Kamis, 27 September 2012


KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA

Tema : "ladang Pelatihan Terletak Pada Batin Sendiri"
Pembicara : Sharing bersama ( Sharing Ceramah Master Sanubari Teduh)
Mc : Sjukur sx
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 27 September 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 26 orang

Ceramah Master Cheng Yen

Beginilah kehidupan, kita harus senantiasa berteguh hati menghadapi kondisi yang berubah-rubah. Apa yang tidak berubah ?, itulah hakikat diri kita, benih KeBuddhaan yang murni tanpa noda, namun kita membuat hakikat yang murni tanpa noda dan tidak berubah ini tertutupi lapis demi lapis noda batin yang timbul karena adanya kontak dengan luar. Meski hakikatnya tak pernah berubah, namun dengan adanya kontak dengan dunia luar pikiran kita mengalami penyimpangan, batin kita memiliki kecenderungan untuk menyimpang, kondisi luar demikian adanya. Namun kenyataan batin kita mudah terpengaruh dengan kondisi luar. Pepatah kuno mengatakan “ bunga tidak membuai, manusialah yang terbuai, arak tidak memabukkan manusialah yang mabuk”. Selama hati kita tidak tergoyahkan kita tidak akan terpengaruh.


Karma buruk ini muncul akibat pelanggaran melalui 3 pintu karma maupun kelalaian. melalui 6 indra, muncul akibat pikiran salah dari dalam batin atau akibat kemelekatan akan kondisi luar.

Pikiran salah muncul dari dalam batin kita sendiri, tabiat terakumulasi sejak lama. Saat bersentuhan dengan kondisi luar batin kita bereaksi, sebagai akibat dari berbagai kondisi yang muncul, pikiran serta pandangan kitapun akan mengarah pada arah yang menyimpang, begitu pikiran menyimpang kita akan mudah terpengaruh oleh objek luar seperti suara, rupa, rasa dan objek lainnya.

6 indra
Mata, telinga, hidung lidah, tubuh dan pikiran
6 objek
Rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan, objek-objek pikiran. 

Ketika 6 indra mengalami kontak dengan 6 objek akan terangsang dan terpengaruh, kesadaran juga ikut bereaksi. 6 indra terangsang objek, kesadaran berpikir ini menggerakan 7 cabang karma, 3 melalui tubuh, 4 melalui ucapan. Kesadaran menggerakkan terciptalah perbuatan buruk . ini merupakan hasil pikiran yang menyimpang yang muncul dari dalam batin. Karena mengalami berbagai macam kontak, banyak pemikiran timbul dari dalam batin, jika pikiran menyimpang artinya menjadi keliru, maka pandangan kita akan menjadi menyimpang dan keliru.

Karma melalui tubuh
Membunuh, mencuri berbuat asusila
Karma melalui ucapan
Bertutur kata kasar, berdusta, berkata-kata kosong, bergunjing.

Dalam melatih diri kita harus menjaga fisik dan batin artinya senantiasa berintropeksi apa  yang baru kita ucapkan itu salah, setelah berbicara dan berbuat kelak kita masih memperbaiki yang salah karena kita mahluk awam. Kita memiliki akumulasi tabiat buruk sejak dulu, yang sering muncul tanpa kita sadari, inilah energi dari tabiat atau kebiasaan. Tabiat ini seringkali bersentuhan dengan dunia luar dan terwujud dalam perbuatan. Jika kita terbiasa bertemperamen tinggi maka ketika kondisi tidak sesuai dengan harapan, kemarahan dan kebencian kita akan bangkit, sikap dan tutur kata kita tidak baik, inilah yang disebut tabiat buruk. Setelah bertekad untuk melatih diri kita harus waspada dan sadar “ mengapa saya berbicara kasar”, “mengapa nada bicara saya tidak menyenangkan”, “mengapa begitu cepat saya menuturkan ucapan yang menyakiti orang lain”. Jika kita dapat mengendalikan diri dan menjaga baik-baik hati kita, kebencian dan kemarahan ini dapat segera kita kendalikan dan tak sampai keluar. Membahas 7 cabang karma bagaikan anak panah yang tidak dapat ditarik kembali setelah dilepaskan. Inti melatih diri adalah ketika tabiat buruk muncul kita segera mengendalikan, jika kita sungguh memulainya dari dalam batin, maka ketika pikiran muncul kita tidak akan berjalan kearah yang menyimpang , apabila menyimpang sedikit saja, maka segala perilaku kita juga ikut menyimpang.

“Jagalah kesadaran selalu, ketika tabiat buruk muncul kendalikan dan perbaiki segera inilah yang disebut melatih diri”. 

Ketika virus SAR muncul saat seseorang diketahui mengalami kontak dengan penderita, cara terbaik dikarantina, orang lain dapat mengantarkan makanan baginya, saat seperti inilah adalah waktu yang terbaik untuk melatih diri, namun ada orang yang merasa takut bila orang lain mengetahui bahwa ia telah mengalami kontak penderita. “jika saya beritahu orang lain, apakah saya akan dikarantina?”. Karena itu ia tutupi, jika terus ditutupi ketika ia benar-benar terjangkit, maka sudah terlambat bukan hanya terhadap diri sendiri tetapi juga bisa menularkan kepada orang disekitarnya. Virus adalah analogi bagi kita para praktisi untuk menggambarkan kekotoran batin. Kita sering menyebut ketamakan, kebencian, kebodohan dalam batin sebagai 3 racun atau virus, jika tidak segera dibasmi maka setiap saat mungkin menular pada orang lain, mempengaruhi pelatihan orang lain dan membuat jalannya menyimpang. Kita harus menyayangi diri kita sekaligus mengasihi orang lain. Lahan pelatihan memiliki energi pelatihan , dan energi pelatihan bagaikan karantina bagi kita, dengan adanya energi pelatihan ini, kita dapat terhindar dari ketidak murnian, lihatlah rumah sakit saat ini dilengkapi dengan ruangan steril, bagaimanakah cara mensterilkan ruangan?, dengan menggunakan sinar ultraviolet, setelah sistem ini diimplementasikan maka setiap orang yang lewat akan segera tersterilisasi, kini teknologi seperti ini telah diketemukan, tetapi sesungguhnya sejak jaman dahulu, sang Buddha sudah menemukan dan membabarkan  kesucian dicapai dengan mengubah pola pikir,  ada sebuah pepatah berbunyi “Noda batin tak berbeda dengan Bodhi begitu pula sebaliknya, jika kita terpengaruh kondisi luar dan kehilangan kemurnian kesadaran kita, maka masalah akan terus timbul, noda batin dan tabiat buruk ini tak hentinya mengaduk batin kita sehingga terus ternoda, hakikat diri yang ternoda sesungguhnya murni dan suci. Saudara sekalian dengan berbagai cara saya menjelaskan ini semua bertujuan menunjukkan bahwa pikiran benar adalah inti pelatihan diri, pikiran menyimpang menciptakan karma buruk, pikiran sumber segala kesalahan, jadi pikiran ini harus sungguh-sungguh kita jaga dengan baik, jika tidak akan menciptakan karma buruk dalam setiap ucapan dan tindakan. Karma buruk muncul sebagai akibat  kemelekatan akan kondisi luar, dalam menghadapi kondisi luar semua tergantung pada pola pikir dan sikap yang kita gunakan. Semua yang ada, bunga, rumput dan kayu semuanya terlihat indah, jika kita melihatnya dengan hati yang jernih dan hening. Kita hendaknya dapat menghargai dan bersyukur atas apa yang ada di bumi ini, yang memungkinkan kita memiliki tempat tinggal yang indah. Lihatlah bila melihat segala sesuatu dengan penuh rasa syukur, bukankah kita akan diliputi dengan kebahagian. Berjalan dengan rasa syukur kita melangkah dengan lembut agar tidak menyakiti bumi, sikap menyayangi bumi sepeti ini karena ada rasa syukur, bayangkan jika sepanjang hari kita berpikir demikian, manakah yang membuat tidak bahagia?. Kita banyak memikirkan cara  untuk mengubah kondisi luar, rubahlah dengan mengubah pola pikir kita, jangan biarkan kondisi luar yang mengubah batin kita, jika demikian kita akan menderita, dan kemelekatan akan mudah timbul dalam batin kita dan akan membawa kerisauan. Jika dalam batin kita timbul ketamakan kondisi ini akan merasuk dalam batin dan meninggalkan jejak yang disebut kemelekatan, ketika melihat suatu kondisi kita merasakan keindahan dan bersyukur , setelah berlalupun kita tidak akan melekat. Dalam batin manusia pada dasarnya terdapat potensi dan hakikat murni namun hakikat yang murni ini belum dapat terbangkitkan, ketika dapat terbangkitkan inilah yang di sebut pencerahan.

Mengubah kondisi luar dengan mengubah pola pikir merupaka sikap bijaksana, membiarkan kondisi luar mempengaruhi kondisi hati merupakan noda batin.

Di Amerika tersiar sebuah berita, ada seorang wanita yang merokok hingga terkena kanker paru-paru, dan ia pun tahu penyebabnya adalah rokok, iapun menuntut perusahaan rokok tersebut dan meminta ganti rugi dengan jumlah yang sangat besar. Berita ini sangat menyita perhatian, mereka bertikai lama di pengadilan, wanita ini sudah merokok selama 40 tahun, putrinya memintanya untuk berhenti merokok tetapi ia menjawab saya orang dewasa memiliki kebebasan. Saat masih belia ia sudah mulai merokok dan orang tuanya memintanya untuk berhenti merokok, namun ia tidak menghiraukannya, dokter memperingatkannya agar dapat berhenti merokok tetapi ia tetap tidak dapat berhenti dari kebiasaanya merokok, penyakitnya menjadi akut, dokter memvonis kankernya telah mencapai stadium akhir. Menjawab tuntutan wanita perokok tersebut perusahaan rokok mengatakan dalam kemasan rokok  sudah terdapat peringatan dan petunjuk komposisi , anda sendiri yang tidak dapat berhenti merokok, meminta ganti rugi merupakan hal yang tidak masuk akal, persidangan berjalan cukup lama, akhirnya perusahaan rokok tersebut kalah namun tuntuntannya tidak terpenuhi semuanya. Rokok tidak pernah meminta wanita tersebut untuk menghisapnya, pikiran wanita tersebutlah yang melekat sehingga akhirnya menyebakan ia sakit dan meninggal dunia, terkadang kita tidak habis pikir, apa enaknya merokok, mengapa sangat sulit untuk berhenti merokok, ia hanya dihisap sebentar, didalamnya tidak ada apa-apa hanya asap yang terlihat, tekad manusia demikian tipis, inilah kemelekatan yang sudah sangat dalam sehingga sulit untuk lepas. Kehidupan kita lewati dengan penuh noda batin, 3 racun memenuhi keseharian kita sehingga perbuatan kita menjadi penuh kesalahan, sepatah kata yang terucap tanpa sengaja, mungkin dapat membawa potensi masalah. Kata-kata sangat mudah diucapkan, namun dalam berorganisasi ataupun hubungan antar keluarga.kata-kata yang diucapkan dengan ringan dan sambil lalu dapat menimbulkan masalah.

Noda batin terletak pada pikiran kita sendiri, jadi harap kita semua ingat dalam batin kita terdapat sesuatu yang tak pernah berubah dalam kondisi apapun yakni hakikat dan potensi diri kita, ketika berhadapan dengan noda batin kita memiliki potensi untuk mengikisnya asalkan kebijaksanaan kita mulai terbuka dan potensi yang ada dalam diri kita terbangkitkan, bagaikan antibodi yang terdapat dalam tubuh kita, semua permasalahan hidup akan lenyap ketika ia sampai pada tubuh kita karena itu sering  dikatakan tertawa membuyarkan segala kerisaua, jadi bergembiralah selalu, hadapilah kehidupan dengan hati yang terbuka .

Jagalah hati selalu setiap ucapan dan tindakan merupakan pintu gerbang terciptanya karma.

Sharing dari berbagai peserta


Erli Sj :
Terpengaruh dengan kondisi luar ada hubungan dengan pembahasan buku 20 kesulitan dalam kehidupan dimana dikatakan “sulit untuk tidak terpengaruh dengan kondisi luar “, memang sulit untuk tidak terpengaruh dengan kondisi luar. Saya juga pernah membaca buku Ajahn Chah, batin adalah batin, kondisi luar merupakan fenomena jadi sebenarnya batin kita dan kondisi luar berbeda.

Lo Hok Lay Sx :
Kondisi luar mendistorsi, umpama saya berniat ke Jing Si Tang untuk pasang poster tetapi tiba-tiba ada teman yang mengajak saya makan Pizza dan ini membuat saya binggung, niat pertama tergoyahkan. Master Chen Yen mengatakan kita jangan mudah tergoyahkan, kita harus tumbuh kesadaran, niat baik jadi terlupakan karena kemelekatan.

Christine Sj :
Semua karena keakuan, kita harus dengan cinta kasih untuk menguranginya, kita harus memikirkan kenapa harus selalu melatih diri dengan baik. Di Tzu Chilah kita banyak belajar dan berbuat sebagai pelatihan.

Sufenny Sj :
Ucapan bagaikan anak panah, saya teringat apabila kita menyakiti orang lain seperti memaku pagar, bila kita mencabutnya tetap ada bekasnya, karena meminta maaf itu mudah, tapi sembuh dari luka dibatin itu lebih sulit karena memerlukan waktu. Alangkah baiknya sebelum kita bertindak dan berucap kita pikirkan terlebih dahulu.



Melliza Suhartono Sj :
Saya mempunyai pengalaman, teman saya mempunyai karakter emosional, saat ia bersama temannya sedang naik mobil tiba-tiba diselip oleh kopaja dank arena kesal ia melakukan tindakan terhadap supir kopaja tersebut, apabila ia dapat mengendalikan kemarahan ia tidak akan berbuat seperti itu. Semakin cepat kita melatih diri semakin cepat hasilnya . saya juga punya pengalaman dengan teman saya lainnya ia suka menyakiti kucing karena ia pernah mempunyai ikan lohan dan dimakan oleh kucing, sehingga ia menjadi dendam terhadap kucing, ini diakibatkan keakuan apabila ia dapat melepaskan keakuan tentu ia tidak akan dendam dan menyakiti kucing.


Yogi Sx :
Musuh paling terbesar diri sendiri, saya hampir beberapa bulan tidak hadir, saya sempat ada konflik dengan temen saya yang memiliki sifat kasar, dan dirumah saya sempat menyesal , saya harus ke Tzu Chi lagi.

Jodie Lienardy Sx :
Meneruskan apa yang disampaikan, membahas noda batin, 3 racun, saya menyimak apa yang Master Cheng Yen katakan agar kita mempunyai kesadaran. Kondisi dan situasi kita selalu berubah. Dlihat dari sudut pandang masing-masing sesungguhnya kita mencari kebenaran, ada hal yang baik untuk kita belum tentu baik untuk lainnya, begitu pula sebaliknya, agar dapat menjalankan sesuatu dengan sebaik-baiknya perdalam keyakinan diri, apabila kita berlatih 5 sila dan dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya terdapat kesadaran didalamnya.

Johar Chow Sx :
Jika ada masalah tidak kita selesaikan maka akan timbul masalah baru lainnya, Jisou sx pernah memberikan tips agar kita mereview apa yang kita lakukan dari pagi hingga malam, kita harus banyak mempraktekan dan banyak mencoba.

Posan Sx :
Saya amati batin bagaikan kaca yang bening tidak tercemar, murni dan polos, kita mudah melihat dengan jelas dan pada dasarnya ada kondisi luar yang mempengaruhi (debu-debu yang mengotori), batin bila tidak dibersihkan akan menjadi karakter yang sulit dibersihkan, Master Cheng Yen mengatakan agar kita membersihkan dengan air (dharma), sama  seperti rumah yang harus selalu kita bersihkan. Pada saat marah kita  harus sadar apa yang akan kita lakukan, Master mengatakan kemarahan adalah kegilaan sesaat , menghukum diri sendiri dan menjalin jodoh buruk dengan orang lain. Hendaknya kita setiap hari harus sadar untuk selalu membersihkan diri kita (membersihkan noda batin kita).

Edi Sx :
Saya baru dua kali datang ke bedah buku, jadi saya tidak memahami secara mendalam, saya mengharapkan agar para senior atau yang lama memberikan dukungan terhadap yang junior, senior tidak berpandangan pada fisik seseorang, dalam arti saya yang mempunyai usia lebih tua dari yang lainnya merupakan senior tetapi walaupun usianya lebih muda tetapi sering mengikuti kegiatan dan mempunyai pengalaman yang lebih banyak, Posan Sx mengatakan dari Edi Sx kita belajar kerendahan hati dan mau banyak belajar, sangat bijaksana.

Marie Nagatani Sj :
We are from Japan teaching healting message, we could come here because Posan Sx , I do not understand what are you talking about but I feel the energy from you, passion from you, you are doing something and I know it’s very difficult, we hope we can join Tzu Chi, next our seminar in Osaka, Japan. I hope we could visit Tzu Chi Office at Osaka, Japan.


Leo Samuel Salim Sx :
Tubuh ini bisa sakit karena apa, karena tidak kita sadari ada bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh kita, yang harus kita lakukan adalah memberikan imun kepada tubuh ini, sama halnya dengan kekotoran batin ini, yang bisa senantiasa datang dan menutupi cermin batin kita, layaknya selapis demi selapis debu yang menutupinya. Shang ren mengatakan membiarkan kondisi luar merubah kondisi hati adalan fan nao (kerisauan batin), tapi kondisi hati yang dapat merubah kondisi luar adalah bijaksana. Sadar atau tidak setiap kita membuka mulut dan lidah kita bergerak, serta tangan dan kaki kita bergerak kita telah menciptakan karma, jadi apapun itu akan menciptakan karma. Kembali ke diri kita apa kita hendak menciptakan karma baik atau buruk.

Gan en

Kamis, 20 September 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA

Tema : “Sharing Kata Perenungan Master Cheng Yen”
Pembicara : Sharing peserta
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 20 September  2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 21 orang


做中學,學中覺,覺中悟  
Zuò zhōng xué, xué zhōng jué, jué zhōng wù  
Dalam melakukan kita belajar, dalam belajar kita memperoleh kesadaran, dengan penuh kesadaran kita melakukan

Sharing Thomas shixiong :
Thomas shixiong merasa kata perenungan tersebut sangat mencerminkan bagaimana keanggotaan beliau di Tzu Chi. “Sebelum di Tzu Chi saya belajar dari membaca buku – buku Dharma, saya banyak membaca buku Dharma sehingga timbul “kesombongan” dan merasa saya lebih tahu Dharma daripada orang lain” Ungkap Thomas shixiong. Namun, setelah bergabung di Tzu Chi kemudian baru tersadarkan bahwasannya beliau belum melakukan apa – apa. Di Tzu Chi kita “melakukan,” saat melakukan mendapat pencerahan. Menyadari  tidak hanya “melakukan” saat berkegiatan di Tzu Chi tapi juga dapat dipraktikkan dalam keseharian. Thomas shixiong  juga belajar menghadapi kritikan ataupun saran –saran dari relawan lainnya. Yang terpenting adalah dalam melakukan segala hal hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran. Thomas shixiong merasa satu kalimat ini terdapat makna yang sangat dalam.

Sharing Hok Lay shixiong :
Dalam Buddhism ada istilah Ehipasiko, artinya datang, lihat, dan buktikan sendiri. Kita tahu hidup adalah penderitaan tapi, apakah sebenarnya penderitaan itu? Banyak hal yang tidak pernah kita tahu. Namun, dalam berkegiatan  kita belajar, kita menyadari betapa beruntungnya kita. Setiap orang ada benih Buddha tetapi tertutupi oleh kekotoran batin.  Di Tzu Chi kita belajar untuk mengembangkan cinta kasih, belajar berpuas diri. Jangan hanya melihat apa yang belum kita miliki tapi lihatlah apa yang sudah kita miliki saat ini, harus bersyukur dengan kehidupan yang sudah kita miliki saat ini, jika tidak mensyukuri kehidupan kita sendiri bagaimana bisa kita membantu orang lain? Jadi, harus mensyukuri apa yang kita miliki terlebih dahulu disaat hati dipenuhi oleh rasa syukur barulah kita dapat bersumbangsih.


Melalui kunjungan kasih kita melatih untuk menemukan sifat –sifat welas asih kita, kita belajar memikirkan perasaan orang lain. Belajar bertutur kata baik, misalkan dalam menjelaskan prosedur atau kebijaksanaan dari yayasan semua harus diberitahukan pelan-pelan agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Itulah mengapa didalam berkegiatan kita belajar. Melihat segala sesuatu jangan langsung berasumsi tapi harus ditanyakan terlebih dahulu karena apa yang kita lihat belum tentu adalah yang sebenarnya.

Sharing Jusladi shixiong :
Saat mengikuti kegiatan seperti kunjungan kasih dan melihat pasien penerima bantuan Jusladi shixiong menyadari penting untuk membuat “hati” nya tenang dulu barulah mengobati penyakitnya. Jusladi shixiong juga merasa penting bagi relawan Tzu Chi untuk memulai dari kasus agar tekad bisa menjadi lebih kuat. Dari kegiatan kunjungan kasih juga bisa menumbuhkan cinta kasih kita.


自造福田,自得福緣
Zì zào fú tián, zìdé fú yuán
Diri sendiri menciptakan ladang berkah, diri sendiri yang akan mendapatkan jalinan berkah



Sharing Hok Lay shixiong :
Dalam bekerja jangan hanya mengejar berkah, tapi harus tulus tanpa pamrih sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan.

Sharing Leo shixiong :
Di Tzu Chi adalah praktik, dalam praktik kita merasakan sehingga akhirnya kita tersadarkan. Melihat dunia merasa beruntung bisa berbagi dan bisa belajar lebih banyak maka harus menggenggam berkah ini.  Misalnya saat melakukan survey kasus menyadari kesehatan sangat penting.

Dharma yang diajarkan oleh Master sangat sederhana namun yang terpenting adalah kita harus menjalankannya bukan hanya sekedar membaca.

自足,生活才會富樂安穩  
Zì zú, shēng huó cái huì fù lè ān wěn
Dengan mengenal rasa puas, kehidupan akan penuh rasa kesukacitaan dan ketentraman

Sharing Hok Lay shixiong :
Hoklay shixiong mengatakan bahwa sering terdengar kalimat seperti “Setelah saya tercukupi baru bersyukur”. Namun hendaknya kita ubah pemikiran tersebut menjadi “Bersyukur barulah tercukupi”.
Menyadari semua yang kita miliki adalah tidak kekal, dan “Giving is better than receiving”

Gan En.

Kamis, 13 September 2012

KEGIATAN :BEDAH BUKU, HE QI: UTARA

Tema : “Kakek dan Kura – Kura”
Pembicara : Hok Cun sx
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu :Kamis, 13 September 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
Jumlah Peserta : 36 orang

Acun sx di lahirkan di Tangerang, tahun 1972, mengenal Tzu Chi sejak tahun 1995 dan sangat bersyukur bisa berjalan di jalan Tzu Chi, anak ke 8 dari 16 bersaudara, pendidikan Acun sx tidaklah tinggi tetapi orang tuanya membesarkan saudara – saudara Acun sx dengan susah payah, masa kecil Acun sx di samping sekolah juga bekerja, dari kecil Acun sx sudah mengenal Togel, tapi Acun sx sangat bersyukur karena dia tidak terjerumus dalam dunia gelap. Acun sx juga sangat bangga kepada orang tuanya walaupun anak - anaknya banyak tapi sangat memperhatikan anak - anaknya untuk tidak terjerumus ke dalam hal – hal yang tidak baik. Awal perjalanan Acun sx di Tzu Chi karena karma baik maupun jodoh, disaat Acun sx bekerja di sebuah toko Acun sx mengenal seorang bhante dan pada saat itu beberapa relawan Tzu Chi yang datang ke Tangerang,  salah satunya adalah ibu Siu Mei (Ketua yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia), pada saat itu ibu Siu Mei ingin melakukan survey anak – anak asuh di Tangerang, lalu meminta Acun sx untuk menjadi  penunjuk jalan bagi para relawan tersebut, karena ibu Siu Mei tidak mengenal jalan di daerah Tangerang.

Walaupun tidak mengerti bahasa Mandarin yang di bicarakan oleh para relawan tersebut, Acun sx bisa merasakan cinta kasih dari para relawan tersebut, pada suatu hari pada saat survey ada seorang ibu yang sambil menangis  menghampiri ibu Siu Mei untuk meminta bantuan dia ibu tersebut berkata “Bisa tidak ibu tolong anak saya”,  ternyata anaknya menderita komplikasi lambung yang di baringkan di balai, dan dalam kondisi sekarat. Pada saat ibu tersebut meminta tolong dengan relawan Tzu Chi dan melihat cinta kasih dari para relawan ini hati Acun sx merasa terenyuh dan tersentuh.

Dalam hati Acun sx berpikir kenapa orang- orang ini  cinta kasihnya begitu besar, lalu ibu Siu  Mei berkata kepada Acun sx “ kamu carilah rumah sakit terbaik di Tangerang”, tapi Acun sx pada saat itu tidak pernah ke rumah sakit, dan Acun sx berkata  “ di sini tidak ada rumah sakit dan puskesmasnya jauh dari sini, dan kemungkinan anak tersebut tidak akan tertolong”. Lalu bu Siu  Mei berkata kepada Acun sx “kasih tahu ibunya jangan sedih kita akan bawah anaknya ke Jakarta”. Dengan  menggunakan mobil ibu Siu Mei anak tersebut akhirnya di bawa ke Jakarta tanpa menggunakan mobil ambulance dan tanpa peralatan medis, walaupun tanpa peralatan medis namun dengan adanya hati yang tulus dari para relawan Tzu Chi telah melebihi peralatan medis.

Pada saat itu  Acun sx  tidak begitu mengenal Tzu Chi. Namun setelah menyaksikan ketulusaan dari para Relawan maka Acun sx mendapatkan jawaban mengenai Tzu Chi, yaitu  Tzu Chi adalah  aliran hati cinta kasih kepada semua orang. Saat itulah Acun sx sadar dari titik kehidupannya yang  tidak mengenal kebaikan, dharma, dan hanya mengerti akan kegelapan batin, penderitaan, cara bertahan hidup akhirnya  menemukan cinta kasih yang luar biasa dari hati pada para relawan Tzu Chi. Pada saat di bawah ke Jakarta dan melihat rumah sakit yang besar dan lengkap Acun sx merasa seperti katak dalam tempurung yang hanya berteman dengan kecebong dan planton, namun setelah mengenal Tzu Chi,  Acun sx merasa seperti kura – kura di tengah samudera,  kenapa karena samudera begitu luas, luasnya di ibaratkan sebagai  cinta kasih Tzu Chi  di tengah samudra.

Itulah sekilas mengenai Acun sx, memasuki topic yang akan di bahas di ambil dari cerita Master Chen Yen yaitu Balas budi para binatang (kakek dan kura – kura)”, dalam cerita ini menceritakan ada seorang kakek yang menyelamatkan seekor kura – kura dari penjagalan, kemudian kura – kura tersebut di lepaskan ke laut, namun pada saat tengah malam kura – kura datang ke rumah kakek dan meberitahukan bahwa dalam beberapa hari lagi akan terjadi banjir besar yang akan menenggelamkan kota ini, jadi kakek harus mempersiapkan kapal untuk menyelamatkan diri, dan kura – kura akan menjadi penuntun jalannya. Tibalah hari tersebut lalu kura – kura menepati janji dan menuntun kakek, di tengah perjalanan ada rubah, ular yang meminta tolong kemudian di tolong oleh kakek, namun tiba - tiba pada saat kakek akan menyelamatkan manusia kura – kura melarang kakek, lalu kakek bertanya kenapa binatang boleh di tolong tapi manusia tidak boleh, lalu kura – kura berkata di dunia ini hati manusialah  yang cepat berubah, beritahukanlah kepada manusia yang kakek tolong untuk menjaga hati mereka.

Sampai di tempat yang aman rubah menemukan sebuah gua yang berisikan harta dan di beritahukan kepada kakek, namun di ketahui oleh orang yang di selamatkan kakek, dalam hati orang tersebut timbul ketamakan sehingga orang tersebut ingin mengambil harta tersebut dan mengancam kakek untuk memberitakan setengah harta tesebut namun kakek tidak setuju, kemudian orang tersebut membuat kakek di penjara, ular kemudian mendengar kakek di penjara, lalu ingin membalas budi kakek, ular memberikan sebuah daun obat yang dapat menyelamatkan kakek dari penjara, tak lama kemudian putra mahkota sakit dan raja memberikan titah siapapun yang dapat menyelamatkan putra mahkota akan di berikan separuh wilayah kerajaan, lalu kakek menyelamatkan putra mahkota dan memiliki setengah wilayag kerajaan dan kakek memimpin wilayahnya dengan bijaksana. Pesan yang ingin di sampaikan adalah hati manusia adalah rumit terkadang manusia melakukan hal yg kejam dan menyesatkan apabila kita dapat menjaga hati berbuat kebajikan dan menyayangi semua mahkluk dengan hati yang setara serta menjalin jodoh yang baik, sesungguhnya ini adalah menolong diri sendiri.

Dari kisah di atas sangat berhubungan dengan apa yang di alami oleh Acun sx bahwa binatang pun dapat membalas budi, jika kita dengan tulus menyelematkannya, hal ini terjadi sekitar tahun  2000 saat   Acun sx setelah mengantar seorang dokter di daerah halim dengan mobil dan pulang ke rumah salah satu relawan untuk mengembalikan mobilnya di daerah kelapa gading dan setelah  menaruh mobil tersebut kemudian Acun sx naik motor untuk pulang ke rumah, sekitar pukul 11 malam terjadi kecelakaan Acun sx di tabrak oleh anak muda yang mabuk, ternyata motor nya masuk ke garda mobil dan acun sx terlempar 4 meter dari motor tersebut, saat terlempar banyak yang berkerumunan di mobil yang tabrakan dan orang pada bilang kalau orang yang di tabrak pasti sudah mati, namun Acun sx ternyata masih hidup dan tidak terluka, kemudian anak muda itu dan Acun sx di bawah ke pos, dengan hati yang lapang  Acun sx  tidak menyalakan anak muda yang menabraknya itu, dan merasa bersyukur, lalu  Acun sx  bercerita kepada salah satu bhante di Tangerang, kalau dia mengalami kecelakaan namun masih hidup, bhante setengah tidak percaya karena kondisi Acun sx pada saat itu tidak seperti orang yang mengalami kecelakaaan, bhante pun tidak bisa menjawab kenapa Acun  sx masih hidup setelah mengalami kecelakaan ternyata jawaban adalah kira – kira 2 minggu yang lalu pada saat melewati Kampung Melayu Acun sx berhenti dari motornya, dan melihat ada seekor biawak yang di ikat kakinya dan sedang di perdagangkan, merasa kasihan akhir dengan uang yang tersisa hanya Rp. 60.000,-  Acun sx  membeli biawak tersebut dan di bawa pulang ke rumahnya dan kemudian biawak tersebut di lepaskan di kali dekat sebuah vihara rumah Acun sx, dari situlah jawaban kenapa Acun sx bisa selamat dari kecelakaan karena seekor binatang dapat merasakan ketulusan hati dari Acun sx  dan ini merupakan balas budi dari seekor biawak.

Selain masalah balas budi ada juga mengenai konflik yang di alami oleh Acun sx dengan ke 15 saudaranya terutama kakak pertamanya, entah ada karma apa Acun sx dengan kakak pertamanya selalu timbul gesekan, namun karena Acun sx telah berjalan di jalan Tzu Chi dan Master  selalu mengatakan tentang satu keluarga, Acun sx akhir bertekad untuk memperbaiki hubungan yang baik dengan kakak pertamanya dan terinsipirasi dari kata – kata Master yaitu “Kenapa kita tidak mencoba memberikan cinta kasih kepada orang yang membenci kita”, dari kata – kata tersebutlah akhir Acun sx meminta maaf kepada kakak pertamanya dan hubungan mereka kembali harmonis.

Gan En.

Link terkait :
Undangan Final Kegiatan bedah buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Kamis, 06 September 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : Ajaran Jing Si
Pembicara : Ji Shou Shixiong
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit.
Waktu : Kamis, 07 September 2012, pukul : 19:00-21:00 WIB.
Jumlah Peserta : 45 orang

Banyak orang yang berpandangan bahwa Tzu Chi itu adalah tempat untuk berbuat amal/kebajikan saja, tetapi Tzu Chi itu sebenarnya juga merupakan tempat untuk melatih dan mengembangkan Kebijaksanaan Bathin (慧命: Huì mìng).

Dalam memberikan bantuan, Master Cheng Yen selalu memikirkan bagaimana cara yang terbaik agar dapat menolong orang yang kesusahan. Biasanya, insan Tzu Chi akan memberikan bantuan berupa beras dan barang-barang keperluan sehari-hari. Tetapi apakah itu semua akan benar-benar membantu mereka ? Contoh kasus adalah badai Ketsana yang menyerang Philipina di tahun 2009 dan menyebabkan kota Marikina di Manila diterjang banjir lumpur. Bencana ini adalah bencana yang terus terjadi setiap tahunnya dan warga di sana sudah terbiasa akan itu. Sebetulnya banjir lumpur yang parah ini terjadi karena kebiasaan buruk warga di sana yang tidak memperhatikan pelestarian lingkungan. Master Cheng Yen lalu menyarankan kepada relawan Tzu Chi Philipina agar dapat mengajak semua warga di sana untuk sama-sama bekerja dan membersihkan lokasi tersebut dari sampah dan lumpur dengan program Bekerja dan Digaji (以工代賑 : Yǐ gōng dài zhèn). Setelah warga bekerja membersihkan lokasi banjir maka relawan akan memberikan upah dan makanan kepada mereka. Master Cheng Yen hendak menyampaikan kepada kita bahwa insan Tzu Chi bukan saja memberikan bantuan materi tetapi juga menolong dan membimbing bathin mereka. Dengan pendampingan yang berbudaya humanis, sekarang banyak warga lokal di sana menjadi relawan Tzu Chi dan kaya secara Spiritual meski mereka miskin secara materi. Dan pada saat badai menerjang wilayah mereka tersebut, efeknya tidak lagi separah tahun 2009 yang lalu.

Buku Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú jì) adalah buku yang berisikan semua hal yang dilakukan dan dikatakan oleh Master Cheng Yen. Dengan membaca buku ini, kita dapat memahami apa yang hendak disampaikan Master Cheng Yen melalui Ajaran Jing Si. Dari sinilah diharapkan semua insan Tzu Chi dapat menjalankan Dharma Masuk ke Hati (法如心 : Fǎ rú xīn) dan Dharma dalam Tindakan (法如行 : Fǎ rú xíng). Agar Dharma dalam Tindakan (法如行 : Fǎ rú xíng) maka di dalam hati haruslah dimasukkan Dharma (心如法:Xīn rú fǎ) dan di sini caranya hati kita hendaknya didekatkan dengan Dharma itu sendiri (心靠近法: Xīn kào jìn fǎ). Oleh karena itu kita usahakan agar dapat membaca Buku Jejak Langkah Master (衲履足跡: Nà lǚ zú jì).

JiShou shixiong mengatakan bahwa ajaran Jing Si harus diterapkan oleh insan Tzu Chi di dalam masyarakat (走入人群: Zǒu rù rén qún). Bukan hanya berhenti sampai sana, insan Tzu Chi harus melatih diri bagamana mendekati dan membuka hatinya kepada orang lain sehingga nantinya menjadi dapat membentuk hubungan antar manusia yang lebih baik (走入人情:Zǒu rù rén qíng).


JiShou shixiong juga kembali mengingatkan kita semua agar jangan hanya mendengar dimana nantinya akan dilupakan. Hendaknya setelah melihat, langsung dilakukan dan dipahami.

Dalam kehidupan ini, yang terpenting adalah mendapatkan kebijaksanaan. Setelah kita meninggal, tidak ada yang dapat kita bawa melainkan hanyalah karma kita masing-masing. Jadi sebagai insan Tzu Chi yang juga sebagai murid Jing Si (靜思弟子: Jìng sī dì zǐ), dalam kehidupan ini, kita hendaknya dapat mempraktekkan ajaran Master Cheng Yen dan menjadi Bodhisatva Dunia (人間菩薩 : Rén jiān pú sà).

JiShou shixiong kembali sharing mengenai perkataan Master Cheng Yen, “Dengan melakukannya dan mendapatkan kebahagiaan maka itulah disebut Menciptakan Berkah (做得歡喜就是造福 : Zuò de huān xǐ jiù shì zào fú).

Master Cheng Yen selalu memberikan contoh kepada semua murid-muridnya dimana Beliau senantiasa selalu mendekatkan dirinya dengan murid-muridnya. Inilah semangat dari sistem 4in1 dimana kita hendaknya mempraktekkan Saling Bersyukur, Saling Menghormati, dan Kasih Sayang (感恩,尊重,愛:Gǎn'ēn, zūnzhòng, ài)
Ada sebagian orang-orang mengatakan bahwa Master Cheng Yen mempraktekkan ajaran Buddha yang baru tetapi yang sebenarnya adalah Master Cheng Yen menjalankan apa yang diterapkan oleh Buddha di masa lampau.

Kita sering mendengarkan kalau Master Cheng Yen selalu mengulangi kata-kata yang sama. Ini dikarenakan Insan Tzu Chi tidak menjalankan apa yang Beliau ajarkan. Master Cheng Yen berharap insan Tzu Chi dapat mewarisi ajaran Jing Si.
Kita sering berdalih kalau kita senantiasa sibuk. Kata sibuk dalam bahasa Mandarin adalah 忙 (Máng). Huruf忙 (Máng) ini berasal dari dua huruf yakni 心 (Xīn : hati) dan 亡 (Wáng : mati). Jadi kalau kita itu sibuk tak menentu, bagaikan sebuah hati yang mati.

Dalam keseharian, kita mungkin sering mendengar sebuah perkataan dalam bahasa Hokkian “Bo Huat Toh (sudah tidak ada cara lagi) /無法度”. Sekarang hendaknya kita tukar perkataan itu menjadi “U Huat Toh (ada caranya) / 有法度“ (ini adalah implementasi agar kita senantiasa berkata-kata baik (口說好話 :Kǒu shuō hǎo huà).

JiShou shixiong menceritakan di mana selama 7 hari, Master Cheng Yen tidak dapat keluar dari kamarnya untuk berceramah. Hal ini membuat murid-muridnya bersedih hati. Tetapi dari kejadian ini, hendaklah kita menyadari pentingnya waktu dan kehidupan itu sendiri. Master Cheng Yen sering berkata bahwa kita semua dapat bertemu dan berjodoh kemudian menjadi generasi pertama Tzu Chi karena Beliau masih bersama kita. Oleh karena itu haruslah jodoh ini digenggam dan disyukuri (感恩與把握當下: Gǎn'ēn yǔ Bǎ wò dāng xià).

Kita hendaknya merenungi bahwa waktu itu berlalu dengan cepat dan semuanya akan berlalu. Jangan dikarenakan alasan “tidak mengerti Mandarin” maka kita tidak mau menggali Dharma. Kita dapat menggalinya melalui ceramah Master Cheng Yen di DaAi TV.

Tanpa kita sadari, diri kita telah mengalami pencucian otak dengan menyaksikan tayangan-tayangan di televisi yang sarat akan kekacauan dan kegelapan bathin. Tekad pertama Master Cheng Yen yang pertama adalah mensucikan bathin manusia. Sebelum kita mensucikan hati orang lain hendaknya kita sucikan dulu hati sendiri (淨化人心先淨化己心 : Jìng huà rén xīn xiān jìng huà jǐ xīn) dengan cara menyaksikan ceramah Master Yen dan menerapkannya.

Dalam menjalankan Tzu Chi, jika timbul perasaan tidak bahagia berarti ada sesuatu yang salah pada diri kita dan kita harus mencari tahu penyebabnya. Ada kalanya orang-orang berkata bahwa melatih diri (修行:Xiū xíng) itu sulit berarti ada salah pada dirinya. Kita akan berada pada tahap “sengsara” jika kita senantiasa saling perhitungan (計較 :Jì jiào) dan saling membandingkan (比較 : Bǐ jiào).

Ada perbedaan antara kata Honour dan Respect (dalam artian bahasa Indonesia, sama-sama diartikan menghormati). Honour (榮譽: Róng yù) lebih diartikan sebuah ungkapan penghormatan dengan dilandasi terima kasih. Respect (尊重 : Zūn zhòng) adalah sebuah ungkapan saling menghormati yang bersifat dari dalam diri kita). Respect (尊重 : Zūn zhòng) adalah saling dapat menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan masing-masing.

Gan En.

Link terkait :