Kamis, 02 Agustus 2012

KEGIATAN : BEDAH BUKU, HE QI : UTARA

Tema : “Stroberi dan Kakek Guru”
Pembicara : Team Tzu Ching"
Mc : Sjukur sx
Lokasi : Jing Si Books & Café, Pluit.
Waktu : Kamis, 02 Agustus 2012 Pkl: 19:00 – 21:00
Jumlah peserta : 36 orang


Pada kesempatan yang berbahagia hari ini Team Tzu Ching ( Muda Mudi Tzu Chi) memberikan sharing yang sangat unik pada acara Bedah Buku, yakni Stroberi dan kakek Guru. Bila membicarakan buah stroberi semua orang tentu pasti mengetahuinya, buah berwarna kemerahan yang mempunyai rasa asam ini sangat disukai banyak orang terutama oleh kalangan anak-anak, tetapi apakah hubungan antara Buah stroberi dengan Kakek guru. Kakek Guru merupakan panggilan insan Tzu Ching kepada Master Cheng Yen, Sebenarnya apakah yang ingin di sampaikan Team Tzu Ching kepada kami semua yang hadir dalam acara bedah buku hari ini berkaitan dengan Buah Stroberi.

Sharing Juliana Santy
Buah stroberi selain berwarna kemerahan dan mempunyai rasa asam juga merupakan buah yang mudah rusak, generasi stroberi merupakan sebutan yang Master Cheng Yen berikan kepada generasi muda-mudi yang tidak mudah menerima tekanan, tidak mau bekerja keras seperti generasi orang tua, manja, egois, sombong dan lamban dalam bekerja. Orang dalam generasi ini mendapatkan perlakuan yang over protective dari orang tua mereka yang mapan, bagaikan buah stroberi yang dilindungi dalam rumah kaca yang mempunyai nilai lebih tinggi dari buah lainnya. Mendukung pendapat Master Cheng Yen mengenai generasi stroberi ada istilah Generasi X, Y dan Z yang digunakan untuk merujuk kepada kelompok generasi dalam kumpulan umur tertentu. Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital membagikan demografi penduduk kepada beberapa kelompok berikut:

1. Pre Baby Boom (lahir pada 1945 dan sebelumnya)
2. The Baby Boom (lahir antara 1946 – 1964)
3. The Baby Bust (lahir antara 1965 – 1976) – Generasi X
4. The Echo of the Baby Boom (lahir antara 1977 – 1997) – Generasi Y
5. Generation Net (lahir antara 1998 hingga kini) – Generasi Z

Jadi bisa di katakan Generasi Stroberi sama dengan Generasi Y

Master Cheng Yen mengharapkan agar generasi muda-mudi bagaikan generasi bola baja (Steel Ball Generation), kuat dan bersinar karena generasi muda-mudi sebagai generasi penerus nantinya di harapkan agar mengerakkan dunia supaya penuh dengan harapan. Master Cheng Yen mengharapkan agar Tzu Ching dapat menggerakkan kaum muda masa kini untuk menghilangkan sebutan “generasi stroberi”. Dengan cinta kasih dan welas asih bersama-sama bergerak agar setiap orang-orang di dunia dapat memandang kaum muda dengan cara pandang berbeda, membuat dunia ini dipenuhi harapan.

Sharing Marta Khosyahri  memperkenalkan Tzu Ching
Tzu Ching adalah singkatan dari ci ji da zhuan qing nian lian yi hui – Perkumpulan muda-mudi perguruan tinggi tzu chi yang berusia 18 hingga 25 tahun dan belum menikah, jadi Tzu Ching adalah relawan muda-mudi Tzu Chi yang ada di dalam lingkup Universitas. Sebagai suatu komunitas dari organisasi tentunya pasti memiliki visi dan misi Tzu Ching , Visi Tzu Ching adalah dengan semangat Buddha yang welas asih, bahagia dan mau memberi menumbuhkan pengetahuan nurani dan meningkatkan kemampuan nurani, membina pemuda masa kini. Misi Tzu Ching adalah di sekolah tekun belajar dan di waktu libur giat berbakti pada masyarakat, Bergabung dalam barisan tzu chi bagaikan bergabung ke dalam sebuah keluarga besar. Ada kakek guru (shigong shangren), ada paman dan bibi seperguruan (shigu-shibo), Ada kakak kelas (xue zhang-xue jie), ada juga teman seangkatan (tong xue).

Tzu Ching sendiri memilki logo yang hampir sama dengan logo Tzu Chi terdiri dari Delapan kelopak pada logo Tzu Ching yang melambangkan Delapan Ruas Jalan Mulia yang menjadi panduan bagi anggota Tzu Chi dalam melangkah.

Delapan Ruas Jalan Mulia tersebut meliputi:
(1)   Pandangan Benar,
(2)   Pikiran Benar,
(3)   Ucapan Benar,
(4)   Perbuatan Benar,
(5)   Mata Pencaharian Benar,
(6)   Usaha Benar,
(7)   Perhatian Benar, dan
(8)   Konsentrasi Benar.


Buah dan bunga teratai, yang melambangkan bahwa kita dapat menjadikan dunia lebih baik dengan menanam benih kebajikan.

Sepasang tangan yang menggenggam pelita batin Tzu Chi yaitu melambangkan harapan agar generasi muda Tzu Chi memiliki hati yang penuh dengan rasa syukur dan menghargai berkah.

Keinginan adanya Tzu Ching dimulai pada tahun 1974 dimana para muda-mudi yang tergabung dalam organisasi Tzu Chi menginginkan untuk diadakan kegiatan yang sesuai dengan aspirasi muda-mudi. Di tahun 1989 di Universitas Qinghua dan Universitas Jiaotong didaerah Xinzhu muda-mudi Tzu Chi untuk pertama kalinya, mereka mulai menyebarkan budaya humanis Tzu Chi dengan melakukan jamuan teh, kunjungan dan kebaktian bersama, agar lebih banyak teman dapat mengerti semangat Tzu Chi. Dan tepat di tgl 31 Mei 1992 Tzu Ching resmi didirikan sebagai tongkat estafet di lapangan estafet olahraga Tzu Chi, Di Indonesia sendiri adanya Tzu Ching dawali  dengan GMTC (generasi muda Tzu Chi) dan di resmikan Tzu Ching Indonesia tepat pada tangal 7 september 2003, kini di tahun 2012 Tzu Ching juga telah terbentuk di salah satu propinsi di Indonesia di pulau Kalimantan yakni Singkawang.


Sharing Hasan Basri
Saya mulai ikut Tzu Ching  sejak tahun 2008, saya ingin ikut Tzu Ching karena saya melihat Tzu Ching bagus, mau bersumbangsih. Saya mengenal Tzu Chi karena saya bersekolah di Sekolah Tzu Chi Cengkareng, walaupun begitu saya tidak mengetahui Tzu Chi sangat mendalam, pertama kali ikut Tzu Ching mengikuti kegiatan Tzu Ching camp, pada saat saya mengikuti Tzu Ching Camp saya sangat merasakan suasana sekolah, setelah itu saya sempat kehilangan arah dan kontak dengan Tzu Ching hingga di awal tahun 2009 saya memberanikan diri menghubungi  Sun Dessy sj, karena pada saat mengikuti Tzu Ching Camp saya hanya mendapatkan nomor hp Sun Dessy sj, saya memang mendapatkan informasi tentang kegiatan Tzu Ching tetapi waktu itu saya sempat di beritahu ada kegiatan di Jing Si Books & Café di Pluit dan saya tidak tahu dimana tempat tersebut, jadi saya tidak mengikutinya, dan saya kembali menghubungi Sun Dessy sj, dan saya di minta hubungi Sese Sj, Sese Sj inilah yang mengajak saya ke Shu Xuan, di Shu Xuan inilah saya bertemu dengan temen- temen Tzu Ching dan juga temen deket saya pada saat mengikuti Tzu Ching Camp, dari situlah saya jadi terus mengikuti kegiatan. Saya sangat bangga bisa masuk Tzu Ching karena Visi dan Misi Tzu Ching, kegiatan Selanjutnya yang saya ikuti kegiatan bagi beras, kunjungan ke panti jompo dan training-training. Mengikuti Tzu Ching ada point yang bisa kita ambil, saya sangat terharu bisa masuk Tzu Ching, selain mengenal banyak orang juga membuat pola pikir yang sangat terbuka. Saat ini saya tinggal menunggu wisuda dan sudah bekerja di Daai Tv, di bulan Juni 2012 di Taiwan diadakan training 3 in 1 dan Daai Tv, saya berkesempatan bertemu dengan Master Cheng Yen secara langsung, Master Cheng Yen mengharapkan agar saya dapat membawa banyak Tzu Ching pulang ke kampung halaman batin (Taiwan), sebenarnya saya sangat ingin dapat berbicara langsung dengan Master Cheng Yen tetapi bahasa mandarin saya masih kurang, Saya akan giat belajar bahasa mandarin karena nanti pada saya ada kesempatan untuk bertemu dengan Master Cheng Yen lagi, saya harap dapat berbicara langsung dengan Master Cheng Yen, perjuangan Hasan Basri Sx untuk mengikuti Tzu Ching tidak mudah tetapi semua perjuangannya tidak sia-sia, saat ini Hasan Basri Sx merupakan Ketua Tzu Ching Indonesia.

Sharing Berton Deviano
Waktu dulu sebenarnya saya tidak ingin ikut Tzu Ching,walaupun keluarga saya semuanya adalah relawan, bisa ikut Tzu Ching karena adanya jodoh, dan saya berterima kasih atas jodoh yang tak terexpetasi. Saya sendiri bisa dikatakan seperti generasi stroberi karena orang tua saya bagaikan mesin Atm berjalan, kedatangan saya ke Guang Zhou untuk studi dan di Guang zhoulah saya baru belajar untuk menabung uang. Saat di Guang Zhou saya bertemu dengan seorang Sq yakni Lim Tjuo Cie, pertemuan saya  dengan sq ini ketika saya dan Sq sedang naik kereta bawah tanah, saya memberanikan diri memperkenalkan diri saya sebagai Tzu Ching di Indonesia, Sq inilah yang kemudian mengajak saya untuk mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi di Guang Chow, kegiatan pertama yang saya ikuti adalah kegiatan bedah buku dan kemudian kegiatan mengunjungi panti jompo, mengunjungi daerah miskin di sana, mengikuti kegiatan daur ulang bahkan saya juga berkesempatan berjumpa dengan ketua Tzu Chi di Guang Zhou.

Meskipun di Guang Zhou saya studi dan tetap mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi tetap saya pernah merasakan down karena saya ingin adanya Tzu Ching di Guang Zhou, dan sq disana selalu mengatakan agar bersabar karena tidak mudah, harus ada ijin dari pemerintah setempat, jawaban itu yang selalu saya terima ketika saya mengungkapan keinginan saya, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali , tetapi saya tidak berputus asa, saya harus bersemangat, saya terus berusaha mengibarkan semangat cinta kasih Tzu Chi mulai dari mengajarkan Shouyu Tzu Ching. Keinginan tersebut akhirnya terwujud melalui dukungan seorang sb yang bernama He Ie Sheng, sb tersebut rela meminjamkan kantornya untuk mendukung kegiatan Tzu Ching. Kegiatan yang pertama kali di mulai pada tanggal 16 Juni 2012, Yakni kegiatan jamuan teh (Cha Huei) dalam kegiatan ini saya memperkenalkan Tzu Ching di Indonesia, juga tak lupa membawa paspor vege, walaupun kegiatan ini hanya di hadiri 5 orang yang terpenting adalah kehangatan untuk membuat atmosfir yang nyaman, semua dimulai dari yang sedikit, dan saya sangat antusias karena sebagian di Guang Zhou adalah ibu-ibu yang memiliki rasa sayang antara Tzu Chi, meskipun saya tidak bisa menjadi teladan tetapi saya dapat mendampingi Tzu Chi, terakhir pada tanggal 24 Juli 2012 di Guang Chow sudah ada 15 orang muda-mudi, bagi saya Tzu Chi bukan merupakan organisasi tetapi satu keluarga, apa yang mendasari semangat saya membangun Tzu Ching di Guang Zhou karena saya sayang Tzu Chi.

Sharing Sjukur Sx 
Saya ikut merasakan perasaan yang luar biasa , Master Cheng Yen mengatakan agar kita memiliki hati yang lapang dan pikiran yang murni, ikut Tzu Ching Camp sebagai mentor saya melihat semangat dan pengorbanan yang luar biasa.

Sharing Elvy Kurniawani Sj
Pertama saya dihubungi Berton Sx untuk PPT Cha Huei sempat kaget, Tzu Ching bukan merupakan generasi stroberi, Tzu Ching perlu diarahkan kebijaksanaan, walaupun Tzu Ching kelompok kecil. Saya selalu mengatakan jangan terlalu menjauh, kedekatan berjalan dua arah, jangan bagaikan batu, dalam satu keluarga semua melengkapi, semua pasti berlalu, asalkan kita mau mengatakan kesulitan, keluarga pasti bantu, dan saya menyukai kalimat ini  

做事要有赤子之心,骆驼的耐力,狮子的勇猛。
When doing any task, have the innocene of a child,
the endurance of a camel, and the courage of lion.

Gan en.

Link terkait :
Artikel Kegiatan Bedah Buku
Artikel Kegiatan Bedah Buku
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.