KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI: UTARA.
Tema :
Kera yang Sombong -
Buku Membeli Kebijaksanaan (bab.2).
Pembicara : Sharing Peserta.
MC : Sjukur Zhuang Shixiong.
Lokasi : Jing Si Book and Café, Pluit.
Waktu : Kamis 18 Oktober 2012, Jam 19.00 –21.00 WIB.
Jumlah peserta : 21 orang.
Narator / pembaca cerita : Po San
Shixiong.
Pengisi suara kera dan Bihksu : Stephen Ang
Shixiong.
Pengisi suara pemburu : Sjukur Zhuang
Shixiong.
Isi cerita :
Narator : Disebuah gunung
tinggal sekelompok kera yang hidup sangat harmonis bagai sebuah keluarga
besar. Diantara mereka ada seekor kera yang sangat cerdas, ia selalu
ingin menjadi pemimpin. Kera-kera lain menjauhinya, tetapi ia tetap saja
sangat sombong.
“Aku lebih cerdas dari kalian, mengapa aku malah dijauhi? Tak apa, tanpa kalian pun kehidupanku tetap baik-baik saja” kera yang sombong berkata dalam hatinya.
Narator : Suatu hari serombongan pemburu datang ke gunung tersebut (Kawanan kera melarikan diri).
Tinggallah si kera sombong itu sendiri, ia menggoda rombongan pemburu
dengan melompat kesana kemari memamerkan kehebatannya. Sebenarnya para
pemburu tidak berniat membunuhnya, tetapi mereka menjadi marah akibat
tingkah laku menjengkelkan kera itu (Kera mengejek para pemburu).
“Ayo, kita serempak memanahnya” kata Pemburu (Pemburu beramai-ramai memanah kera tersebut).
Narator : Walaupun cerdas dan lincah, ia
tetap tidak dapat melarikan diri dari serangan rombongan pemburu itu dan
akhirnya mati terpanah.
Bihksu : Kedamaian dalam hidup
tercipta dari hubungan yang harmonis dengan orang lain. Apabila
menganggap diri sendiri berbeda dengan orang lain, merasa diri lebih
hebat, lebih pintar serta menganggap orang lain bodoh, maka kehidupan
seperti inilah yang paling kesepian. Seandainya kera tersebut dapat
hidup harmonis dengan kelompoknya, maka ketika ada bahaya ia dapat
bersama-sama mencari jalan untuk menyelamatkan diri dengan kawanan kera
lainnya. Sayangnya karena sifatnya yang sombong dan sok pintar, ia
akhirnya mati terbunuh. Sungguh sangat disayangkan. Kita harus
memperlakukan sesama dengan lemah lembut. Jangan sekali-kali
menyombongkan kehebatan diri sendiri. Dalam bermasyarakat, kita harus
pandai-pandai membawa diri. Jika tidak, kita akan dikucilkan dan
menderita kesepian. Kehidupan seperti itu sangatlah menyedihkan, juga
merupakan kehidupan yang gagal. Dan semua itu disebabkan kesalahan diri
sendiri sehingga dibenci masyarakat.
“Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup
sendiri, seseorang yang diterima dan disukai oleh orang lain barulah
dianggap berhasil dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu dalam
kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga “Niat Pikiran” dengan baik”.
Sharing peserta :
Yogi Shixiong => Kera yang sombong itu, karena ia merasa yang paling pintar.
Po San Shixiong => Kera yang sombong itu merasa bisa
hidup sendiri tanpa bantuan yang lain, ia merasa sombongnya seolah tanpa
yang lain ia bisa hidup sendiri. Karena ia merasa sombong dan merasa
pintar jadi ia berani menantang pemburu, padahal pemburunya itu tidak
bermaksud untuk memburu ia, mungkin pemburu itu hendak berburu binatang
yang lain, tapi karena merasa di goda dan di tantang maka pemburunya itu
kesal jadi membunuhnya. Ada kata perenungan Master Cheng Yen “Semua orang punya masalah, tetapi yang paling penting jangan mencari masalah”.
Senny Shijie => Mood orang kita tidak pernah tahu, dalam
lingkungan pergaulan kita mungkin ada teman yang bercandanya keterlaluan
dan kelihatannya seperti nge-Sok (sombong). Mungkin saat
bertemu dengan orang, lalu ia berlagak dan lagaknya itu membuat orang
marah dan melampiaskan kemarahannya pada dia, mungkin saja maksudnya dia
tidak begitu tapi itu membuat ia jadi seperti kena karma.
Stephen Shixiong => Saya ini suka foto dan ketika masuk
kedalam kegiatan Tzu Chi, kita ada tim foto yang mendokumentasikan
kegiatan. Kalau saya merasa diri sendiri hebat lalu dalam kegiatan besar
dengan 4.000 – 6.000 orang, kalau saya yang foto sendiri itu kan tidak
mungkin dan saya butuh juga bantuan orang lain. Mungkin diantara para
anggota ini ada yang tidak mempunyai keahlian foto seperti saya, kalau
saya tidak memberikan ilmu yang saya dapat, misalnya: ada yang mau foto
tapi tidak tahu caranya dan saya biarkan saja lalu hasil fotonya tidak
bagus, itu juga berarti tidak dapat bekerja sama dengan baik. Jadi saya
juga mengSharingkan cara bagaimana membuat foto yang baik,
sehingga pada hari H semua bisa berjalan lancar dan menghasilkan gambar
yang baik. Seperti kera yang sombong ini, ia tidak mau untuk membagi
kepintarannya dan hanya disimpan untuk dirinya sendiri saja, yang
akhirnya kepintarannya itu tidak bisa dibawa ketika ia mati.
Sin Jiu Shixiong => Dalam kehidupan sehari-hari kita,
memang ada yang seperti ini. Dimana ada orang yang egonya terlalu
tinggi, jadi seakan-akan dia yang benar dan orang lain disekitarnya
salah dan didalam keluarga sendiripun tidak terlepas dari itu.
Hendry Shixiong => Kesombongan itu memang dari si kera,
tapi mungkin kera itu tidak ingin menjadi kera yang sombong. Ia hanya
ingin menunjukkan jati dirinya seperti ini loh tapi hanya caranya itu
salah, sehingga komunitasnya tidak menghargai kelebihan dia. Ketika ia
berlagak didepan para pemburu, justru itu yang membuat ia celaka.
靜思語 Jìng sī yǔ (kata perenungan) Master Cheng Yen :
“Kita harus dapat mengecilkan ego kita sehalus debu,
namun tidak berarti harus merendahkan diri. Justru dengan sikap penuh
kerendahan hati ini, kita berusaha mengoptimalkan potensi yang ada pada
diri kita”.

Johan Shixiong => Hidup didalam suatu komunitas selalu ada Pro dan Kontra , yang artinya selalu ada nilai-nilai yang saling berlawanan dan itu tidak akan pernah selesai. Point-nya adalah How to manage
bagaimana menyiasati antara pandangan penilaian saya dan pandangan
penilaian umum / kebanyakan orang. Oleh karena itu kita harus tahu bahwa
makhluk hidup itu beragam dan manusia pun beragam, jadi bagaimana kita
mengatasinya saja. Dengan pikiran yang positif akan memberi kondisi
karma baik cepat berbuah, sebaliknya pikiran negative akan menjadi lahan
subur bagi karma buruk untuk cepat berbuah. Kenapa di kata perenungan
dalam cerita ini dikatakan “Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga “Niat Pikiran” dengan baik”,
karena pikiran yang baik adalah usaha kita memberi kondisi yang baik
pada benih yang sudah kita bawa dan benih itu akan tumbuh subur sesuai
dengan lahan yang kita berikan. Rendah hati adalah salah satu pelatihan
diri kita, karena karma buruk mempunyai 3 akar, yaitu: Lobha / Ketamakan
(貪 Tān), Dosa / Kebencian (瞋 Chēn), Mohha / Kebodohan (癡 Chī). Tetapi
ada lagi yang lebih kecil / halus, yaitu: Kesombongan (慢 Màn) dan
Keraguan (疑 Yí). Dengan melatih untuk memahami dan menyadari, barulah
kita bisa rendah hati sehingga tidak menimbulkan kontradiksi dengan
orang lain How to manage your life.

Hok Lay Shixiong => Kita sering kali menginginkan
pengakuan. Didalam melakukan kegiatan atau dalam keseharian kita, kita
selalu mengharapkan pengakuan dari sekeliling kita, seperti : pengakuan
sebagai orang yang baik, orang yang pintar, yang suci, yang ganteng /
cantik dan sebagainya. Ketika pengakuan seperti itu tidak didapat maka
kita menjadi kecewa terhadap sekeliling kita dan kalau kita mencari
pengakuan diri seperti ini sebenarnya banyak membawa masalah bagi kita.
Seperti si monyet ini ketika tidak diakui maka ia merasa kecewa dan
dengan kesombongannya ia merasa lebih pintar “Buat apa kumpul dengan
kamu lagi mending saya pergi sendiri saja”. Sama juga seperti “Saya
berbuat baik di Tzu Chi tapi tidak ada yang mengakui perbuatan baik
saya, yah saya pergi saja berbuat baik ditempat lain. Buat apa saya
berbuat baik di Tzu Chi tapi semua orang tidak menganggap saya”.

Tidak Menganggap Saya ini lebih dari kesombongan, yang dasarnya adalah ingin suatu pengakuan, maka kita harus belajar Berkesadaran dari
keinginan-keinginan yang mengotori batin. Kalau kita menyadari ada
keinginan seperti itu dalam pikiran kita, maka dengan sendirinya pikiran
itu akan Drop (turun/hilang). Kesadaran itu sangatlah
dibutuhkan, setelah kita mempunyai kesadaran maka sikap rendah hati juga
akan timbul, Master mengatakan “Dalam keseharian kita harus berusaha
untuk sadar, tidak mudah terpengaruh oleh kondisi luar”. Batin kita
haruslah 靜 Jìng = Tenang / hening
dan kita belajar untuk kearah itu, sehingga batin kita yang sudah tenang
seperti air yang jernih dengan sendirinya Kebijaksanaan kita akan terus
meningkat/bertambah.

Leo Shixiong => Saya sering mendengar tentang 心款 , 念純 Xīn kuǎn , niàn chún = Hati yang Lapang dan Pikiran yang Murni. Kalau diartikan dengan lebih luas, 上人Shàng rén (Master) mengatakan “心款不傷人 , 念純不傷己 = Xīn kuǎn bù shāng rén , niàn chún bù shāng jǐ “ Hati yang lapang tidak mencelakai orang lain , Pikiran yang murni tidak mencelakai diri sendiri.
靜思語 Jìng sī yǔ (kata perenungan) Master Cheng Yen :
“Akur dengan orang lain begitu sulit, menyinggung orang lain begitu mudah”.
Wahyuni Lo Shijie => Pada dasarnya setiap orang mempunyai
jalinan jodoh dari kehidupan sebelumnya. Tipe manusia ada 2 macam yang
datang kepada kita, yaitu: ada yang datang untuk memupuk jasa kebajikan
dan ada yang datang untuk menagih hutang karma kepada kita. Kalau kita
sulit untuk bisa akur dengan orang lain, berarti dalam kehidupan yang
lalu belum membuat jodoh baik, mungkin ada orang-orang tertentu yang
tidak bisa akur, seperti kalau dia mengatakan pendapat A dan yang lain
mengatakan B maka tanpa sadar kalau mereka berkomunikasi antara satu
dengan yang lain tidak pernah sejalan dan apapun yang disampaikannya
membuat salah satunya tersinggung.
Hok Lay Shixiong => Menyinggung orang lain atau diri
sendiri memang begitu mudah, bukan hanya menyinggung orang lain itu
mudah tapi diri kita sendiri juga mudah untuk tersinggung. Saya dengan
orang lain itu sama, saya adalah orang lain dan orang lain adalah saya.
Jadi kenapa saya mudah tersinggung? Karena saya tidak bisa menerima,
tidak bisa memahami dan tidak bisa memaklumi baru bisa tersinggung.
Kalau saya bisa memaklumi dan bisa menerima kata-kata dari yang lain
tentunya saya tidak akan tersinggung. Kita di Tzu Chi ada Sup 4 rasa,
yaitu: 知足 Zhī zú (Berpuas Diri), 感恩 Gǎn ēn (Bersyukur), 善解 Shàn jiě
(Berpengertian), 包容 Bāo róng (Memaklumi / bertoleransi). Kalau saya Bersyukur mempunyai teman dan berjodoh dengannya, bagaimana saya bisa tersinggung kalau dia berbicara? Kalau saya Memahami saat
dia lagi stress dan sedang banyak urusan lalu dia berbicara agak kasar,
bagaimana saya bisa tersinggung?, jadi kalau Sup 4 rasa ini kita minum
terus setiap hari dan ada orang yang marah/bicaranya kasar terhadap
kita, dan kita berfikir “Ah, mungkin dia lagi labil jadi maklumi saja”
maka kita tidak akan tersinggung. Begitu juga kalau kita berbicara
kepada orang lain harus kita jaga, karena saya bersyukur ada teman jadi
saya harus jaga omongan saya supaya tidak melukainya, jangan sampai
kata-kata saya membuat ia kecewa dan bukan dengan kata-kata seperti
“Saya kalau ada salah maaf yah, saya lagi bete nih”, kita tidak boleh
seperti itu.
Ada kata perenungan Master “Jadilah kita orang yang Pemaaf , tapi
jangan menjadi orang yang selalu meminta maaf” misalnya kita berulang
kali meminta maaf tapi kita terus mengulangi lagi kata-kata yang bisa
melukai, jadi kita melakukan kesalahan berulang-ulang. Dengan minum Sup
4 rasa Tzu Chi ini setiap hari, kita jadi bisa lebih berhati-hati dalam
berbicara dan juga ada Gan En, Zun Zhong, Ai . Zun Zhong /
Menghormati, bagaimana kita menghormati orang lain? waktu kita berbicara
dengan orang lain dan waktu meminta pendapat orang lain, kita juga
selalu menghormati. Kalau saya meminta pendapat dengan orang dan
pendapatnya itu tidak sesuai dengan keinginan saya, maka saya terima
saja dan tidak mendebat orang itu karena kalau kita debat malah ia akan
tersinggung.
Johan Shixiong => Akar karma buruk sangat mewarnai apakah
kita bisa atau tidak untuk akur dengan orang lain. Jadi bagian dari
pelatihan diri kita selain menyadari adanya Lobha, Dosa, Mohha tapi kita
juga harus menyadari adanya Manna / kesombongan dan adanya keraguan.
Oleh sebab itu akan mewarnai seberapa besar pelatihan diri kita. Manusia
adalah produk budaya, dimana saya lahir, tumbuh besar dan di didik,
saya mewarisi sistem nilai yang berlaku dimasyarakat. Kita yang berada
dikomunitas ketimuran membuat kita harus mengalah kepada orang / sedikit
merendahkan hati, tapi kalau kita lahir di Barat maka disitu mempunyai
kebiasaan Sportive kalau kita bersaing maka kita jangan mengalah pada
orang karena itu tidak sopan, misalnya kita saat bersaing sengaja
mengalah supaya ia bisa menang tapi ia akan marah pada kita karena kita
tidak sportive. Jadi system penilaian yang berbeda kalau melihat
permasalahan yang sama, hasilnya tidak akan sama / berbeda.
Bambang Shixiong => Si monyet ini sebenarnya tidak
menjadi target, tapi karena kesombongannya akhirnya ia di panah dan
mati. ini sama juga seperti kehidupan kita seandainya kita berjalan dan
melewati suatu gang yang banyak premannya, kalau saat kita lewat jalan
itu kita sopan kepada mereka maka mereka tidak akan mengganggu kita.
Tetapi kalau kita lewat dengan sikap menantang maka itu akan menjadi
pertengkaran, kalau saya hanya sendiri dan mereka itu banyak maka saya
akan seperti monyet dalam cerita ini yang mati dipanah.
Wahyuni Shijie => Setiap manusia memiliki noda batin,
salah satunya kita tidak bisa melihat kedalaman dari isi hati manusia,
dari luar kita melihat dia ini diam tapi kita tidak tahu bahwa batinnya
tersinggung. Jadi pada dasarnya harus mempunyai toleransi yang tinggi,
mungkin karena dari lingkungan keluarga yang berwatak keras membuat ia
berbicara dengan nada keras, mungkin dengan ucapannya itu ia tidak
bermaksud untuk menyinggung tapi secara tidak sengaja sudah menyinggung
orang lain.
靜思語 Jìng sī yǔ (kata perenungan) Master Cheng Yen :
“Terhadap diri sendiri kita harus rendah hari dan bisa
menerima pendapat orang lain, terhadap orang lain hendaknya kita
menghargai kesempatan dapat bergaul dan bekerja sama”.
Gan en.