KEGIATAN :BEDAH BUKU, HE QI: Utara.
Tema : Bedah Lagu “Gan En, Zun Zhong, Ai”
Pembicara : Hendry Zhou sx
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu :Kamis, 31 Mei 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
JumlahPeserta : 39 orang
Lirik lagu Gan En, Zun Zhong, Ai :
Ai Hao Zi Jie De Xin Zai Gan En Zhong Fu Chu
(kasihi dan jasa batin sendiri dgn baik Bersumbangsih dgn hati penuh rasa syukur)
Zi Ai Shi Bao En Fu Chu Shi Gan En
(sayangi diri sendiri adalah balas budi bersumbangsih adalah pernyataan rasa syukur)
Yong Zun Zhong Xin Dui Dai Bu Fen Bie Ta Ni Wo
(Hadapi setiap orang dengan sikap menghargai jangan membedakan antara dia, anda dan aku)
He Xie Ju Xiao Ai
(Keharmonisan menghimpun cinta kasih kekeluargaan)
Zun Zhong Cheng Da Ai
(Siakap menghargai membangun cinta kasih universal)
Gan En Shi Shui Zun Zhong Shi He
(Bersyukur ibarat air, menghargai ibarat sungai)
Ai Shi Guang Kuo De Hai
(Cinta kasih ibarat samudera yang luas)
Zi Run Sheng Ming Bu Zai You Yin Mai
(Menyejukkan kehidupan sehingga tidak lagi dirundung oleh kabut kelabu)
Gan En Shi Shui Zun Zhong Shi He
(Bersyukur ibarat air menghargai ibarat sungai)
Gan En Zun Zhong Xiang Shi Jie Sa Man Ai
(Rasa syukur dan menghargai menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia)
Gan En (bersyukur)
Artinya dari lirik di atas adalah kasihi dan sayangi hati kita baik – baik, Master berkata hal pertama yang harus di lakukan oleh kita adalah mengasihi dan menyayangi diri sendiri barulah dapat bersumbangsih dalam rasa syukur. Hendry sx sendiri mengakui sangat bersyukur atas dirinya sendiri dan merasa merupakan salah satu orang yang sangat bahagia di dunia, kenapa merasa bahagia , dia merasa bahagia bukan karena bersumbangsih walaupun merupakan relawan Tzu Chi namun Hendry sx merasa kalah bersumbangsih di banding dengan para relawan lainnya di Tzu Chi. Karena Hendry sx bekerja di Daai TV, maka ia merasa sangat bahagia walupun tidak semua orang yang kerja di Daai TV merasa bahagia, apa yang membuat Hendry sx bahagia di Daai TV adalah dapat ketemu Master setiap hari, dengan banyak ketemu orang yang muncul adalah banyaknya gosip, namun dengan ketemu Master yang di dapat adalah solusi dari ceramah Master sehingga hati menjadi bahagia. Bahagia bukan karena kita mempunyai semua yang ada di dunia namun bahagia karena pada kondisi saat ini yang akan membuat rasa puas atas diri sendiri.
Dalam Budaya Humanis Tzu Chi terdapat 10 sila, sedangkan dasar dari budaya humanis Tzu Chi adalah Gan En, Zun Zhong, Ai. Banyak orang berpikir budaya humanis bukanlah budaya tapi aturan, kenapa bisa ada peraturan 10 sila ini, semua itu karena Master ingin semua orang menyayangi dan mengasihi diri sendiri, dalam sila pertama adalah tidak membunuh, maksud tidak membunuh di sini adalah tidak membunuh mahkluk hidup, kalau membunuh yang rugi adalah diri sendiri. Sedangkan sila kedua adalah tidak mencuri, dengan tidak mencuri yang akan kita peroleh adalah kepercayaan dari orang lain.
10 sila dalam Tzu Chi terkesan seperti peraturan, sebaliknya peraturan ini merupakan salah satu sarana yang akan menuntun kita ke arah menyayangi dan mengasihi diri sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa untuk dapat menyayangi diri sendiri maka mereka akan melakukan hal – hal yang menurut keinginan sendiri tanpa perlu mengikuti peraturan – peraturan. Master berkata jika kita terus menerus melakukan hal – hal menurut kehendak kita walaupun sedikit saja tanpa mengikuti peraturan, maka lambat laun akan semakin menyimpang dan akan jauh tersesat. Jika peraturan seperti sila ini yang terkesan kecil saja tidak di jalankan bagaimana dapat menjalankan peraturan yang besar, pelanggaran kita kecil namun lambat laun menjadi besar yang akan mencelakai diri sendiri dan orang lain.
“Bersumbangsih dengan hati penuh rasa syukur dan sayangi diri sendiri adalah balas budi”, di dalam lirik lagu ini ada kata balas budi, balas budi di sini adalah balas budi yang di dasari olehi rasa syukur, bedanya bersumbangsih dengan rasa syukur dengan sayangi diri sendiri adalah balas budi mempunyai arti bahwa kita harus membalas budi dan mempunyai rasa syukur kita terhadap orang tua. Master berkata tubuh kita ini pemberian orang tua, kalau kita bisa menjaga tubuh ini, itu merupakan salah satu perwujudan bakti dan balas budi kita kepada keluhuran orang tua. Balas budi dasarnya adalah rasa syukur. Sedangkan bersumbangsih dengan rasa syukur mempunyai makna wujud rasa syukur kepada sekeliling kita baik kepada orang lain dan lingkungan maupun di lingkup yang paling besar adalah seluruh dunia. Master berkata hidup kita tidak ada dengan sendiri namun ada orang atau makhluk lain yang berjasa kepada kita.
Kita harus bersumbangsih karena Gan En (bersyukur), Bersyukurlah kepada kehidupan kita yang lebih baik dari orang lain, bersyukurlah kita tinggal di tempat yang jauh dari bencana, bersyukurlah kita dapat berkontribusi. Karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan untuk selalu bersyukur. Bersyukur kata Master hendaknya di wujudkan dalam tindakan nyata yaitu bersumbangsih. Apakah dalam bersumbangsih bisa bahagia? Belum tentu karena yang mempengaruhi kebahagiaan kita adalah pikiran, pikiran manusia memiliki fase timbul, berlangsung, berubah dan turun. Apa hubungan bersumbangsih dengan pikiran yaitu dalam bersumbangsih kadang kala ada semangat hari ini namun besok semangat untuk bersumbangsih akan turun dan terus berubah – ubah seperti pikiran, karena pada saat bersumbangsih pikiranlah yang menentukan. Kunci kebahagiaan pada saat kita bersumbangsih adalah tanpa pamrih. Artinya tanpa pamrih adalah setelah kita bersumbangsih, hati dan pikiran adalah biasa dan wajar alami tanpa mengharapkan apa – apa dan lepaskan kemelekatan terhadap apa yang telah di lakukan. Master berkata saat kaki kanan melangkah maka kaki kiri ikut melangkah, kalau tidak maka tidak akan maju ke depan.
Bersumbangsih tanpa pamrih tidaklah gampang tetapi membutuhkan waktu yang panjang, karena manusia selalu memiliki harapan. Jika kita bersumbangsih dengan pamrih maka yang di dapat bukanlah kebahagiaan namun kerisauan. Balas budi dan rasa syukur bukanlah 2 hal yang berbeda, balas budi haruslah di dahului dengan rasa syukur, balas budi yang di padukan dengan rasa syukur akan membuat kita untuk bersumbangsih tanpa pamrih.
Zun Zhong (menghormati)
Dalam menghormati (Zun Zhong) tidaklah boleh membeda – bedakan orang, orang lain bersikap kasar atau baik kepada kita, hendaknya kita tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut, janganlah sikap kita di atur oleh orang lain. Sikap kita merupakan hak kita, namun tanpa kita sadari orang lain akan mempengaruhi sikap kita sendiri. Dalam buku 20 kesulitan terdapat bab sulit untuk memandang setara semua mahkluk, maksud di sini bukan berarti kita membeda – bedakan orang lain, para nabi maupun Buddha sendiri pun memiliki murid utama dan siswa utama. Dengan adanya siswa utama bukan berarti Buddha membedakan siswa lainnya, namun karena Buddha menghormati hakekat hidup manusia. jika saya tidak ingin sesuatu itu di lakukan kepada saya maka saya juga tidak akan melalukan sesuatu itu kepada orang lain, saling menghormati tidak membedakan hak dan keberadaan orang lain. Anda bisa menghormati orang lain sama saja anda menghormati diri sendiri. Master berkata orang yang mengasihi diri sendiri baru memiliki keberanian menghormati orang lain. Pada dasarnya kita adalah sama tidak ada yang beda, Master berkata jika kita melihat dengan hati Buddha maka semua orang adalah Buddha, cara pandang kita bukan di tentukan dari bagaimana bentuk orang tersebut tetapi pikiranlah yang menentukannya. Jika pikiran kita melihat secara positif maka semua akan terlihat secara positif pula.
Ai (cinta kasih)
Ai di sini adalah cinta kasih, Xiao Ai atau cinta kecil mempunyai makna lebih kepada cinta kasih terhadap orang yang mempunyai jalinan jodoh atau terhadap keluarga sendiri. Sedangkan Da Ai (cinta besar) lebih kepada cinta kasih kepada dunia dan bersifat universal serta agung. Untuk mencapai Da Aii harus mempunyai Xiao Ai terlebih dahulu.
Kesimpulannya kita harus mengisi ruang hati kita dengan cinta kasih jangan biarkan ruang hati menjadi kosong, sehingga tidak ada lagi ruang bagi pikiran – pikiran yang negatif.
Gan En
Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku
Tema : Bedah Lagu “Gan En, Zun Zhong, Ai”
Pembicara : Hendry Zhou sx
Lokasi : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu :Kamis, 31 Mei 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
JumlahPeserta : 39 orang
Lirik lagu Gan En, Zun Zhong, Ai :
Ai Hao Zi Jie De Xin Zai Gan En Zhong Fu Chu

Zi Ai Shi Bao En Fu Chu Shi Gan En
(sayangi diri sendiri adalah balas budi bersumbangsih adalah pernyataan rasa syukur)
Yong Zun Zhong Xin Dui Dai Bu Fen Bie Ta Ni Wo
(Hadapi setiap orang dengan sikap menghargai jangan membedakan antara dia, anda dan aku)
He Xie Ju Xiao Ai
(Keharmonisan menghimpun cinta kasih kekeluargaan)
Zun Zhong Cheng Da Ai
(Siakap menghargai membangun cinta kasih universal)
Gan En Shi Shui Zun Zhong Shi He
(Bersyukur ibarat air, menghargai ibarat sungai)
Ai Shi Guang Kuo De Hai
(Cinta kasih ibarat samudera yang luas)
Zi Run Sheng Ming Bu Zai You Yin Mai
(Menyejukkan kehidupan sehingga tidak lagi dirundung oleh kabut kelabu)
Gan En Shi Shui Zun Zhong Shi He
(Bersyukur ibarat air menghargai ibarat sungai)
Gan En Zun Zhong Xiang Shi Jie Sa Man Ai
(Rasa syukur dan menghargai menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia)

Artinya dari lirik di atas adalah kasihi dan sayangi hati kita baik – baik, Master berkata hal pertama yang harus di lakukan oleh kita adalah mengasihi dan menyayangi diri sendiri barulah dapat bersumbangsih dalam rasa syukur. Hendry sx sendiri mengakui sangat bersyukur atas dirinya sendiri dan merasa merupakan salah satu orang yang sangat bahagia di dunia, kenapa merasa bahagia , dia merasa bahagia bukan karena bersumbangsih walaupun merupakan relawan Tzu Chi namun Hendry sx merasa kalah bersumbangsih di banding dengan para relawan lainnya di Tzu Chi. Karena Hendry sx bekerja di Daai TV, maka ia merasa sangat bahagia walupun tidak semua orang yang kerja di Daai TV merasa bahagia, apa yang membuat Hendry sx bahagia di Daai TV adalah dapat ketemu Master setiap hari, dengan banyak ketemu orang yang muncul adalah banyaknya gosip, namun dengan ketemu Master yang di dapat adalah solusi dari ceramah Master sehingga hati menjadi bahagia. Bahagia bukan karena kita mempunyai semua yang ada di dunia namun bahagia karena pada kondisi saat ini yang akan membuat rasa puas atas diri sendiri.
Dalam Budaya Humanis Tzu Chi terdapat 10 sila, sedangkan dasar dari budaya humanis Tzu Chi adalah Gan En, Zun Zhong, Ai. Banyak orang berpikir budaya humanis bukanlah budaya tapi aturan, kenapa bisa ada peraturan 10 sila ini, semua itu karena Master ingin semua orang menyayangi dan mengasihi diri sendiri, dalam sila pertama adalah tidak membunuh, maksud tidak membunuh di sini adalah tidak membunuh mahkluk hidup, kalau membunuh yang rugi adalah diri sendiri. Sedangkan sila kedua adalah tidak mencuri, dengan tidak mencuri yang akan kita peroleh adalah kepercayaan dari orang lain.
10 sila dalam Tzu Chi terkesan seperti peraturan, sebaliknya peraturan ini merupakan salah satu sarana yang akan menuntun kita ke arah menyayangi dan mengasihi diri sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa untuk dapat menyayangi diri sendiri maka mereka akan melakukan hal – hal yang menurut keinginan sendiri tanpa perlu mengikuti peraturan – peraturan. Master berkata jika kita terus menerus melakukan hal – hal menurut kehendak kita walaupun sedikit saja tanpa mengikuti peraturan, maka lambat laun akan semakin menyimpang dan akan jauh tersesat. Jika peraturan seperti sila ini yang terkesan kecil saja tidak di jalankan bagaimana dapat menjalankan peraturan yang besar, pelanggaran kita kecil namun lambat laun menjadi besar yang akan mencelakai diri sendiri dan orang lain.
“Bersumbangsih dengan hati penuh rasa syukur dan sayangi diri sendiri adalah balas budi”, di dalam lirik lagu ini ada kata balas budi, balas budi di sini adalah balas budi yang di dasari olehi rasa syukur, bedanya bersumbangsih dengan rasa syukur dengan sayangi diri sendiri adalah balas budi mempunyai arti bahwa kita harus membalas budi dan mempunyai rasa syukur kita terhadap orang tua. Master berkata tubuh kita ini pemberian orang tua, kalau kita bisa menjaga tubuh ini, itu merupakan salah satu perwujudan bakti dan balas budi kita kepada keluhuran orang tua. Balas budi dasarnya adalah rasa syukur. Sedangkan bersumbangsih dengan rasa syukur mempunyai makna wujud rasa syukur kepada sekeliling kita baik kepada orang lain dan lingkungan maupun di lingkup yang paling besar adalah seluruh dunia. Master berkata hidup kita tidak ada dengan sendiri namun ada orang atau makhluk lain yang berjasa kepada kita.
Kita harus bersumbangsih karena Gan En (bersyukur), Bersyukurlah kepada kehidupan kita yang lebih baik dari orang lain, bersyukurlah kita tinggal di tempat yang jauh dari bencana, bersyukurlah kita dapat berkontribusi. Karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan untuk selalu bersyukur. Bersyukur kata Master hendaknya di wujudkan dalam tindakan nyata yaitu bersumbangsih. Apakah dalam bersumbangsih bisa bahagia? Belum tentu karena yang mempengaruhi kebahagiaan kita adalah pikiran, pikiran manusia memiliki fase timbul, berlangsung, berubah dan turun. Apa hubungan bersumbangsih dengan pikiran yaitu dalam bersumbangsih kadang kala ada semangat hari ini namun besok semangat untuk bersumbangsih akan turun dan terus berubah – ubah seperti pikiran, karena pada saat bersumbangsih pikiranlah yang menentukan. Kunci kebahagiaan pada saat kita bersumbangsih adalah tanpa pamrih. Artinya tanpa pamrih adalah setelah kita bersumbangsih, hati dan pikiran adalah biasa dan wajar alami tanpa mengharapkan apa – apa dan lepaskan kemelekatan terhadap apa yang telah di lakukan. Master berkata saat kaki kanan melangkah maka kaki kiri ikut melangkah, kalau tidak maka tidak akan maju ke depan.
Bersumbangsih tanpa pamrih tidaklah gampang tetapi membutuhkan waktu yang panjang, karena manusia selalu memiliki harapan. Jika kita bersumbangsih dengan pamrih maka yang di dapat bukanlah kebahagiaan namun kerisauan. Balas budi dan rasa syukur bukanlah 2 hal yang berbeda, balas budi haruslah di dahului dengan rasa syukur, balas budi yang di padukan dengan rasa syukur akan membuat kita untuk bersumbangsih tanpa pamrih.
Zun Zhong (menghormati)
Dalam menghormati (Zun Zhong) tidaklah boleh membeda – bedakan orang, orang lain bersikap kasar atau baik kepada kita, hendaknya kita tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut, janganlah sikap kita di atur oleh orang lain. Sikap kita merupakan hak kita, namun tanpa kita sadari orang lain akan mempengaruhi sikap kita sendiri. Dalam buku 20 kesulitan terdapat bab sulit untuk memandang setara semua mahkluk, maksud di sini bukan berarti kita membeda – bedakan orang lain, para nabi maupun Buddha sendiri pun memiliki murid utama dan siswa utama. Dengan adanya siswa utama bukan berarti Buddha membedakan siswa lainnya, namun karena Buddha menghormati hakekat hidup manusia. jika saya tidak ingin sesuatu itu di lakukan kepada saya maka saya juga tidak akan melalukan sesuatu itu kepada orang lain, saling menghormati tidak membedakan hak dan keberadaan orang lain. Anda bisa menghormati orang lain sama saja anda menghormati diri sendiri. Master berkata orang yang mengasihi diri sendiri baru memiliki keberanian menghormati orang lain. Pada dasarnya kita adalah sama tidak ada yang beda, Master berkata jika kita melihat dengan hati Buddha maka semua orang adalah Buddha, cara pandang kita bukan di tentukan dari bagaimana bentuk orang tersebut tetapi pikiranlah yang menentukannya. Jika pikiran kita melihat secara positif maka semua akan terlihat secara positif pula.
Ai (cinta kasih)
Ai di sini adalah cinta kasih, Xiao Ai atau cinta kecil mempunyai makna lebih kepada cinta kasih terhadap orang yang mempunyai jalinan jodoh atau terhadap keluarga sendiri. Sedangkan Da Ai (cinta besar) lebih kepada cinta kasih kepada dunia dan bersifat universal serta agung. Untuk mencapai Da Aii harus mempunyai Xiao Ai terlebih dahulu.
Kesimpulannya kita harus mengisi ruang hati kita dengan cinta kasih jangan biarkan ruang hati menjadi kosong, sehingga tidak ada lagi ruang bagi pikiran – pikiran yang negatif.
Gan En
Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku