berhenti.

Email pertama membahas tentang tiga hal yakni hal yang membuat Master Cheng Yen terhibur, penyesalan Master Cheng Yen dan harapan Master Cheng Yen. Yang membuat Master Cheng Yen terhibur beliau berhasil membawa nilai-nilai spiritual yang biasa diperkenalkan dan diprakterkan diVihara-Vihara kedalam kehidupan masyarakat luas tanpa membedakan lintas ras,agama suku dan golongan tetapi beliau menyesal pada kenyataannya insan Tzu Chi yang giat melaksanakan kebajikan ternyata kebijaksanaanya tidak berkembang oleh karena itu beliau mengharapkan kepada insan Tzu Chi agar dapat menuntaskan separuh perjalanan dari Tzu Chi ini, karena Tzu Chi bisa dikatakan bagaikan bola salju yang saat ini sedang menggelinding, dan bukan tidak mungkin arahnya kearah yang salah, tentu saja ini tidaklah Master Cheng Yen inginkan.

Video kedua mengisahkan seorang gadis muda yang divonis dokter menderita leukemia (kanker darah) dan dokter memperkirakan hidupnya hanya tersisa enam puluh hari saja. Kesedihan tak terkira melanda hati gadis tersebut, sang kekasih yang berusaha menghiburnya tak digubrisnya tetapi dengan kesungguhan hati sang kekasih yang tanpa putus asa terus memberikan semangat dan selalu setia mendampinginnya walaupun akhirnya gadis tersebut akhirnya meninggal dunia tepat seperti yang diperkirakan dokter tetapi sang kekasih berhasil memberikan makna dari cinta kasih dan kebahagian disisa hari gadis tersebut. Video ketiga mengisahkan seorang ibu hamil yang meminta dokternya agar dapat mempercepat proses kelahirannya anaknya, tentu saja hal ini membuat dokter kaget, ibu tersebut mengatakan bahwa ia sudah tidak memilki banyak waktu lagi karena suaminya menderita tumor otak.  Dua jam setelah melahirkan sang ibu langsung membawa bayinya ke ayahnya yang sedang terbaring diranjang rumah sakit. Walaupun ayahnya tidak dapat melihat anaknya, jari mungil bayi tersebut menggengam tangan ayahnya seolah mengerti ia sedang berada dalam dekapan ayahnya, tak terasa air mata mengalir dari mata ayahnya ,sebelum ayahnya meninggal ayahnya membuat video untuk anaknya divideonya ayahnya mengatakan bahwa walaupun ia tidak melihat anaknya tetapi ia sangat menyayanginya ia mengharapkan anaknya untuk menyayangi dan menjaga ibunya.

Email yang kedua atau yang terakhir membahas tentang mimpi Master Cheng Yen, Master Cheng Yen bermimpi ia berada dalam sebuah kereta didalam kereta terdapat penumpang wanita dan pria, sebelum sampai tujuan penumpang pria turun dengan alasan ingin berziarah, Master Cheng Yen berjalan ke gerbong lainnya melihat penumpang wanita yang sedang sibuk bersolek dan Master Cheng Yen melihat keluar ternyata ada seorang yang berpakaian mirip petugas kereta api berusaha sedang memperbaikin rel  kereta api dan ternyata bukan. Master Cheng Yen memberikan dua buah tongkat untuk memperbaiki rel kereta api tersebut. Mimpi tersebut bukan sekedar mimpi biasa yang tanpa makna. Penumpang pria tersebut menunjukan keegoisan dimana ia sibuk mengurusi urusannya sendiri penumpang wanita bagaikan umat awam yang semakin terlena dengan kehidupan duniawi, petugas kereta api yang ternyata bukan bagaikan pembabar Dharma yang tidak mengerti Dharma tetapi berusaha membabarkan Dharma dan dua tongkat tersebut melambangkan kebajikan dan kebijaksanaan yang dapat membawa kita mencapai nirvana.

Video yang keempat mengisahkan seorang kakek berusia 86 tahun, setiap pagi setelah selesai melakukan aktivitasnya ia membawa alat musiknya berjalan menempuh perjalanan jauh kemakam  istrinya untuk memainkan alat musik  mendendangkan alunan lagu kesukaan istrinya. Hal ini telah ia lakukan selama tiga puluh tahun tanpa mengeluh karena pada saat istrinya belum meninggal ia telah berjanji pada istrinya untuk setiap hari memainkan alat musik mendendangkan alunan lagu kesukaannya. Video terakhir mengisahkan seorang ayah yang tidak menyetujui putranya menjadi seorang musisi, sejak putranya beranjak remaja telah menyukai musik, karena ayahnya tidak menyetujui kegiatan anaknya pertengkaran mewarnai hubungan mereka setiap harinya suatu hari ketika sang anak telah sukses menjadi musisi dan akan melakukan konser, anaknya mengharapkan kehadiran ayahnya untuk memberikan dukungan dan restu, ayahnya menyadari bahwa ia telah bersikap keras terhadap anaknya , selama ini ia telah kehilangan waktu yang berharga bersama anaknya karena pertengkaran, dalam perjalanan mengendarai mobil menuju tempat konser anaknya ia sudah membayangkan senyuman kebahagiaan dari anaknya karena kehadirannya , sang ayah bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan anaknya, tiba-tiba sebuah truk didepan muncul membuat ia kaget dan kecelakaanpun tak terelakan, tangannya masih menggengam tiket vvip khusus untuknya.

Master Cheng Yen selalu menghimbau kita agar dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Tetapi apakah kita telah benar-benar dapat mengerti dan menyadari hal ini. Sudahkan kita memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya? 

Gan En

Kamis, 08 November 2012

KEGIATAN                              : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA

Tema : “Jangan Pernah Berhenti Untuk Menjadi Seorang Yang Luar Biasa”
Pembicara : Oey Hoey Leng
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 08 November  2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 29 orang

Sebelum memulai marilah kita berpikir kita adalah orang-orang yang luar biasa, dengan berbagai macam alasan. Luar biasa karena apa?

Sharing peserta:
Thomas Sx          : mungkin lebih baik jika orang lain yang menyatakan bahwa saya luar biasa, sebab saat ini saya hanya merasa biasa-biasa saja. Saya berusaha untuk lebih mendalami, menghayati, sebagai insan Tzu Chi tetapi masih banyak kekurangan sadar atau tidak sadar. Tetapi yang terpenting adalah tekad, tekad yang ada dalam hati untuk melakukan semuanya secara all out untuk Tzu Chi. Tetapi saat ini yang saya rasakan luar biasa adalah karma jalinan jodoh yang saya dapatkan di Tzu Chi.

Meliza Sj              : untuk menjadi orang yang luar biasa berarti kita harus memiliki pikiran jangan yang seperti biasa, misalkan jika ada seseorang yang memarahi kita jika kita berpikir seperti orang biasa pasti kita akan emosi merasa tidak disukai. Tapi, jika kita berpikir yang tidak biasa kita tahu ini hanya sementara bisa berubah. Jadi, untuk menjadi orang yang luar biasa kita harus berpikir yang diluar orang biasa.

Hoklay Sx             : menyadari bahwa kita itu memiliki sesuatu yang luar biasa bukanlah suatu kesombongan, jangan jadikan suatu yang luar biasa itu menjadi kesombongan. Menggunakan luar biasa untuk hal yang lebih bermanfaat. Luar biasa itu artinya kita bisa dan mau untuk belajar, mengubah kebiasaan buruk. Hidup ini penuh dengan tantanga yang harus ditaklukkan untuk meningkatkan kualitas diri. Di dalam bedah buku mendengar sharing orang lain membuat terinspirasi meskipun kata-kata itu sangat sederhana, jangan meremehkan orang lain ketika orang lain berbicara kita harus mendengarkan sehingga kita bisa mendapatkan.

Sjukur Sx             : setiap manusia waktu dilahirkan tidak bisa apa-apa, setelah tumbuh dewasa dia bisa apa saja. Luar biasa itu seperti kata Master setiap orang punya potensi jika ia bisa menyadarinya ia akan luar biasa. Manusia itu terkadang terkung-kung oleh pikirannya, konsepnya, egonya itu yang membuatnya tidak bisa luar biasa. Sesungguhnya potensinya luar biasa.

Wahyuni Sj         : Master berkata kita adalah Bodhisattva dunia otomatis saat kita menjadi Bodhisattva dunia kita tidak boleh menjadi seorang yang biasa-biasa saja, kita harus berjalan seperti yang tidak biasa kita tidak bole berhenti menjadi orang yang luar biasa. Contohnya : jika biasanya kita hobi shopping tapi saat berada di jalan Bodhisattva kita harus selalu sadar kita harus menjadi contoh, teladan di kehidupan kita. Jadi klo dulu uang untuk shopping tapi sekarang bisa kita donasikan di Tzu chi .

Setiap orang memiliki persepsi masing-masing yang dimaksud dengan luar biasa. Pengertian luar biasa secara umum atau secara duniawi adalah dinilai dari secara ukuran tingkatan sosial, pendidikan, kesuksesan, segala sesuatu yang dilihat memiliki nilai lebih. Pada saat dilahirkan, kita adalah seorang yang luar biasa dimata orang tua kita. Saat bertumbuh dari kecil hingga dewasa merupakan proses luar biasa jadi jika kita patah semangat itu artinya kita telah berhenti untuk menjadi luar biasa.

Bicara tentang luar biasa bukan hanya sekedar bicara tentang materi yang berlebih, kecantikkan yang berlebih, kepintaran yang berlebih, memiliki kemampuan yang lebih dari orang lain. Tapi, sebenarnya bagaimana kita bisa merasa hidup ini dengan nyaman apakah kita bahagia atau tidak bahagaia?

Bahagia atau tidak bahagia tergantung pada :
  • SIKAP pikiran
  • Pandangan, ideologi
  • Ucapan
Kita selalu memiliki pilihan, kita ingin seperti apa? Sikap yang didasari oleh pikiran yang berbeda , maka hasilnya akan berbeda. Jangan menyalahkan lingkungan, karena setiap saat kita selalu memiliki pilihan. Sikap pikiran seperti apa yang mau kita ambil untuk menjadi bahagia atau tidak bahagia berawal dari sikap pikiran kita sendiri. Jadi ketenaran, sukacita, kesuksesan bukan karena orang lain melainkan karena diri kita sendiri.

Di Tzu Chi kita belajar bagaimana menjaga kesadaran kita untuk memilih, Tzu Chi merupakan keluarga besar kita dan di rumah kita memiliki keluarga kecil kita. Yang sering terjadi didalam keluarga besar kita adalah kita merasa sudah cukup layak, sudah cukup benar, dan orang lain tidak. Jadi, selalu kita merasa dia kok begitu dan seterusnya. Salah satu sikap yang harus kita hentikan adalah sikap yang menyalahkan orang lain. Menyalahkan orang lain itu menjadi menurunkan rak kita semakin turun ke bawah membuat kita menjadi terbatas untuk bertumbuh. Tapi jika kita bisa bersikap netral, jika kita mampu menjadi orang yang memiliki cinta kasih tanpa pilih kasih maka kita akan dapat terus bertumbuh. kemampuan ini bisa bertumbuh kembang jika kita bisa berhenti untuk me-lebel orang lain. Tidak mudah memang karena kita harus menjaga kesadaran kita untuk tidak melihat sesuatu secara umum.

Kita harus mampu untuk mengendalikan diri kita sendiri menerima segala sesuatu apa adanya, jika terus complain membuat kita tidak bisa bertumbuh. Kita complain karena kita tidak bisa menerima segala sesuatu yang terjadi diluar exspetasi-exspetasi kita. Untuk itu  kita harus memiliki persiapan melihat sesuatu apa adanya. Banyak hal terjadi dalam kehidupan kita tapi, jangan sampai hal tersebut mengganggu kita.

“Manusia yang luar biasa ia tidak melekat pada masa lampau, ia tidak takut dengan masa depan, tetapi ia yang selalu puas dan bersyukur dengan keadaan saat ini.”
 Bhante : Tejanando

Di Tzu Chi untuk menjadi luar biasa kita harus mengembangkan cinta kasih tanpa pilih kasih kita, apakah kita mampu? Master bilang setiap orang adalah sama menghirup oksigen yang sama, memiliki warna darah yang sama. Master juga bilang jadi orang jangan terlalu berhitungan. Senantiasa berpuas diri (zhi Zhu), bersyukur (Gan En), berpengertian (San Jie), dan lapang dada (Bao Rong).

Sharing peserta :
Maya Sj                : kita sering complain, saat complain berarti kita mengikat jodoh tidak baik dengan orang lain. Belajar untuk sesalu melihat orang lain dari sisi positifnya lama-lama sifat yang suka complain ini akan berkurang. Luar biasa adalah bentuk peningkatan diri kita, bisa mengendalikan diri dengan penuh kesadaran.

Meliza Sj              : kekurangan saya justru adalah kelebihan saya. Mengubah kekurangan menjadi kelebihan, jika kamu adalah sebuah lemon maka jadilah jus lemon yang menyegarkan. Jangan selalu membandingkan ke atas. Membandingkan ke atas tidak ada habisnya selalu ada yang lebih tinggi. Perubahan itulah yang paling bagus, merubah diri adalah yang paling baik.

Stephen Sx         : untuk menjadi manusia luar biasa itu semua berawal dari belajar. Pertama kita harus membuka hati kita dahulu, mau menerima lalu menyadari.

Derren Sx            : luar biasa itu sebagai manusia harus bersyukur apa yang kita terima. Menghargai jerih payah orang tua yang telah bekerja keras demi anak-anaknya. Orang tua saya bukan datang dari keluarga yang serba berkecukupan. Meskipun penghasilan papa tidak besar tapi beliau hanya berpikir untuk memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Saya merasa bersalah menikmati kerja keras mereka saya juga ingin berusaha sendiri agar dapat membiayai sendiri kuliah saya, mencari kebahagiaan untuk diri saya sendiri, dan bekerja keras untuk menjadi lebih baik.

Seorang yang luar biasa bukan diukur dari kesuksesan, tetapi kita harus sadari dahulu bahwa kita adalah
manusia yang luar biasa untuk itu kita tidak boleh patah semangat dan terus menjaga diri kita yang luar
biasa ini.
  • Yakinlah pada diri sendiri.
  • Biarkanlah diri kita ditempa (juga oleh orang lain) dan teruslah bergerak maju. Sering kali kita lupa kita mudah marah, mudah tersinggung. Jangan takut diri kita ditempa kita harus terus maju, biarkan diri kita yang seperti berlian ini digosok jangan jadikan diri kita batu penggosok.
  • Hendaknya kita tahu bahwa kita selalu punya pilihan.

Jadi STOP untuk :
v  Menyalahkan orang lain / situasi.
v  Membuat alasan / kambing hitam (pembenaran diri).
v  Menjadi korban kejadian masa lalu. Kita harus “melepas”.

Hidup kita adalah 100% tanggung jawab kita. Jangan menyalahkan orang lain, kita punya pilihan. Apabila seseorang menyadari dirinya sebagai suatu kesayangan karena itu kita harus melindungi diri kita dengan sangat baik. Maka pertama-tama seseorang seharusnya mengembangkan dirinya pada hal yang patut, kemudian dia boleh mendidik orang lain. Maka orang bijaksana seperti itu tidak akan dipersalahkan.

Seringkali yang membuat kita menderita adalah kita ingin mengendalikan orang lain, yang paling penting adalah bagaimana kita mengendalikan diri kita sendiri. Karena, diri sendiri sesungguhnya sukar dikendalikan.  Jika kita merasa berbangga hati karena bisa menaklukkan orang lain sebenarnya tidak demikian karena menaklukkan ribuan orang bukanlah pemenang tetapi jika kita mampu menaklukkan diri sendiri, menjaga hati, pikiran, ucapan, kelakuan kita itulah yang disebut pemenang sejati. Pemenang yang gemilang.

  • Dharma adalah ajaran tentang kehidupan.
  • Melihat diri kita adalah luar biasa, kita juga harus melihat semua orang adalah luar biasa ini merupakan bagian dari pelatihan diri kita.

Konsep 70-30
v  Cara kita menilai diri kita janganlah perfect angkanya 100, tapi juga jangan mengatakan kita nilainya 30. Kenapa? Jika kita merasa nilai kita 100 maka tidak ada lagi yang membuat kita ingin berkembang, demikian juga kita menilai orang lain. Jadi, harus ada ruang. Ruang untuk terus bertumbuh. Menilai dengan konsep 70-30 saat seseorang terlihat tidak seperti apa yang kita bayangkan kita akan memahami karena memang tidak ada yang sempurna setiap orang adalah demikian. Juga jangan fokus di 30 nya, kebiasaan kita adalah selalu melihat di 30 nya misalkan “saya tidak suka ini, itu…” dan tidak melihat 70 nya padahal lebih banyak 70 daripada 30. Betapa bodohnya kita Jika hidup kita habiskan hanya untuk melihat yang 30 dan tidak melihat yang 70 ini sungguh menyedihkan. Jadi, kita harus bijaksana. 70-30 itu sangat penting.

Penutup dari Posan sx   :
  • Hendaknya kita menjadi orang yang luar biasa yang memiliki cinta kasih tanpa pilih kasih dan berhenti menyalahkan orang lain.
  • Menjadi manusia luar biasa yang mampu menaklukkan diri sendiri dan juga merasakan bahwa orang lain juga luar biasa. Menjadi manusia luar biasa yang menginspirasi orang lain.
  • Lihatlah 70 nya, jangan melihat 30 nya.

Gan En.

Kamis, 01 November 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : Tak Ada Kata Berpisah.
Pembicara : Joni Saharani (Sekretariat He Qi Utara, 3 in 1, sound system).
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 01 November 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 50 orang.

Akhir tahun 2006 Joni Saharani pertama kali bertemu dengan Livia Shigu di ITC Mangga Dua, kantor Yayasan Buddha Tzu Chi. Sewaktu jam istirahat kantor, Joni Saharani sempatkan waktu ke sana (pada saat itu Joni Saharani masih kuliah sambil bekerja). Begitu masuk tidak ada orang, karena waktu itu recepsionis sedang makan siang, lalu keluar Livia Shigu dan menyapanya. Sempat ngobrol-ngobrol dengan Livia Shigu lalu diajak untuk menjadi relawan. Karena waktu yang dimiliki sangat terbatas, maka Joni Saharani memutuskan untuk menjadi donatur saja. “Oh iya, tidak apa-apa, sama saja” kata Livia Shigu. Ternyata dalam perjalanan Joni Saharani balik ke kantor sudah mentransfer dana lalu menginfokan ke Livia Shigu via sms. Dan terlihat Livia Shigu sangat berkesan terhadap Joni Saharani. Belakangan di smsin oleh Livia Shigu, akhirnya mulai aktif di Tzu Chi.

Tahun 2007 belajar isyarat tangan bersama Kevin dan Karim, mereka sangat mahir “shou yu” (isyarat tangan). Joni Saharani kenal Po San Shixiong, ketika ada pameran Jingsi, lalu diajak Po San Shixiong untuk ikut kegiatan Bedah Buku tetapi Joni belum mengikuti kegiatan bedah buku, setelah bertemu dengan Amelia Devina Shijie lalu diajak, baru ikut kegiatan bedah buku. Pada tahun 2010 Joni Saharani selain sebagai relawan Tzu Chi juga bekerja di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi – Cengkareng di bagian Logistik dan Pembelian. Di sini saya kenal Pau Pin Shigu dan Cenny Shigu sebagai Pemerhati Bidang Pendidikan. Pau Pin Shigu sosok Ibu yang baik bagi karyawan, relawan, guru, staf dan siswa. Cenny Shigu, dia juga selalu membimbing saya. Orangnya sangat bijaksana dan teliti. Berkat dia, apa yang saya kerjakan menjadi lebih baik. Di sini saya mau berterima kasih kepada semua yang telah menjalin jodoh baik dengan saya selama ini, ada juga Ibu Dyah selaku Direktur Pendidikan Sekolah, Suryadi Shixiong, Merry Shijie (bekerja di Yayasan Buddha Tzu Chi dan sering membantu kegiatan di sekolah) dan Jhonny Tanny Shixiong (He Qi Barat 3 in 1 dan sound system). Mereka inilah yang punya andil dalam hidup saya, sehingga sampai hari ini saya bisa tetap di Tzu Chi. Suryadi Shixiong adalah teman SMA saya dulu. Ketika ada baksos di Jakarta Selatan, saya baru tahu bahwa Suryadi kerja di Yayasan. Terus ngobrol-ngobrol, lalu saya tanya ada lowongan di Yayasan? Lalu jodoh itupun datang di Sekolahan. Trima kasih Suryadi Shixiong, berkat Suryadi Shixiong, saya bisa bekerja di Sekolah Cinta KasihTzu Chi dan ada juga Ibu Helena sebagai HRD Yayasan.

“Orang yang mampu menunjukkan jalan yang benar pada kita adalah seorang guru yang baik, orang yang bisa berjalan beriring di jalan yang benar dengan kita adalah sahabat yang bermanfaat” kata perenungan Master Cheng Yen.

Jika ada kesempatan dan waktu maka menjadi jodoh.
1. Tidak ada kesempatan, tidak ada waktu = hargai berkah.
Saya berada di posisi ini pada saat kuliah dan kerja, saya mulai dengan menjadi donatur.

2. Ada kesempatan, tidak ada waktu = atur waktu sebaik mungkin.
Saya kuliah pada hari sabtu dan minggu. Senin sampai jumat harus kuliah 1 malam. Nah, saya atur waktu untuk ikut kegiatan Tzu Chi, ternyata hanya bisa ikut Shou Yu dan Bedah Buku. Di bedah buku saya terinspirasi oleh salah seorang relawan yang masih muda dan kegiatannya banyak sekali. Kenapa dia bisa sedangkan saya tak bisa? Dia adalah Amelia Devina.

3. Tidak ada kesempatan, ada waktu = ciptakan kesempatan.
Setelah selesai kuliah, tunggu tugas akhir, lebih punya waktu tapi kesempatan itu tak ada. Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan, tetapi tidak tahu jadwal kegiatan di Tzu Chi. Lalu saya datang ke Jingsi Pluit lihat jadwal kegiatan apa saja dan kapan. Ternyata setiap minggu ada kegiatan sehingga kesempatan itu ada. Tzu Chi itu melakukan sesuatu untuk orang lain. Saya membaca status di Facebook teman, ada yang memberikan komentar kepadanya, Kenapa ikut Tzu Chi, habis waktu, capek, tidak dapat apa-apa. Setelah saya pikir-pikir memang benar lebih banyak waktu kita di Tzu Chi dan jawabannya bukan Tzu Chi yang butuh kita, tetapi kita yang butuh Tzu Chi. Jikalau mau berbuat kebajikan, kesempatan itu ada di Tzu Chi. Dengan membantu orang lain, kita bahagia dan merasa lebih baik dari orang yang kita bantu maka kita bisa bersyukur. Menyadari kita berlebih dibanding yang berkekurangan.

4. Ada kesempatan, ada waktu = gan en.
Tahun 2008 dilantik Biru Putih di RSKB Cengkareng. Pernah berikrar akan selamanya di Jalan Tzu Chi.

Tahun 2011 Pada kegiatan Hari Ayah, Like Shigu menjelaskan kalau bervegetarian pas hari Ayah, selain tidak membunuh makhluk hidup sekaligus juga melestarikan lingkungan, dengan begitu bisa mendapatkan pahala lalu melimpahkan jasa ini kepada Ayah. Kemudian Joni pun berikrar akan terus bervegetarian. Saya teringat kata Perenungan Master Cheng Yen: “Jangan menganggap remeh diri sendiri karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga”, kata Joni.

Awalnya saya diberi tanggung jawab oleh Livia Shigu dibagian seketariat dan Sound System. Di sini saya kenal dengan Feranika Husodo yang bersumbangsih di sekretariat dan sounds system. Ada Bambang Shixiong juga. Setiap orang adalah Sutra Hidup. Saya banyak belajar dari orang-orang yang saya temui, dan selama berada di “belakang layar” selama mengikuti acara Training Abu Putih, Biru Putih, Komite, banyak ilmu yang didapat dari sharing mereka. Di 3 in 1, Henry Tando banyak membantu (membimbing) saya. Dulu ada Widarsono, sekarang juga sudah pulang kampung. Riadi dari He Qi Barat juga pernah membimbing saya. Kita selalu bareng ketika ada kegiatan kolaborasi He qi Barat dan Utara.

“Dengan keyakinan, keuletan dan keberanian tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini”, kata Perenungan Master Cheng Yen. Awalnya Joni takut ketika mendapat berkah fungsionaris. Seandainya dulu tidak menerima tanggung jawab itu, mungkin hari ini tidak berada di sini. Karena keyakinan, keuletan dan keberanian maju terus, maka tidak takut tidak berhasil. Di Tzu Chi banyak yang membantu. Modal nekad. Just do it. Banyak yang akan menolong untuk terus maju. Tidak ada kata berpisah, ikrar awal “terus berada di jalan Tzu Chi”, jika masih ada jiwa di raga ini dan jodoh kita terjalin baik, saya percaya kita akan bertemu lagi suatu saat”. Master pernah berkata gunakan waktu semaksimal dan mengejar kesempatan. Semoga dua atau tiga tahun lagi, saya bisa berkunjung ke Jakarta dan hidup lancar.Gan en.

Sharing dari Amelia Devina:
Kesan saya terhadap Joni adalah seseorang yang selalu punya waktu, selalu menyempatkan diri, tidak pernah mengeluh, selalu siap menerima tanggungjawab. Dia selalu susah menolak, kalau diminta. Karena menerima tanggungjawab jadi banyak belajar. Joni sifatnya iseng dan humoris (pintar bermain kata-kata plesetan). Joni selalu siap membantu kalau dibutuhkan (walau orangnya tidak hadir, hati selalu hadir). Di Depo, Joni yang mensetting Sound Systemnya. Jadi kalau ada Joni, tenang dech. Gan en sudah menjadi teman yang baik. Kami berharap Joni akan kembali sharing seperti saat ini. Saya dulu juga sering diantar Joni kemana-mana, selalu siap antar jemput. Joni baik orangnya.

Sharing dari Po San:
Senang bisa bersama Joni. Hari ini ada Bedah Buku berkat Joni yang membantu setting sounds system dan mic. Gan en Joni sudah membantu dengan sungguh-sungguh. Dulu bedah buku kadang di lantai bawah, jadi Joni yang mengangkat peralatannya naik turun. Saya sudah tidak ingat cerita dulu, gan en Joni masih mengingatnya.
Sharing dari Henry Tando:
Ternyata saya dapat kesempatan juga untuk berbicara. Saya hari ini terharu dan tergugah, pas foto-foto relawan tampil ada Widarsono Shixiong. Saya teringat perpisahan Widarsono Shixiong, pulang kampung bukan berarti berhenti tetapi menunggu tumbuhnya relawan baru. 3 in 1 bisa introspeksi diri, ternyata ini loh gunanya 3 in 1. Saya selalu minta tolong sama Joni Shixiong. Setelah mendengar ikrar Joni, timbul kekuatan baru dan semangat baru dalam diriku. Di Tzu Chi tidak takut jauh dari peradaban, benih cinta kasih pasti akan tumbuh.

Sharing dari Bambang:
Kalau ada tekad ada jalan, di Tzu Chi menjalin jodoh dengan orang, cinta tidak akan berkurang jika dibagi malah akan berkembang. Biar semua orang tahu, jika saya lupa yang lain akan mengingatnya. Pada saat jatuh, ada yang menarik. Joni ini memang sifatnya usil, tapi dari keusilannya lalu bisa akrab.


Sharing dari Feranika Husodo:
Kenal Joni dari Livia Shigu. Saya belajar Sound System dari Joni tanggal 4 Agustus 2009. Dia adalah guru saya. Ketika mendapat berkah mengedit video, mengetik text, akhirnya saya minta Joni Shixiong bantuin. Sama-sama berbagi ilmu. Kesan saya terhadap Joni: orangnya selalu membantu dan bisa diandalkan. Kalau ada kegiatan kebaktian “Gong Xiu”, beberapa hari sebelumnya saya sudah minta tolong sama Joni Shixiong untuk mensetting Sound System. Dan dia dengan senang hati pasti akan membantu.

Sharing dari Melliza Suhartono:
Joni adalah teman. Joni benar-benar orang Tzu Chi sejati, ramah, selalu tersenyum, sabar mengajarin orang penuh senyum, tekun dan penuh tanggungjawab. Saya belajar banyak dari dia. Joni seperti Bodhisattva, kalau melihat orang susah langsung datang membantu. Pernah sewaktu Training Abu, Yayasan tidak mempersiapkan Sound System. Lalu Joni dengan gigih mencari bantuan, dan akhirnya dibantu Livia Shigu by phone ke Yayasan. Kalau kerjain video (dikasih subtitle) bisa dikerjakan sampai pagi. Kalau saya lebih memilih tidur jika sudah malam. Gan en Joni Shixiong.

Sharing dari Maya:
Saya belum kenal Joni, pada bulan 7 penuh berkah kemarin, saya kebagian tugas mengatur barisan. Saya lihat layarnya kecil. Lalu saya lihat Joni, dan mengkritik kalau layarnya itu terlalu kecil, yang dibelakang tidak akan kelihatan, gimana sounds systemnya koq begini? Saya tidak tahu kalau Joni ini dibagian Sound System. Ternyata Joni menjawab, nanti dia sampaikan ke bagiannya. Kesan saya, dia orangnya baik, karena dia menjaga perasaan saya, seandainya dia bilang dia yang urus Sound System, tentu saya akan malu jadinya.

Sharing dari Livia:
Saya sangat kehilangan. Memang benar kesempatan harus dicari. Waktu dan jalinan jodoh ada. Biasanya saya meeting beberapa bulan sekali di Yayasan. Nah pas hari meeting itu, ketemu Joni. Lalu saya ajak jadi donatur. Sewaktu acara Pemberkahan Akhir Tahun, Joni tanya: “saya bisa bantu apa?”. Nah Livia Shigu jawab: “Bantu beresin buku-buku dan meja”, relawan yang lain juga kalau datang suka membantu. Saya mewakili Team He Qi Utara mengucapkan Gan en. Sangat Gan en ada Joni yang sangat membantu. Dulu saya juga foto sendiri dan membuat laporan sendiri. Gan en kepada semua Team. Joni walaupun bukan Buddhis, tapi mau pagi-pagi datang mensetting Sound System. Kalau ada Joni, tenang dech. Kalau ditanya bisa tidak, selalu menjawab bisa. Video untuk sharing Chao San juga Joni yang bantu, padahal dia ada acara ke Puncak, tapi masih sempat singgah untuk bantuin. Oh ya, Like Shijie ada bilang, tidak bisa hadir malam ini. Kita doakan sehat, sukses selalu dan menyebarkan Dharma Master Cheng Yen sampai ke Kalimantan.

Sharing dari Hok Lay:
Senang melihat smiling facenya Joni. Dikasih kerjaan selalu bilang berkah. Selalu senyum, tidak pernah ngedumel, mengeluh. Di bidang Sound System, enjoy saja. Speaker dan amplifier di Gong Xiu adalah hasil daur ulang dari Joni.

Sharing dari Stephen Ang:
Bekerja dengan sepenuh hati sudah termasuk Profesional. Joni Saharani waktu demi waktu belajar terus, dan akhirnya bisa. Keputusan ada di dalam diri kita, waktu bisa diatur. Selesaikan terlebih dahulu urusan pribadi baru membantu yang lain, seperti yang dianjurkan Master Cheng Yen. Ketika bertugas pasang poster saya sempat bertemu dengan Joni Saharani walaupun dia punya tugas ke luar kota, tapi masih menyempatkan waktu untuk membantu memasangkan Poster. Pengalaman yang baik adalah mendengar dari nara sumber yang nyata.


"Hati yang paling bernilai dalam kehidupan ini adalah hati yang tahu berterima-kasih. Kekuatan paling besar dalam kehidupan ini adalah kekuatan cinta kasih", kata Perenungan Master Cheng Yen.

Joni berterima-kasih kepada semua relawan dan kita juga akan berterima-kasih kepada Joni. Kita bisa mengambil semangat Joni untuk kehidupan kita.

Sharing dari Widarsono:
Joni lebih beruntung, di Kalimantan ada kantor penghubung. (Jarak tempuh kediaman Joni dengan kantor Penghubung berkisar 4 jam perjalanan). Salam penambah semangat untuk Joni.

Gan En.