Tema : DHARMA MASTER CHENG YEN BERCERITA
Bagian 1: Buddha Dan Para Muridnya
Bab 6: Pelajaran Nanda.
Pembicara : Livia Lie Sj
Tempat : Jing Si Book And Cafe, Pluit
Waktu : Kamis, 26 April 2012, Jam 19.00-21.00 WIB.
Jumlah peserta : 19 orang.
Suatu ketika Buddha keluar untuk Pindapata dan melewati istana kerajaan. Ketika Nanda melihat keagungan Buddha memberikan sebuah rasa hormat. Nanda langsung turun dari balkon dan beranjali memberi hormat kepada Buddha, lalu Buddha memberikan mangkuknya kepada Nanda dan berkata ‘’Ikuti saya’’. Nanda kemudian membawa mangkuk itu ke tempat dimana Buddha tinggal. Karena pengaruh suasana hening dari perkumpulan Sangha yang dirasakan, Nanda memutuskan untuk menjadi Bhiksu.
Namun hatinya tidak tenang dan setiap hari berpikir untuk kembali ke istana, karena masih diliputi oleh nafsu keinginan. Dalam Sangha ada 6 orang Bhiksu yang sering melanggar sila dan Nanda berteman dengan mereka yang mendorongnya untuk melanggar sila. Ketika Buddha melihat Nanda bersama 6 Bhiksu itu maka Buddha memanggilnya. Buddha membawa Nanda ke sebuah pasar yang ramai, dimana banyak banyak kios yang menjual daging dan ikan, ditanah juga banyak terdapat sampah berupa daun bekas pembungkus daging dan ikan. Buddha meminta Nanda mengambil dedaunan itu dan menciumnya, Nanda meraup dedaunan dan kemudian Buddha mengatakan kepada Nanda agar membuang dedaunan itu dan memintanya untuk mencium tangannya sendiri, ‘’tangan saya kotor dan berbau busuk’’kata Nanda. Buddha memintanya untuk membersihkan tangannya dengan rerumputan, tak perduli betapa kerasnya ia berusaha baunya tetap saja tercium.
Buddha berkata kepada Nanda, ‘’Kamu pernah menikmati kemewahan dan kesenangan duniawi didalam istanamu. Sekarang kamu berteman dengan 6 orang Bhiksu yang tidak mematuhi sila. Meskipun kamu belum memegangnya tetapi tanganmu tetap saja kotor. Bahkan saat kamu menggosok bersih tanganmu, baunya tetap saja ada’’. Mendengar hal ini Nanda merasa malu dan ingin bertobat, lalu Buddha berkata kepada Nanda agar membasuh tangannya ‘’mulai sekarang tangan itu janganlah menyentuh hal-hal yang kotor lagi’’.

Buddha menggunakan situasi dalam kehidupan sehari-hari untuk mengajarkan Nanda sebuah pelajaran dan membantunya menyadari kesalahannya.
Sharing Livia Shijie.

Pengaruh lingkungan sangatlah penting, kita bisa masuk ke Tzu Chi dan mengenal Tzu Chi sangatlah beruntung, orang yang belum kenal selalu merasa was-was. Kalau kita mendapatkan masalah adalah lebih bagus untuk bersikap terbuka, dan lebih baik mencari seseorang yang bisa membantu kita (Kalyana Mitta). Seperti sharing dari Xie Guo Xiang Shixiong relawan dari Taiwan, walaupun didapur hanya memotong sayur tetapi harus dipotong dengan ukuran yang sama. Ini seperti apa yang diinginkan oleh Master, kita jadi orang haruslah ada perkiraan jangan sampai kelewat batas.
Dulu orang sering mengambil jimat untuk keselamatan diri dan setiap hari kemana-mana dibawa. Di Tzu Chi pun ada jimat , yaitu: kata perenungan Master dan itu untuk pedoman dalam kehidupan kita.

Dalam ajaran-ajaran agama banyak hal yang dirasa bagaikan keajaiban (Gaib) yang tidak bisa diterima oleh akal (logika), seperti lautan yang bisa terbelah, 1 keping roti bisa dimakan untuk 5000 orang. Itu bukan hanya tulisan dan omongan tetapi benar-benar terjadi. Dulu orang tidak punya record (catatan pasti), tidak seperti sekarang. Tetapi Master merecord semuanya, melalui dokumentasi dari video, foto dan tulisan.
Sebagai umat awam bagaimana kita bisa menyingkapi atau menanggapi hal gaib seperti bisa dan keluar masuk ke alam surga atau neraka ini?
Sharing Livia Shijie.
Seseorang yang sudah mencapai kesadaran yang tinggi, ia bisa melepas tubuh dan pergi ke Neraka atau surga. Seperti neraka yang mempunyai 18 tingkatan, surga pun bukan hanya satu tetapi mempunyai banyak tingkatan. Sebenarnya kalau kita melatih pikiran kita menjadi jernih dan murni, kita juga bisa menjadi seperti itu, tetapi di zaman yang moderen seperti sekarang ini sangatlah sulit.
Dalam Tzu Chi pun kita melakukan pelatihan diri kedalam, membina diri dan meditasi. Master mengatakan bahwa meditas tidak hanya bisa dilakukan dengan duduk selama 3 atau 4 jam saja, tetapi meditasi bisa dengan melatih diri dalam masyarakat.
Sharing Djohan Kurnia Shixiong.
Ajaran => Bersumber dari Sang Buddha, karena Buddha mengajarkan dengan cara yang bervariasi.
Aliran => Bersumber dari Ajaran Buddha, tetapi karena ada yang mempunyai pemikiran yang sama mereka menjadi satu kelompok.
Dalam Buddhisme secara umum ada 2 aliran, yaitu:
Utara => Theravada (Hinayana), memahami penderitaan melalui ruang lingkup, masih bisa tumimbal lahir tetapi setelah melatih diri mencapai tingkatan Arahat, maka tidak mengalami tumimbal lahir.
Selatan => Mahayana, walaupun sudah mencapai tingkatan Arahat tetapi merasa percuma membebaskan diri, karena orang yang lainnya masih tidak tertolong (menderita). Seperti Khistigharba Bodhisattva yang mempunyai tekad menolong orang lain untuk mencaai penerangan, barulah ia mencapai penerangan.
Ada juga aliran Tanthayana yang berasal dari Tibet. Seseorang bisa mencapai tingkatan Sama Sambuddha, tetapi pelatihannya sangatlah berat sekali.
Kegaiban => Karena batin kita ada potensi dan kemampuan yang tak terbatas.
Manusia adalah produk budaya, karena menganggap hal yang ada adalah wajar dan kalau yang tidak ada menjadi ada, maka tidak bisa diterima dan akan dianggap gila. Zaman dulu hanya ada kuda lalu ada mesin uap dan sampai bisa terbang.
Batin adalah sumber daya yang tak terhingga, perubahan berawal dari hati dan keyakinan, kalau tidak ada keyakinan maka tidak akan bisa. Alam kehidupan lain memang ada, Bhiksu Maudgalyayana memiliki batin yang kuat maka ia bisa pergi ke neraka untuk mencari ibunya.
Dalam aliran Theravada ada 31 alam kehidupan, yaitu:
- Penderitaan (4 alam) => Setan kelaparan (Peta), Hewan, Asura (Siluman), Neraka (Nirya Bumi).
- Manusia (1 alam) => masih mengalami senang dan menderita.
- Surga Para Dewa (6 alam)
- Brahma Rupa (16 alam) => Masih memiliki bentuk Fisik.
- Brahma Arupa (4 alam) => Sudah tidak ada Jasmani (Fisik) karena batinnya sudah halus sekali .
- Alam yang masih mengalami tumimbal lahir (6 alam) => Penderitaan (4 alam), Manusia (1 alam), Dewa (1 alam).
- Alam Kesucian yang tidak lagi mengalami tumimbal lahir (4 alam) => Sawaka Buddha, Paceka Buddha, Bodhisattva, Sama Sambuddha (yang sudah mencapai pencerahan).
Sharing Po San Shixiong.
Ananda mau menerima kritikan dan mau bersyukur karena dikritik dengan keras. Dengan bersyukur dan melatih diri maka Ananda bisa mencapai kesucian Arahat. Dunia ini mengalami perubahan dari hanya berjalan kaki sampai naik kuda dan sekarang bisa terbang. Demikian juga batin kita mengalami perubahan, tetapi berubah kearah yang lebih baik.
Ada seorang bocah INDIGO (mempunyai kemampuan khusus), ketika ia ditanya apakah ada bencana yang lebih besar dari bencana yang sekarang sudah terjadi? Ia menjawab ada tetapi tidak akan mengatakannya, karena kalau ia mengatakannya maka akan terjadi bencana yang lebih besar lagi, orang akan panik dan membuat bencana yang lebih besar dari pada bencana yang sesungguhnya.
Jika kamu berkelakuan baik maka kehidupanmu akan menjadi baik.
Gan En.
Link terkait :
Undangan Final Kegiatan Bedah Buku
Undangan Draft Kegiatan Bedah Buku