Kamis, 16 Agustus 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI: UTARA

Tema : Cinta Kasih Tzu Chi Berkembang di Corporate
MC : Po San Shixiong
Sharing by : Rudy Suryana Shixiong (salah satu komite corporate Sinarmas Group)
Lokasi :  Jing Si Books & Cafe Pluit
Waktu : 16 Agustus 2012, 19.00-21.00 WIB
Jumlah Peserta : 27 orang


Sharing by Rudy Suryana Shixiong :
Misalkan dalam hati kita ada dua serigala, hitam dan putih, bila keduanya diadu, kira-kira siapa yang menang, putih atau hitam? Banyak yang menjawab putih karena putih itu melambangkan yang baik. Nah, sebenarnya dalam hati kita ada sebuah mutiara (berwarna putih juga) yang berharga dan tersembunyi, yang bila sering kita bersihkan, kita jaga dan rawat, maka mutiara itu akan menjadi jernih dan bersih. Dalam hati kita ada sesuatu yang lebih indah, lebih berharga, dan itu bukan yang berada di luar sana, namun apakah setiap orang menyadari hal tersebut? Bagaimana kita mengetahui keindahan yang ada dalam hati kita?

Bila kita sudah lancar menjalankan sila-sila dengan baik, sudah menjadi kebiasaan kita, maka setiap tindakan dan ucapan kita sudah baik sehingga kebijaksanaan bisa muncul. Di Tzu Chi, dalam berkegiatan apapun, tujuannya adalah untuk mendapat ketenangan batin. Selain Sinarmas, Agung Sedayu juga sudah mulai mengembangkan komunitas cinta kasih Tzu Chi, bukan semata-mata fokus di kegiatannya, namun untuk menemukan mutiara di dalam hati kita.

Asal mula komunitas Tzu Chi bisa berkembang di Sinarmas yaitu ketika Wen Yu Shijie, sekretaris Pak Eka, sering bercerita mengenai Tzu Chi, sehingga mendorong Pak Eka untuk mencari tahu kebenarannya. Setelah kejadian 1998, Pak Eka pun berangkat ke Taiwan dan menemui Master Cheng Yen, Pak Eka semakin yakin dan tertarik dengan Tzu Chi. Saat itu ada yang bertanya kepada Master Cheng Yen, mengapa terjadi kerusuhan di Indonesia? Master menjawab : “Karena kalian mendapatkan banyak, tapi kurang berbagi kepada masyarakat.” Ibarat menggoreng telur mata sapi, bila diberi kecap, tentu bagian putih telurnya juga mendapat percikan kecap manis. Artinya masyarakat sekitar juga mestinya dapat merasakan manisnya kecap tersebut.  

Sekembali dari Taiwan, Sinarmas langsung mengadakan pembagian beras sebanyak 50.000 ton, pembagian beras dilakukan secara besar-besaran dan serentak di 40 titik setiap hari Sabtu dan Minggu. Setelah itu, Sinarmas mulai menggalang dana dari karyawanya, mekanisme yang digunakan adalah sumbangan bersumber dari perusahaan dan dari karyawan tapi menggunakan nama karyawan. Misalnya dari perusahaan Rp10.000, dan dari karyawan Rp.10.000, maka jumlah sumbangan atas nama karyawan ybs adalah Rp20.000. Awalnya ada yang tidak rela gajinya dipotong untuk dijadikan sumbangan, timbul pertanyaan mengapa melibatkan karyawan, mengapa bukan perusahaan saja yang menyumbang? Oleh Pak Franky dijawab, perusahaan ibarat lilin besar, bila hanya mengandalkan satu lilin besar, maka tempat yang terang hanya terbatas di satu tempat, bila di samping-samping lilin besar juga ada banyak lilin-lilin kecil, maka tempat yang terang tentu akan makin luas.    

Suatu saat ada pencuri di perkebunan milik Sinarmas, pencurinya adalah tiga orang wanita yang akhirnya tertangkap. Suami dari salah satu wanita itu ternyata adalah preman di daerah sekitar sana. Suaminya itu mengajak sekitar 200-an orang untuk unjuk rasa dan bermaksud mengganggu kestabilan perusahaan. Selang beberapa waktu ternyata datang lagi sekitar 40 orang yang datang dengan mengendarai motor, mereka adalah penduduk sekitar perkebunan. Syukurlah ternyata yang datang dengan motor itu mencoba untuk membubarkan 200 orang tersebut. Akibat selama ini Sinarmas sering mengadakan baksos untuk warga sekitar, maka mereka menggunakan alasan bahwa orang-orang dalam perusahaan ini adalah orang baik dan harap jangan diganggu, akhirnya yang mau unjuk rasa pun bubar. Dari kejadian ini karyawan semakin merasakan manfaat bersumbangsih untuk masyarakat. Bila setiap hari bekerja, sepertinya juga sangat monoton, sesekali baksos tentu terasa lebih menarik.

Cinta kasih yang sudah ditebar Tzu Chi Sinarmas, ternyata juga dibukukan oleh seorang karyawan Sinarmas sekaligus relawan Tzu Chi, yaitu Ruslianto. Buku setebal 86 halaman yang berjudul “CK5K” (Cinta Kasih Lima Kilometer) ini berisi catatan data, fakta, dan cerita cinta kasih PT.SMART Tbk Padang Halaban dan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas seluas 5 km di Padang Halaban, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.  

Di bawah pimpinan Pak Eka ada sebanyak 142 perkebunan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejauh ini, Tzu Chi Sinarmas bukan hanya menangani baksos, tapi ada juga bantuan untuk kebakaran, banjir, dll. Dari video kilas balik dapat kita lihat perjalanan Tzu Chi Sinarmas dalam melaksanakan kegiatannya, melewati sungai dengan beraneka bentuk media penyeberangan, hingga melewati jalan tak beraspal yang bisa menyebabkan mobil mogok di tengah jalan. Ada juga warga sekitar yang akhirnya terinspirasi dan sudah menjadi relawan biru putih dan menggalang dana, selain itu juga terdapat orang yang cacat fisiknya tapi sudah menjadi relawan abu putih. Tidak ketinggalan, ada juga pelatihan budaya humanis untuk relawan Tzu Chi Sinarmas karena hal ini dinilai sangat penting.

 Suatu saat saya hendak menutup pintu gerbang rumah saya, ternyata tidak bisa ditutup dan sangat keras, setelah saya periksa, ternyata rodanya patah akibat sudah berkarat. Nah, mengapa bisa berkarat, itu karena tidak dicat. Saya pun berpikir, kejadian ini ibarat diri kita, kita selalu lupa dengan bagian terpenting dalam diri kita, yaitu hati kita yang juga rapuh, yang harus sering kita lihat dan bersihkan terus.

Tujuan pengembangan cinta kasih di corporate ini fokusnya adalah karyawan, pertama agar karyawan bukan hanya kerja, tapi juga punya hati dan bisa memperluas cinta kasihnya. Kedua, adalah menumbuhkan rasa syukur dalam diri karyawan.


Kesimpulan by Po San Shixiong :

Saya sangat terharu karena tanpa menggunakan kekerasan atau paksaan, tapi ada suatu kekuatan yang membuat orang yang tadinya tidak setuju menjadi mendukung. Kita sangat beryukur bisa mendapat pengarahan, dalam hati kita ada sebuah mutiara yang harus kita jaga, kita rawat dan bersihkan selalu. Ibarat rumah kita yang sudah dibersihkan maka beberapa hari kemudian akan berdebu kembali, demikian pula dalam hati juga ada sebuah rumah yang harus sering kita bersihkan yaitu dengan air dharma Master Cheng Yen.  


Gan En 

Link terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.