Kamis, 26 Januari 2012


Kegiatan: BEDAH BUKU, HE QI: UTARA.

Tema: MENJADI PASUKAN SEMUT.
Pembicara: Juliana Santy, Jurnalis 3 in 1.
Lokasi: Jing Si Books & cafe Pluit.
Waktu: Kamis, 26 Januari 2012, Pukul: 19.00 - 21.00 WIB.
Jumlah Peserta : 23 orang.

Master Cheng Yen khawatir, kita tidak mendengarkan ajarannya dengan hati sehingga Master menghimbau agar relawan Tzu Chi dapat berlaku seperti barisan semut yang berada di bawah kaki Gunung Sumeru. Semut walau kecil, akan tetapi merupakan hewan terkuat kedua di dunia karena menguasai hampir seluruh bagian tanah di bumi. Terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok. Dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Koloni semut ini disebut juga dengan super organisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Master merasa dirinya kecil dan tak berdaya. Karena masih banyak yang melakukan kesenangan pribadi dan merusak lingkungan. Master mengharapkan muridnya agar dapat melakukan pelatihan diri dengan baik dan bertambah bijaksana.

Lalu salah satu relawan Tzu Chi merespon himbauan Master dan mendeklamasikan diri sebagai semut yang siap membantu Master menjalankan Visi Misi Master. “Saya tidak mau membiarkan Master sendirian”.


Pasukan semut itu yaitu relawan Tzu Chi yang bervegetarian, berani memikul tanggung jawab dan yang bisa bersyukur
(gan en), menghormati (zunzhong), cinta kasih (ai).




Bila hati kita dapat merasa puas, tidak akan muncul kecurigaan pada orang lain. Bila hati kita dapat merasa bersyukur, maka akan terjalin hubungan yang didasari kasih sayang (kata perenungan Master Cheng Yen).

Apa yang akan guru (Master) lakukan jika muridnya tidak melakukan sesuai harapan Master?
Guru hanya bisa mengulang, mengulang dan mengulang lagi.

Yang dibutuhkan Master adalah murid yang bisa memikul tanggung jawab.
Orang yang berani memikul tanggung jawab memiliki tenaga yang berlimpah karena mereka melakukannya dengan sukacita serta mampu mengubah tekanan menjadi panggilan jiwa (kata perenungan Master Cheng Yen).
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada (kata perenungan Master Cheng Yen).

Murid yang baik, jangan hanya menjadi bagian dari pasukan semut tapi harus bisa menjadi pemimpin pasukan semut.


Hok Lay Shixiong:
Yang dapat kita pelajari dari semut itu: kerjasama yang baik, saling membantu, saling mendukung satu sama lain. Semoga insan Tzu Chi bisa menjalankan terus visi dan misi Master tanpa henti.
Terhadap hal-hal yang benar , lakukanlah tanpa ragu-ragu dan jangan berhenti di tengah jalan. Walaupun kehidupan dapat berakhir, namun kemilau cahaya kesadaran jiwa akan menerangi alam kehidupan. Inilah makna kehidupan yang sesungguhnya (kata perenungan Master Cheng Yen).


Elvy Shijie:
Tunjukkan cintamu pada Master dengan tindakan nyata.

Surya Shixiong:
Semut itu unik, saling menyapa ketika bertemu, dan membentuk barisan yang rapi ketika bergotong royong dan saling mengabari (menjalin komunikasi yang baik). Misalnya di suatu tempat ada gula, nah lalu berbondong-bondong semut pada datang ke tempat tersebut.


Andy Wang Shixiong:
Semut itu tidak pernah berantem, oleh karena itu insan Tzu Chi harus lebih care dengan sesama. Dan Gunung Sumeru adalah gunung yang paling tinggi, sehingga sebagai pasukan semut ketika kita sudah berada di puncak Gunung Sumeru maka melihatlah ke bawah, yang artinya memberi cinta kasih dan membuang dendam.


Master pernah berkata: “Siapa saja yang datang mencari saya, akan saya cari kelebihannya”.
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga (kata perenungan Master Cheng Yen).






Djohan Shixiong:

Gunung Sumeru merupakan pusat kehidupan yang menembus beberapa alam.
Segede apakah Gunung Sumeru itu?
Gunung Sumeru itu membentang dari ujung ke ujung, luasnya 84.000 Yojana.
Pasukan semut membentang di satu alam kehidupan (luas dari bumi).

Po San Shixiong:
Master ingin kita bekerjasama, bahu membahu menyucikan hati manusia, menyelaraskan makhluk hidup, sehingga dunia bebas dari bencana.
Dharma diaplikasikan dalam masyarakat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Gan en.


Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku 
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Kamis, 19 Januari 2012


Kegiatan        : BEDAH BUKU, HE QI: UTARA.


Tema : “Sharing Relawan Pembagian Beras Cinta Kasih di NTT”
MC : Po San
Sharing by : Joe Riadi, Hok Lay, Bambang
Lokasi :  Jing Si Books & Cafe Pluit
Waktu : 19 Januari 2012, 19.00-21.00 WIB
Jumlah Peserta : 21 orang

Bulan Desember 2011 yang lalu, relawan-relawan dari Jakarta berangkat ke Nusa Tenggara Timur untuk mengadakan pembagian beras cinta kasih dari Taiwan. Sebanyak 220 ton beras cinta kasih disalurkan untuk lebih dari 5000 KK di 48 desa yang tersebar di NTT. Relawan yang bertugas pada pembagian beras itu di antaranya adalah Joe Riadi Shixiong sebagai koordinator, selain itu ada juga Bambang Shixiong dan Hok Lay Shixiong.

Pada umumnya kondisi tanah di NTT adalah berupa karang dan batu-batuan sehingga sangat sulit bagi warga setempat untuk bercocok tanam. Mata pencaharian utama mereka adalah beternak. Tanah terlihat berwarna coklat dan cukup tandus, hanya bisa ditanami jagung, dan rumput hanya akan tumbuh bila hujan turun. Selain itu juga terdapat masalah kekurangan air. Karena kondisi demikian, sehingga sangat sulit bagi warga untuk mendapatkan pangan yang layak. Rawan pangan, itulah yang terjadi di sana. Bahkan, rata-rata warga di sana sudah tidak pernah mengkonsumsi beras sejak 20 tahun yang lalu selain umbi-umbian yang tidak jelas jenisnya dengan resiko keracunan.

Beberapa kebiasaan dan budaya yang ada di NTT
1. ipar-iparan tidak diperbolehkan berdekatan apalagi bersentuhan, minimal harus 2 meter jaraknya, bila melanggar aturan ini, maka bisa dikenakan denda berupa seekor hewan ternak, misalnya kerbau atau kambing.
2. walaupun banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia, namun ketika diarahkan, mereka mengerti untuk antri saat menunggu giliran mengambil beras.
3. ada kebiasaan mengunyah pinang, dicampur dengan sirih dan kapur yang konon bisa menguatkan gigi. Ketika ada yang bertamu, mereka cenderung akan menawarkan tamu untuk makan pinang sebagai bentuk penghormatan mereka.

Menurut Joe Riadi atau yang lebih akrab dipanggil A Yau Shixiong, ia sangat terharu dengan Pemda setempat karena semua akomodasi sudah disediakan dengan baik sekali, makanan vegetarian, dan minuman selalu dipersiapkan dengan baik, sehingga mereka dapat dengan tenang bekerja tanpa harus mengurus hal-hal seperti ini lagi.


A Yau Shixiong ternyata sudah bolak balik Jakarta-NTT sebanyak tiga kali sejak diadakan pembagian beras di sana. Hal ini cukup mengharukan dan menginspirasi relawan-relawan lain. Sebagai koordinator kegiatan, A Yau Shixiong selalu bangun paling pagi, dan tidur paling akhir.

Banyak warga penerima bantuan yang merasa sangat terharu dan menangis karena sudah 20 tahun lamanya tidak melihat beras berkualitas baik seperti itu, terlebih lagi ketika mengetahui para relawan penyalur bantuan ini datang jauh-jauh dari Jakarta dengan mengeluarkan biaya sendiri, datang dan memberi bantuan kepada orang yang tidak mereka kenal. Sebaliknya, A Yau Shixiong dan teman-teman juga merasa sangat salut sekaligus prihatin dengan warga setempat karena harus berjalan 3 jam lamanya untuk menjemput bantuan beras dari Tzu Chi.

Hok Lay Shixiong berpendapat, orang-orang di pedesaan hidupnya lebih sederhana. Berbeda dengan orang di perkotaan, orang pedesaan lebih lugu, kalau diberi beras maka diterima saja, kalaupun tidak mendapat jatah juga tidak menuntut apa-apa. Hok Lay Shixiong merasa orang di pedesaan memiliki rasa solidaritas yang lebih tinggi dibanding orang perkotaan, orang pedesaan cenderung lebih bersedia berbagi dengan sesama dan tidak serakah.

Dengan mengikuti kegiatan bagi beras yang jauh dari Jakarta, tentu semua urusan di Jakarta harus ditinggalkan untuk sementara. Selain itu juga harus mengeluarkan biaya transport sendiri, tiba di lokasi harus berhadapan dengan fasilitas yang sangat minim, terutama sinyal telepon selular yang sangat terbatas. Bagi orang yang sudah terbiasa hidup di perkotaan tentu merasa sangat tidak nyaman walaupun hanya beberapa hari. Menurut Hok Lay Shixiong, ini adalah salah satu cara MELEPAS. “Saya ke sana sedang belajar MELEPAS. Seringkali di sana tidak ada sinyal hape, salut kepada A Yau Shixiong yang bisa selama itu di NTT, tiga kali bolak balek. Saya sendiri hanya delapan hari di sana aja udah merasa banyak yang hilang,” tuturnya.
“Dari melakukan, mengerjakan, merasakan, kamudian barulah memahami. Ibarat kita misalnya punya resep makanan vegetarian, tapi tidak pernah dimasak, maka kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya.” Sama halnya dengan melakukan kegiatan Tzu Chi, bila kita hanya mendengar tapi tidak pernah kita praktekkan, maka kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya. Hok Lay Shixiong merasa sangat bersyukur bisa bergabung di Tzu Chi, bertemu dengan relawan-relawan lain, banyak yang bisa dipelajari, dirasakan, dan direnungkan. Semuanya adalah pengalaman yang sangat berharga.


“Dalam setiap perjalanan pasti ada ketidakcocokan, dari itu kita belajar BERTOLERANSI, menerima pendapat orang lain. Juga belajar mengenali timbulnya kesadaran, emosi, dan perasaan. Ketika ikut kegiatan, kita sebenarnya sedang BELAJAR. Dalam satu situasi atau kondisi tertentu, kita belajar MERELAKAN, belajar tidak menaruh curiga, melatih KEBIJAKSANAAN kita. Seperti ucapan Master Cheng Yen ‘Tidak ada orang yang tidak saya percayai’. Bila saya memberi, tapi orang lain mau menipu atau mau menyimpang, itu adalah urusan mereka, karma masing-masing. Jangan ada rasa curiga ini atau curiga itu terhadap orang lain. Di sini kita belajar bagaimana MENJAGA HATI kita tetap tenang,” ujar Hok Lay Shixiong.

Bambang Shixiong juga merasa sangat kagum kepada A Yau Shixiong. Walaupun masih banyak kegiatan Tzu Chi selain bagi beras, namun A Yau Shixiong masih bisa menyempatkan diri berangkat ke NTT hingga tiga kali. Menurutnya, Tzu Chi sudah masuk ke sumsum tulangnya A Yau Shixiong. Ketika di NTT, bangun paling pagi, membangunkan yang lain, menyapu dan mengepel lantai setiap paginya itu dilakoni oleh A Yau Shixiong. Seringkali Bambang Shixiong mau merebut alat sapu dan pel dengan maksud mengambil pekerjaan itu, tapi sekalipun tidak pernah berhasil. “Beliau tidak pernah mengeluh, selalu bekerja dengan penuh tanggung jawab, merupakan contoh dan teladan bagi yang lain.”


Di akhir sharing, A Yau Shixiong merasa sangat senang bisa bersumbangsih dan menyalurkan bantuan ke NTT. A Yau Shixiong juga berharap makin banyak relawan yang mau bergabung untuk menebar cinta kasih kepada sesama.

Sebagai penutup, Po San Shixiong berpendapat, orang-orang yang bergabung di Tzu Chi adalah orang yang sangat beruntung, bisa mengunjungi daerah yang belum pernah dikunjungi, ke daerah pedalaman seperti itu bisa menikmati keindahan alam yang masih natural. Setiap perjalanan merupakan pengalaman yang sangat berharga. Para relawan yang berangkat ke NTT jauh-jauh dari Jakarta dengan biaya sendiri (sekitar 3 juta sekali pulang pergi) dan berbagi kasih dengan warga setempat, adalah orang-orang yang BIJAKSANA karena sanggup mengubah berkah materi (uang) yang tidak kekal menjadi berkah abadi (karma) yang bisa dibawa untuk selamanya.


Gan En.

Link terkait
Artikel Kegiatan Bedah Buku 
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku 
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku 

Kamis, 12 Januari 2012


Kegiatan        : BEDAH BUKU HE QI UTARA

Tema            : SULIT UNTUK MELIHAT HAKIKAT DIRI DAN MEMPELAJARI JALAN KEBENARAN
Buku             : 20 KESULITAN DALAM KEHIDUPAN, BAB XVII
Pembicara     : Ji Shou sx
Lokasi           : Jing Si Books & Café Pluit
Waktu           : Kamis, 12 Januari 2012, Pkl : 19:00 – 21:00
Jumlah Peserta : 20

Apa sebenarnya Hakikat Diri dan Kebenaran ?

Biasanya pada saat awal kita cenderung antusias tetapi akhirnya kita menjadi malas, bagaimana caranya agar kita dapat menjaga terus motivasi kita agar dapat terus semangatSx Posan dalam sharingnya mengatakan saya sempat vakum dari Tzu Chi selama satu tahun ketika saya aktif kembali ternyata banyak relawan baru yang saya tidak kenal. Awalnya saya terlalu idealis dan banyak mengalami banyak kendala yang memyebabkan keinginan tidak dapat tercapai semuanya sehingga membuat saya down. Yang bisa membuat saya kembali aktif karena saya mendengar Master Cheng Yen mengatakan saya hanya manusia biasa, saya  melakukan yang seharusnya saya lakukan bukan apa yang saya inginkan, dari kata kata Master Cheng Yen inilah saya merubah mid set saya untuk melakukan apa yang bisa saya lakukan bukan apa yang saya inginkan.

Sx Sjukur mengatakan saya sempat merenung apa yang terjadi pada pada diri kita dan sempat memperhatikan bila kita ada harapan kita akan kecewa bila tidak tercapai. Saya belajar dari Master Cheng Yen yang selalu memperhatikan. Saya melihat 1 kata perenungan Jika kita melakukan pekerjaan dengan sikap mengejar tentu sulit untuk terhindar dari sikap kejenuhan.
 
Sx Ji Shou sx sharing penting bagi kita untuk belajar dari orang lain saya juga pernah begitu ingin seperti orang lain, saya mencoba untuk menjadi seperti dia dan tidak bisa . kita harus bisa melihat diri kita sendiri tetapi kadang sulit, lingkungan mempengaruhi kita . setiap orang mempunyai bakat yang berbeda inilah yang perlu kita sadari , lingkungan yang baik cukup penting, cari tahu apa sebenarnya diri kita , kita harus belajar menerima kehidupan kita. Saya tidak memiliki orang tua disatu sisi saya tidak ada rasa khawatir terhadap orang tua di lain sisi saya tidak dapat belajar menjadi anak yang berbakti, jika  kita tidak dapat menerima kehidupan ini sulit bagi kita untuk dapat bersyukur . segala hal tergantung seberapa kuat tekad kita.

Menjaga pikiran saat ini

Kita bekerja kadang tidak konsentrasi , kita perlu belajar kesadaran di Tzu Chi kita bekerja dengan hati dan pikiran

Sx Djohan sharing konsentrasi kekuatan pikiran dan hati, apabila kita dapat konsentrasi maka kita dapat menyatukan keduannya, karena pikiran kita bergerak sangat cepat inilah yang sangat menyulitkan konsentrasi. Untuk mengatasinya.

Sang Buddha mengajarkan :
  1. Perenungan (melihat kedalam jasmani kita tidak bersih )
  2. Perasaan (menyadari perasaan adalah penderitaan)
  3. Pikiran selalu berubah berubah
  4. Semua fenomena adalah semu

Untuk menjaga konsentrasi dalam Theravada kita mengenal meditasi yang sangat baik untuk melatih konsentrasi.

Jangan menyesali pikiran dimasa lalu
Sx Jie Shou mengatakan Master Cheng Yen ditanya bagaimana dapat mengelola Tzu Chi Master Cheng Yen menjawab menjaga pikiran saat ini. Bagaimanakah menjaga pikiran saat ini , Master Cheng Yen mengatakan sebenarnya kita tahu apa yang harus lakukan, Kita harus mengendalikan pikiran pada saat kita berkonsentrasi, kita harus menyadari apa yang membuat kita menyesal. Dan ketika Master Cheng Yen ditanya apa yang akan terjadi pada Tzu Chi di masa yang akan mendatang Master mengatakan tergantung apa yang akan kita lakukan.

Sj Wilya sharing manusia banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya mempunyai kemampuan luar biasa, tidak perlu mengandalkan orang lain, pikiran kitalah yang membuat kita tidak mudah untuk dapat menerima konsep ini.

Belajar ajaran Buddha harus memahami pikiran Buddha

Sx Djohan K sharing Buddha telah mampu melihat potensi batin manusia, penderitaan adalah manifestasi dari batin. Buddha menyadari semua timbul dari hati, semua mahluk mengejar kebahagiaan.



Sx Ji Shou sharing hati manusia dan Buddha adalah sama, pada dasarnya manusia adalah Buddha, jadilah diri sendiri dengan baik Master Cheng Yen meminta kita agar kita dapat menjaga hati kita , apabila kita dapat mendalami diri kita dengan baik kita dapat menjadi Buddha, kita harus belajar menjadi Buddha bukan belajar agama Buddha.

Sq Lulu sharing apakah yang sebenarnya kita lakukan setiap hari bermanfaat ?, kita harus mengengam kesempatan, sebagai manusia kita tidak menyadari apa yang ada pada diri kita dan sering kita menyesali dan kita masih tidak mengenali potensi diri kita. Untuk mengenali diri kita sendiri sulit, bahkan takut sebagai manusia. Sebagai manusia kita tidak luput dari kekotoran batin, apabila kita tidak  menyadari diri kita sulit untuk menjadi Buddha

Dalam mempelajari ajaran Buddha kita harus mulai dari sekitar kita dan cara paling mudah adalah menggunakan kemampuan kita untuk membantu orang lain, kita jangan pernah meremahkan yang ada di sekitar kita dan mencari sesuatu yang berada jauh disana.

Gan en.



Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Kamis, 05 Januari 2012

Kegiatan            : BEDAH BUKU HE QI UTARA

Tema                 : 20 KESULITAN DALAM KEHIDUPAN
                           Bab 16 : SULIT UNTUK MENEMUKAN MITRA YANG BAJIK
Pembicara          : DJOHAN KURNIA Sx
Lokasi                : Jing Si Book And Cafe, Pluit
Waktu                : Kamis, 05 januari 2012, jam 19.00- 21.00
Jumlah Psesrta    : 17 orang

BUDDHA DHARMA : ’’ Kebenaran tidak bisa di uraikan dalam kata-kata’’.         
Mempelajari Ajaran Buddha dengan :
  • Singkirkan Pikiran Sempit.
  • Berpikir Sederhana Dan Hati TulusAgar kita dapat memahami Kebenaran yang sesungguhnya dari segala hal di alam semesta.
  • Kebenaran yang didengar belum akan menjadi KEBENARAN kalau tidak dipahami dan dijalankan.
  • Pikiran haruslah di kondisikan =>  Ada orang yang hanya satu kali mendengarkan sudah mengerti, tetapi ada juga orang yang mendengarkan lebih dari satu kali belum juga mengerti dan kalau sampai 5 kali mendengar tetapi masih juga belum memahami atau menyerap artinya, itu berarti Benih atau Akar Kebijaksanaannya belum matang.
Ada orang yang melatih diri tanpa ajaran Budha dan mencapai Pencerahan tanpa bantuan seorang guru, yang di sebut dengan Pacheka Budha, karena ia memahami Kebenaran dari alam semesta.
Ada juga yang mencapai Pencerahan dengan bantuan seorang guru, yang di sebut dengan Arahat.

MITRA YANG BAJIK (KALYANA MITRA)
  • Seorang yang dapat memberi  INSPIRASI (Membimbing, Membantu, Menyelesaikan masalah), dan dapat menambah KEBIJAKSANAAN  (dapat menuntun dari Ketidak tahuan menjadi Bijaksana).
  • Tidak harus mempunyai seorang Guru Besar atau Penceramah yang hebat, karena binatang pun bisa untuk menjadi Mitra Bajik ( Kalyana-Mitra ).

Ada  4 hal yang berguna untuk mencapai kebahagiaan di dunia :
  • UTTHANA- SAMPADA (Skill /Ketrampilan) => Seseorang  haruslah ahli, efisien ,tekun dan juga giat dalam melakukan setiap pekerjaan.
  • ARAKKHA- SAMPADA =>  Seseorang  haruslah pandai melindungi ketrampilan dan hasil yang  diperoleh dari ketrampilan itu dengan pekerjaan yang HALAL dan juga dengan mengucurkan keringat.
  • KALYANA-MITRA (MITRA BAJIK) => Pandai mencari pergaulan yang baik dan juga cerdas dan tidak kikir, yang bisa membantu kita ke jalan (peningkatan) yang benar.
  •  SAMAJIVIKATA => seseorang haruslah hidup dalam batas kemampuan kita sendiri.
PIKIRAN SEMPIT MEMBUAT KATA-KATA BAIK MENJADI NIAT BURUK.
  •  Berawal dari PIKIRAN.
  •  Pelatihan diri menjaga Sifat Polos.
  •  Pikiran yang penuh CURIGA (dapat memutar balikkan NIAT BAIK menjadi NIAT BURUK).
  • Kebodohan Bathin (Pandangan yang keliru).


KONSEP SEBAB DAN AKIBAT : 
‘’Ada sebuah cerita tentang seorang pemburu yang sedang membidikan senjatanya kearah seekor burung yang sedang bertengker di sebatang pohon. Ketika si pemburu hendak menembak burung itu, ada seekor semut yang menggigitnya, lalu tangan si pemburu sedikit bergerak dan pemburu itu kehilangan burung yang menjadi targetnya. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Suatu hari burung itu melihat ada sekelompok semut yang sedang berjuang di dalam air, lalu burung itu mengambil sehelai daun dengan paruhnya dan menjatuhkan ke dalam air untuk menyelamatkan sekelompok semut itu. Maka ketika ada pemburu yang hendak menembak burung itu, semut datang untuk menyelamatkannya’’
Ketika burung itu menyelamatkan sekelompok semut dari dalam air, belum tentu adalah burung yang sama yang telah di selamatkan oleh seekor semut dari pemburu tadi. Begitu juga dengan semut itu, belum tentu adalah semut yang sama yang telah di selamatkan dari dalam air oleh seekor burung dengan menjatuhkan sehelai daun dari paruhnya.

Hal ini membuktikan bahwa APAPUN  yang kita lakukan di waktu lampau, baik itu kita sadari atau pun tidak kita sadari akan menjadi kondisi yang kita hadapi sekarang ini. Kalau kita mau tahu benih-benih apa saja yang kita lakukan di masa lampau, maka lihatlah apa yang kita alami di masa sekarang ini. Karma yang telah dilakukan baik atau buruk tidak dapat hilang.


MAHLUK HIDUP APAPUN DAPAT MENJADI MITRA BAJIK (KALYANA MITRA).
Pada halaman 185 ada kisah yang menceritakan tentang seorang anak berusia 12 tahun dari keluarga miskin bernama MAO PO, yang bersedia menukarkan mantelnya demi menolong seekor kura-kura putih yang langka. 

‘’Setelah 20 tahun kemudian Mao Po menjadi seorang Jendral yang memimpin pasukan dalam pertempuran. Di pertempuran itu Mao dan pasukannya kalah, lalu ia memerintahkan sisa pasukannya untuk lari kearah sungai Yangtze. Mao memerintahkan pasukannya untuk mengambil perahu apapun yang ada di sepanjang tepi sungai itu, setelah pasukannya selamat ia melihat sekeliling tetapi tidak menemukan sebuah perahu pun sedangkan pasukan musuh sudah mendekat. Tanpa pikir panjang ia melompat ke dalam sungai, aliran sungai begitu deras dan ia berjuang keras melawan arus sampai pingsan karena kelelahan, saat itu ada sesuatu yang muncul dari dalam sungai dan mengangkatnya keatas air. Ketika ia sadar ia melihat salju putih mengelilinginya dan ia menyadari bahwa ia tertidur di atas punggung seekor kura-kura putih. Mao menyadari bahwa ini adalah kura-kura yang sama dengan kura-kura yang telah ia selamatkan 20 tahun yang lalu. Kura-kura itu memandang Mao dengan air mata terima kasih di matanya. Ketika Mao sampai di tepi pantai, kura-kura itu seperti enggan untuk meninggalkannya untuk kembali ke sungai. Si kura-kura berenang kedepan tetapi masih saja memandang (menengok) kebelakang untuk melihat Mao. Kura-kura itu menganggukkan kepalanya dan terlihat begitu bahagia karena telah membalas budi yang telah diterimanya dari Mao Po 20 tahun yang lalu. Jendral Mao merasa sangat bersyukur dan merasa kagum dengan persahabatan yang bisa terjalin antara manusia dan binatang. Ia merasa heran jika begitu besar perhatian antara binatang dan manusia, mengapa antara manusia itu sendiri saling menyerang dan saling membunuh, mengapa antara manusia tidak bisa saling mencintai dan menghormati. Karena sadar dari kekeliruannya ia Mao Po pun mengundurkan diri dari jabatannya dan mengasingkan diri dan melatih diri.’’

Kisah ini menceritakan bahwa seekor binatang pun bisa untuk menjadi Mitra Bajik bagi kita.
=>  Tidak ada yang tahu dengan pasti waktu dari benih karma yang ditanam sampai untuk menjadi matang.
=>  Karma atau Sebab Akibat yang muncul tidak selalu sama dengan perbuatan yang kita lakukan sekarang.
=>  Berbuat baik tidak selalu mendapatkan hasil yang sama, kita tetap akan merasa kehilangan karena karma masa        lampau yang telah kita lakukan.
=> Apa yang sudah terjadi tidak bisa untuk di batalkan.
=> Semua yang timbul adalah akibat dari apa yang telh kita perbuat (lakukan).

Penderitaan ada 3 macam :
  • Penderitaan Fisik.
  • Penderitaan Bathin.
  • Kondisi mahluk hidup (Panca Skanda).
Apapun yang kita pikir baik dan tanpa penderitaan di waktu sekarang ini, beberapa puluh tahun kemudian akan menjadi penderitaan karena kita merasa kehilangan.

BUDDHA mengatakan sulit untuk menemukan mitra yang bajik. Karena manusia memiliki hati yang suka membeda-bedakan. Jika menyukai seseorang ia hanya memikirkan untuk memilikinya haya untuk dirinya sendiri, dan menjadi MARAH serta CEMBURU bila ada orang lain yang berteman dengan orang yang di sukainya itu. Hal ini berasal dari perasaan yang egois. Dan juga berpikiran smpit yang penuh dengan curiga ( prasangka ).

KALYANA-MITRA. :  Tidak harus mempunyai guru besar atau penceramah yang hebat, karena binatang  pun bisa menjadi Kalyana-Mitra.

BAHKAN KONFUSIUS AKAN BERTANYA DENGAN RENDAH HATI.       
>  Setiap orang dapat mencerahkan dirinya, bahkan bisa juga belajar dari seorang anak kecil.
>  Ketika kita bertemu dengan 3 orang yang sedang berjalan bersama-sama, diantara ke tiga orang itu pasti ada yang bisa dipelajari.
>  Belajar dari kesalahan orang lain untuk merenungi apakah tindakan kita ini sudah benar dan selalu mawas diri.

HATI BUDDHA adalah Pikiran yang penuh dengan CINTA KASIH dan juga WELAS ASIH.
HATI BODHISATVA adalah Hati yang member dengan gembira dan tanpa pamrih, tidak membedakan siapa yang ditolong.Untuk mencapai tingkat BUDDHA, pertama-tama adalah kita haruslah mempraktekkan jalan Para Bodhisatva dan memberi  dengan gembira dan tanpa pamrih, karena BODHISATVA adalah mahluk suci yang sudah mencapai tingkat KEBUDDHAAN.
  • SIAPA SAJA BISA UNTUK MENJADI MITRA BAJIK (KALYANA-MITRA), BAHKAN BINATANG PUN BISA MENJADI MITRA BAJIK BAGI KITA.
  • PIKIRAN JANGAN DI PENUHI DENGAN PRASANGKA (PENUH CURIGA).
  • MELIHAT SESUATU DENGAN NIAT BAIK.

GAN En.

Link terkait:
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku