Kamis, 21 Juni 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA.

Tema : I'm Not SMART
Pembicara : Martha Khosyahri (Tzu Ching Indonesia)
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu : Kamis, 21 Juni 2012, pk : 19:00-21:00 WIB
Jumlah Peserta : 31 orang 

I’M Not SMART

Martha Khosyahri relawan Tzu Ching Indonesia bersharing tentang awalnya dia mengikuti kegiatan di Tzu Chi dari tahun 2008 sebagai donatur Tzu Chi. Dia berasal dari Lampung dan sekarang tinggal di Tangerang. Karena suka berkumpul dengan teman se-daerah, akhirnya diajak teman untuk ikut Tzu Chi. Niat awalnya hanya ingin berkumpul dan berbagi cerita dengan teman-teman. Kemudian ikut kegiatan pembagian kupon beras di Pademangan, lalu belajar budi pekerti di Tunas Cinta Kasih. Dari tahun 2008 aku SMART (Sabtu Minggu Aku Relawan Tzu Chi) lalu belajar SLIM (Selama-Lamanya Ikut Master) pada tahun 2012. Kata SLIM ini baru didapat ketika diminta untuk sharing oleh Po San Shixiong, Gan en pada Po San Shixiong yang telah memberikan kesempatan untuk sharing.

Pada tahun 2009 saya sebagai ketua Xie Li Universitas Pelita Harapan Tangerang. Tzu Ching adalah keluarga keduaku, karena di Jakarta, saya tinggal sendiri. Dari kecil mendambakan punya kakak. Karena saya sebagai anak sulung belum merasakan bagaimana perasaan mempunyai kakak. Nah di Tzu Ching saya mendapatkan kakak, koko, papa, mama.



Pada tahun 2010 merupakan titik balik tahun yang cukup berarti bagi saya. Di saat menampilkan Sutra bakti seorang anak pada hari Ibu di kegiatan Tzu Ching Camp Kelapa Gading telah memberikan saya kesempatan untuk sadar berbakti pada orang tua. Sebelumnya saya sulit untuk mengungkapkan rasa sayang pada orang tua, setelah mengikuti kegiatan ini saya mempunyai kekuatan lebih untuk mengungkapkan rasa sayang. Yang saya rasakan Tzu Chi adalah Universitas kehidupan, karena saya mengalami perubahan.


Tahun 2011 menguatkan tekad untuk bervegetarian. Saya juga belajar dari “Lentera Kehidupan”  ketika punya masalah dan melihat “Lentera Kehidupan” lalu mendapat solusi. Jika mau membuka pintu hati untuk menerimanya maka Dharma bisa masuk dalam hati. 



Tahun 2012 merasa bersyukur karena mempunyai jalinan jodoh dengan Master, mempunyai kesempatan belajar dan berubah. Bahagia mempunyai teman dan pekerjaan yang baik. Master Cheng Yen bertanya: “Bolehkah tidak ada aku?” Masalah di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, demikian juga beras dunia tidak bisa dihabiskan oleh satu orang saja. Master juga tidak bisa melakukan sendiri, tanpa ada kita. Oleh karena itu ingat niat dan tekad kita ketika bergabung dengan Tzu Chi. Master sangat sulit untuk tidak mengatakan Gan En. Gan en bukan hanya disebut di bibir tapi dari lubuk hati. Akhir kata Martha mengajak kita belajar lebih memahami Master untuk kebaikan kita. Karena dengan bersumbangsih Master ingin kebijaksananan relawan bertumbuh.

Lain lagi kisah Soepardi Shixiong, awalnya melihat spanduk Tzu Chi di jalan, lalu timbul panggilan hati. Kemudian mencari tahu dengan menelpon, menanyakan persyaratannya apa saja untuk bergabung dengan Tzu Chi, dan disuruh datang saja. Ketika datang lagi ada acara sosialisasi. Dijelaskan persyaratannya harus berseragam, trus ada 10 sila Tzu Chi. Dirasa berat karena ada sila tidak boleh merokok, sedangkan setiap hari merokok, tetapi sekarang sudah tidak merokok lagi. Dalam jangka waktu 3 bulan bisa berhenti merokok, karena keinginan besar untuk bergabung di barisan Tzu Chi. Mempunyai tekad maka mempunyai kekuatan sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen. Pada tiga hari pertama berhenti merokok, merasa seperti di neraka. Sekarang jika di sekitar saya ada yang merokok, saya akan menarik nafas. Hanya tinggal sisa nikotin di gigi yang tidak bisa dihilangkan. Saya bersyukur setelah bergabung di Tzu Chi sampai sekarang tidak pernah putus rezeki.

Ada seorang guru yang baru pertama kali ini mengikuti bedah buku, sebenarnya sudah sering mendapat undangan melalui facebook, tetapi jodohnya baru hari ini bisa datang ke Pluit. Namanya Handa Kartawidjaja mengajar di salah satu Sekolah. Dia bercerita pada tanggal 1 Desember 2010 yang lalu kolesterolnya tinggi. Kemudian pada tanggal 9 Desember 2010 mengalami stroke dan masuk rumah sakit. Ketika suster bertanya: “mau makan apa, Pak?”. Dia menjawab mulai detik ini sampai menutup mata saya akan bervegetarian. Pada tanggal 11 Desember 2010 sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Sampai sekarang tetap bervegetarian. Saya tertarik dengan lingkungan hidup, melestarikan bumi ini supaya berumur panjang. Saya sebenarnya sangat mengagumi Master Cheng Yen karena dia bisa menggerakan Tzu Chi di puluhan Negara. Master adalah orang yang luar biasa. Master pasti mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa, ini pemikiran saya, katanya.


Hok Lay Shixiong bergabung dengan Tzu Chi pada tahun 2008. Apa yang bisa membuatnya bertahan lama di Tzu Chi sampai sekarang ini? Karena keinginan belajar terpenuhi di sini. Mendapatkan pengalaman baru dengan berkegiatan di Tzu Chi sehingga dapat membedakan mana simpati dan mana empati. Setelah di Tzu Chi baru merasa sehat itu berkah. Saya harus menyayangi dan menjaga tubuh saya, memberikan makanan yang sehat serta menciptakan berkah baru dengan melaksanakan kegiatan, berdoa supaya bebas dari bencana, belajar tidak memikirkan diri sendiri, mensyukuri apa yang kita miliki supaya bisa berbagi maka hidup menjadi lebih berarti. Saya bersyukur bisa belajar untuk bekerjasama dan belajar bagaimana untuk mengatasi gesekan-gesekan atau perbedaan pendapat. Mulut orang lain tidak bisa kita jaga, oleh karena itu kita harus bisa menjaga hati supaya tidak terluka. Dulu selalu melihat apa yang belum dimiliki, sekarang belajar menghargai apa yang sudah dimilki. Gan en sudah mempunyai keluarga dan anak. Terus melakukan perubahan seperti proses kepompong, yang suatu saat akan menjadi kupu-kupu yang indah.  

GAN EN.

Link terkait :
Artikel Kegiatan bedah Buku
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.